Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Sales Forces Hubungan Kepuasan Kerja Dengan Kinerja Sales Forces

2.1.4. Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Sales Forces

Motivasi kerja sangat dibutuhkan untuk meningkatkan suatu aktivitas kerja, keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai sebagian besar bergantung kepada motivasi karyawan untuk melaksanakan pekerjaannya, dengan motivasi kerja yang tinggi, seseorang pekerja akan selalu berusaha dengan seluruh kemampuannya untuk memperoleh hasil kerja yang terbaik. Menurut Prabu 2002:67, faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan ability dan faktor motivasi motivation. Menurut Wirawan 2009:7, makin tinggi faktor internal pegawai, yang terdiri dari faktor bawaan dari lahir bakat, sifat pribadi, serta keadaan fisik dan kejiwaan dan faktor yang diperoleh ketika ia berkembang etos kerja, displin kerja, motivasi kerja, semangat kerja, sikap kerja, stres kerja, keterlibatan kerja, kepemimpinan, kepuasan kerja dan keloyalan, maka makin tinggi pula kinerja pegawai. Sebaliknya, makin rendah faktor-faktor tersebut, makin rendah pula kinerjanya, maka bisa dikatakan bahwa motivasi kerja dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan Koesmono 2005 motivasi berpengaruh terhadap kinerja secara positif. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Tjahjono dan Gunarsih dalam penelitiannya menyatakan bahwa motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai. Hartati 2005 dalam penelitiannya pun menyatakan hal serupa yaitu motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

2.1.5. Hubungan Kepuasan Kerja Dengan Kinerja Sales Forces

Pada dasarnya seseorang dalam bekerja akan merasa nyaman dan tinggi kesetiannya pada perusahaan apabila dalam bekerjanya memperoleh kepuasan kerja sesuai dengan apa yang diinginkan. Kepuasan kerja merupakan suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pegawai dan banyaknya yang mereka yakini dan apa yang seharusnya mereka terima Robbins, 2001:24. Wexley dan Yukl 1977 dalam Prabu 2002:117, mendefinisikan kepuasan kerja adalah “the way an employee feels about his or her job” cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya. Davis dan Newstrom 1996:105, mendefinisikan kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Ivancevich, Konopaske dan Matteson 2007:186, mendefinisikan kepuasan kerja adalah suatu sikap yang dimiliki pekerja mengenai pekerjaan mereka. Hal ini dihasilkan dari persepsi mereka mengenai pekerjaan. Hasibuan 2009:202, mendefinisikan kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Tolak ukur tingkat kepuasan yang mutlak tidak ada karena setiap individu karyawan berbeda standar kepuasannya. Indikator kepuasan kerja hanya diukur dengan kedisiplinan, moral kerja dan turnover kecil maka secara relatif kepuasan kerja karyawan baik. Sebaliknya jika kedisiplinan, moral kerja dan turnover karyawan besar maka kepuasan kerja karyawan di perusahaan kurang Hasibuan, 2009:202. Kepuasan kerja karyawan dipengaruhi faktor-faktor berikut Hasibuan, 2009:203: a. Balas jasa yang adil dan layak b. Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian c. Berat ringannya pekerjaan d. Suasana dan lingkungan pekerjaan e. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber f. Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya g. Sifat pekerjaan monoton atau tidak Kepuasan kerja dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu Prabu, 2002:120: a. Faktor pegawai, yaitu kecerdasan IQ, kecakapan khusus, umur, jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian, emosi, cara berpikir, persepsi dan sikap kerja. b. Faktor pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat golongan, kedudukan, mutu pengawasan, jaminan finansial, kesempatan promosi jabatan, interaksi sosial dan hubungan kerja. Faktor-faktor yang mendorong kepuasan kerja terdiri dari Robbin, 2001:149: a. Kerja yang secara mental menantang b. Ganjaran atau imbalan yang pantas c. Kondisi kerja yang mendukung d. Rekan kerja yang mendukung e. Kesesuaian antara kepribadian-pekerjaan Ketidakpuasan karyawan dapat dinyatakan dengan sejumlah cara misalnya, daripada berhenti, karyawan dapat mengeluh, tidak patuh, mencuri milik organisasi atau menggelakkan sebagian dari Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber tanggung jawab kerja mereka. Karyawan dapat merespon ketidakpuasan Robbins, 2001:154, sebagai berikut: a. Eksit: Ketidakpuasan yang diungkapkan lewat perilaku yang diarahkan untuk meninggalkan organisasi. b. Suara: Ketidakpuasan yang diungkapkan dengan usaha aktif dan konstruktif untuk memperbaiki kondisi. c. Kesetiaan: Ketidakpuasan yang diungkapkan secara pasif menunggu membaiknya kondis. d. Pengabaian: Ketidakpuasan yang dinyatakan dengan membiarkan kondisi memburuk. Kepuasan kerja sifatnya sangat pribadi dan tidak mudah untuk mengukurnya, namun sikap puas atau tidak puas karyawan dapat dilihat dari sejauh mana perusahan atau organisasi dapat memenuhi kebutuhan karyawan, bila terjadi keserasian antara kebutuhan karyawan dengan apa yang diberikan perusahan, maka tingkat kepuasan yang dirasakan karyawan akan tinggi, dan sebaliknya. Kepuasan kerja merupakan kunci pendorong moral, kedisplinan dan prestasi kerj atau kinerja karyawan dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan. Seorang individu akan memiliki kinerja yang baik apabila mereka mencapai kepuasan dalam bekerja. Karyawan dengan kepuasan kerja yang tinggi lebih memberikan perhatian mereka Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber untuk mencapai tujuan organisasi sedangkan karyawan dengan kepuasan kerja yang rendah cenderung memberikan perhatian yang rendah terhadap pencapaian tujuan organisasi. Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Pengertian kinerja prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya Prabu, 2002:67. Wirawan 2009:5, mendefinisikan kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Menurut Mangkuprawira dan Vitalaya 2007:160, kinerja dapat ditunjukkan oleh hal-hal berikut: a. Derajat keberhasilan proses produksi sangat bergantung pada kedisiplinan kerja, kehadiran kerja, motivasi kerja, kebersamaan tim dan keharmonisan hubungan atasan-bawahan. b. Hasil karya berupa tangible produktivitas dan intangible kepuasan kerja. c. Pendapatan meningkat atau menurun atau tetap. d. Karir meningkat atau menurun atau tetap. e. Kesejahteraan karyawan meningkat atau menurun atau tetap. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Kinerja dipengaruhi oleh beberapa faktor Mangkuprawira dan Vitalaya, 2007:160, yaitu: a. Faktor intrinsik karyawan mencakup aspek mutu karyawan yang berupa pendidikan, pengalaman, motivasi, kesehatan, usia, keterampilan emosi dan spiritual. b. Faktor ekstrinsik karyawan mencakup lingkungan kerja fisik dan non fisik, kepemimpinan, komunikasi vertical dan horizontal, kompensasi, kontrol berupa penyeliaan, fasilitas, pelatihan, beban kerja, prosedur kerja, sistem imbalan, hukuman, dan sebagainya. Menurut Bernardin dan Russel 1993 dalam Natalia Kosasih dan Sri Budiani 2007:81-82, terdapat 6 kriteria untuk menilai kinerja karyawan, yaitu: a. Quality Tingkatan dimana proses atau penyesuaian pada cara yang ideal di dalam melakukan aktifitas atau memenuhi aktifitas yang sesuai harapan. b. Quantity Jumlah yang dihasilkan diwujudkan melalui nilai mata uang, jumlah unit, atau jumlah dari siklus aktifitas yang telah diselesaikan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber c. Timeliness Tingkatan di mana aktifitas telah diselesaikan dengan waktu yang lebih cepat dari yang ditentukan dan memaksimalkan waktu yang ada untuk aktifitas lain. d. Cost effectiveness Tingkatan dimana penggunaan sumber daya perusahaan berupa manusia, keuangan, dan teknologi dimaksimalkan untuk mendapatkan hasil yang tertinggi atau pengurangan kerugian dari tiap unit. e. Need for supervision Tingkatan dimana seorang karyawan dapat melakukan pekerjaannya tanpa perlu meminta pertolongan atau bimbingan dari atasannya. f. Interpersonal impact Tingkatan di mana seorang karyawan merasa percaya diri, punya keinginan yang baik, dan bekerja sama di antara rekan kerja. Kinerja pegawai atau karyawan merupakan hasil sinergi dari sejumlah faktor lihat gambar 2.6. faktor-faktor tersebut adalah faktor lingkungan internal organisasi, faktor lingkungan eksternal, dan faktor internal pegawai atau karyawan Wirawan, 2009:7. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Lingkungan Eksternal: · Kehidupan ekonomi · Kehidupan politik · Kehidupan sosial · Budaya dan Agama · Kompetitor Lingkungan Internal Organisasi: · Visi, misi dan tujuan organisasi · Kebijakan organisasi · Bahan mentah · Teknologi robot, sistem produksi dan sebagainya · Strategi organisasi · Sistem manajemen · Kompensasi · Kepemimpinan · Modal · Budaya organisasi · Iklim organisasi · Teman sekerja Faktor Internal Karyawan: · Bakat dan sifat pribadi · Kretivitas · Pengetahuan dan Keterampilan · Kompetensi · Pengalaman kerja · Keadaan fisik · Keadaan psikologi Perilaku kerja karyawan: · Etos kerja · Displin kerja · Motivasi kerja · Semangat kerja · Sikap kerja · Stres kerja · Keterlibatan kerja · Kepemimpinan · Kepuasan kerja · Keloyalan Kinerja Karyawan Kinerja Organisasi Gambar 2.5: Pengaruh Lingkungan Internal dan Eksternal Terhadap Perilaku Kerja Pegawai atau Karyawan Sumber: Wirawan 2009:7 Uraian-uraian mengenai kepuasan kerja dan kinerja karyawan di atas menunjukkan bahwa kedua hal atau variabel tersebut memiliki hubungan. Menurut Wirawan 2009:7, makin tinggi faktor internal pegawai, yang terdiri dari faktor bawaan dari lahir bakat, sifat pribadi, serta keadaan fisik dan kejiwaan dan faktor yang diperoleh ketika ia berkembang etos kerja, displin kerja, motivasi kerja, semangat kerja, sikap kerja, stres kerja, keterlibatan kerja, kepemimpinan, kepuasan kerja dan keloyalan, maka makin tinggi pula kinerja pegawai. Sebaliknya, makin rendah faktor-faktor tersebut, makin rendah pula kinerjanya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Penelitian terdahulu yang dilakukan Koesmono 2005, Brahmasari dan Suprayetno 2008, menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja secara positif. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja sales forces.. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber

2.2. Model Konseptual dan Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja: studi kasus pada kantor Kecamatan Cisauk Kabupaten Tangerang.

4 76 124

ngaruh Gaya Kepemimpinan, Kepuasan Kerja Dan Prestasi Kerja Terhadap Kinerja Perusahaan Pada PT. Batara Titian Kencana (X-Trans) Bandung

0 5 1

PENGARUH MOTIVASI KERJA, GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI MEDIASI PADA PT HUMAIRA SEMARANG.

0 4 1

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (Studi pada Pegawai RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri).

0 4 17

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (Studi pada Pegawai RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri).

0 3 19

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN Pengaruh Motivasi Kerja Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pt Deltomed Di Wonogiri.

0 2 17

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN Pengaruh Motivasi Kerja Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pt Deltomed Di Wonogiri.

0 1 15

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA MANAJER PADA PT POS INDONESIA SURABAYA SELATAN.

4 12 90

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA MANAJER PADA PT POS INDONESIA SURABAYA SELATAN SKRIPSI

0 0 17

Peran Gaya Kepemimpinan, Motivasi, Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Sales Forces (Studi Pada PT. Asta Kencana Cemerlang di Surabaya)

0 1 24