SpO
2
digunakan untuk mengestimasi saturasi oksigen arteri per jumlah hemoglobin yang terdapat dalam darah SaO
2
.
36
2.8.2 Keterbatasan pulse oksimetri
Pulse oksimetri memiliki sejumlah keterbatasan yang dapat menyebabkan pembacaan tidak akurat. Pulse oksimetri mengukur SaO
2
yang fisiologis terkait dengan tekanan oksigen arteri PaO2 sesuai dengan kurva disosiasi HbO
2
. Karena kurva disosiasi HbO
2
memiliki bentuk sigmoid, pulse oksimetri relatif tidak sensitif dalam mendeteksi pengembangan hipoksemia pada pasien dengan tingkat dasar tinggi PaO
2
.
37
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kesalahan dalam perkiraan oleh pulse oksimeter meliputi konsentrasi arteri karboksihemoglobin HbCO dan methemoglobin
MetHb, kehadiran pewarna intravena, variabilitas LED, tingkat hipoksemia, pigmen kulit,dan respon sinyal. Keakuratan pengukuran ko-oksimeter dipengaruhi oleh
frekuensi instrumen, kalibrasi dan teknik pengambilan sampel darah. Dua komponen sebagaimana dicatat mengasumsikan, pulse oksimeter mampu membedakan hanya dua
hemoglobin HbO, dan Hb. Algoritma yang digunakan dalam pulseoksimetri menggabungkan kurva kalibrasi berasal dari studi di mana tingkat saturasi oksigen
arteri adalah 70. Selain itu, selama kondisi hipoksia, tingkat hemoglobin berkurang sangat besar sehingga dapat memperbesar kesalahan. Fanconi melaporkan penggunaan
pulse oksimetri selama episode hipoksemia pada 9 penelitian dan menemukan hasil yang beragam. Secara keseluruhan, hanya sedikit pulseoksimeters yang berkinerja yang
baik pada tingkat saturasi oksigen kurang dari 70. Selain itu, menurut Technology Assessment Task Force of the Society of Critical Care Medicine dan AARC menduga
bahwa untuk tingkat SaO
2
kurang dari 80 pembacaan pulse oksimetri kurang akurat
Universita Sumatera Utara
karena oksihemoglobin dan deoksihemoglobin hampir sama warnanya pada tingkat kejenuhan saturasi.
38,39,40
Ketika perfusi jaringan perifer buruk, sinyal dari aliran darah akan terganggu. Dengan demikian, jika pulsa perifer tidak ada cardiac arrest atau amplitudo rendah
hipovolemia, hipotensi, hipotermia, edema perifer, alpha-adrenergik infus, syok kardiogenik, atau bypass jantung, pembacaan pulse oksimetri akan terputus-putus atau
tidak muncul.
38,40,41
Tabel 1. Keterbatasan pulseoksimetri. Kondisi
Permasalahan SpO
2
Pulse oksimetri dapat berlebihan dalam menilai saturasi oksigen, terutama pada kulit berpigmen gelap
80 Rendahnya perfusi seperti pada
hipotensi, hipovolemia, cuaca dingin, atau gagal jantung
Dapat mengakibatkan mesin tidak dapat membaca hasil
Anemia Pengiriman oksigen ke jaringan tidak memadai, tetapi
SpO
2
Paparan karbon monoksida normal
Karbon monoksida berikatan dengan hemoglobin, sehingga transportasi oksigen tidak memadai meskipun
Sedang memakai obat retroviral pembacaan pulse oksimetri normal
Mempengaruhi ikatan oksigen dengan hemoglobin
Pergerakan pasien, pasien menggigil, aritmia jantung
Pulse oksimetri mungkin tidak dapat mengidentifikasi sinyal secara memadai
Penggunaan cat kuku, kotor, kuku palsu
Dapat menyebabkan kesalahan pembacaan atau tidak mampu membaca
Penyakit sickle sel Dapat mengacaukan hasil terutama pada anak-anak
Universita Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian