Pembentuk Variabel Laten Pembahasan

4.3.8. Analisis Unidimensi First Order Tabel 4.18: Unidimensi First Order

Regression Weights Ustd Std Estimate Estimate Prob. X11 -- Kepemimpinan 0,342 0,501 0,000 X12 -- Kepemimpinan 0,477 0,698 0,000 X21 -- Motivasi 0,318 0,391 0,000 X22 -- Motivasi 0,648 0,710 0,000 X23 -- Motivasi 0,332 0,519 0,000 X25 -- Motivasi 0,290 0,398 0,000 Y1 -- Kepuasan_Kerja 1,000 0,415 0,000 Y2 -- Kepuasan_Kerja 0,704 0,316 0,010 Y3 -- Kepuasan_Kerja 1,724 0,759 0,000 Y4 -- Kepuasan_Kerja 1,710 0,771 0,000 Z1 -- Kinerja_ Sales Forces 1,000 0,578 0,000 Z2 -- Kinerja_ Sales Forces 1,161 0,494 0,000 Z3 -- Kinerja_ Sales Forces 0,495 0,192 0,047 Z4 -- Kinerja_ Sales Forces 1,234 0,726 0,000 Sumber: data diolah

4.4. Pembahasan

4.4.1. Pembentuk Variabel Laten

Dari frekuensi jawaban setuju dan sangat setuju dan hasil uji validitas pada tabel 4.10 diatas, dapat dilihat bahwa angka frekuensi menunjukkan persepsi responden saat penelitian dan angka faktor loading menunjukkan pembentuk variabel laten atau apa yang seharusnya dilakukan kedepan, jika angka frekuensi sama besarnya dengan faktor loading berarti kedepan indikator angka terbesar lebih diintensifkan, apabila sebaliknya maka ke depan indikator faktor loading terbesar menjadi tumpuan perubahan kebijakan di PT. Asta Kencana Cemerlang. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Nilai frekuensi masing-masing indikator dan faktor loadingnya dari setiap variabel laten dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.19: Frekuensi dan Faktor Loading Gaya Kepemimpinan Indikator Frekuensi Faktor Loading X1.1 Kepemimpinan Transaksional 115 0,501 X1.2 Kepemimpinan Transformasional 80 0,698 Sumber: data diolah Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa indikator dari gaya kepemimpinan yang memiliki frekuensi dominan yaitu X1.1 kepemimpinan transaksional sebesar 115, sedangkan perhitungan faktor loading menunjukan indikator X1.2 kepemimpinan transformasional lebih dominan dengan nilai 0,698. Hal ini menunjukan pada saat penelitian dilakukan, responden atau sales forces PT. Asta Kencana Cemerlang memiliki persespsi bahwa pemimpin distributor PT. Asta Kencana Cemerlang menerapkan gaya kepemimpinan transaksional yaitu pemimpin yang memandu atau memotivasi pengikut mereka ke arah tujuan-tujuan yang ditetapkan dengan memperjelas peran dan tuntutan tugas, sedangkan kedepannya yang harus diintensifkan adalah gaya kepemimpinan transformasional yaitu pemimpin yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber memberikan perhatian dan rangsangan intelektual yang diindividualkan, dan yang memiliki karisma. Perbedaan nilai frekuensi dengan faktor loading secara empirik disebabkan sales forces menginginkan pimpinan distributor PT. Asta Kencana Cemerlang memberikan arahan dan memperjelas peran serta tugas mereka, namun di sisi lain mereka menginginkan pimpinan distributor PT. Asta Kencana Cemerlang dapat memberikan perhatian secara individual dan dapat membantu memecahkan masalah dengan rasional, teliti serta cerdas. Dibandingkan dengan kepemimpinan transaksional, kepemimpinan transformasional lebih erat dengan tingkat keluarnya karyawan yang rendah, produktivitas yang tinggi, dan kepuasan karyawan yang lebih besar Robbins, 2002:28. Tabel 4.20: Frekuensi dan Faktor Loading Motivasi Indikator Frekuensi Faktor Loading X2.1 Kebutuhan Fisiologisfisik 28 0,391 X2.2 Kebutuhan Keamanan dan Rasa Aman 44 0,710 X2.3 Kebutuhan Sosial 106 0,519 X2.5 Kebutuhan Aktualisasi diri 93 0,398 Sumber: data diolah Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa indikator dari motivasi yang memiliki frekuensi dominan adalah X2.3 kebutuhan sosial sebesar 106, sedangkan perhitungan faktor Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber loading menunjukan indikator X2.2 kebutuhan keamanan dan rasa aman lebih dominan dengan nilai 0,710. Hal ini menunjukan pada saat penelitian dilakukan, responden atau sales forces PT. Asta Kencana Cemerlang memiliki persepsi bahwa kebutuhan sosial membina hubungan yang akrab antar rekan kerja merupakan indikator yang bisa memotivasi, sedangkan kedepannya meningkatkan kebutuhan keamanan dan rasa aman PT. Asta Kencana Cemerlang sebagai distributor Tupperware memberikan kepastian ketersediaan barang harus lebih diintensifkan. Perbedaan nilai frekuensi dengan faktor loading secara empirik disebabkan karena sales forces PT. Asta Kencana Cemerlang merasa perlu membina hubungan yang akrab antar rekan kerja agar dapat bekerjasama memenuhi targetchallenge, namun disisi lain mereka membutuhkan jaminan ketersediaan barang agar dapat melakukan transaksi dengan konsumen. Tabel 4.21: Frekuensi dan Faktor Loading Kepuasan Kerja Indikator Frekuensi Faktor Loading Y1 Pekerjaan yang menantang 93 0,415 Y2 Imbalan yang pantas 55 0,316 Y3 Kondisi kerja 85 0,759 Y4 Hubungan kerja 93 0,771 Sumber: data diolah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa indikator dari kepuasan kerja yang memiliki frekuensi dominan yaitu Y1 pekerjaan yang menantang dan Y4 hubungan kerja masing- masing sebesar 93, sedangkan perhitungan faktor loading menunjukan indikator Y3 kondisi kerja lebih dominan dengan nilai 0,759. Hal ini menunjukkan pada saat penelitian dilakukan, responden atau sales forces PT. Asta Kencana Cemerlang berpersepsi pekerjaan yang dikerjakan merupakan pekerjaan menantang dan hubungan kerja dengan rekan kerja baik, sedangkan kedepannya menciptakan kondisi kerja yang lebih kondusif harus lebih diintensifkan. Perbedaan nilai frekuensi dengan faktor loading secara empirik disebabkan sales forces PT. Asta Kencana Cemerlang merasa saat harus memenuhi targetchallenge merupakan hal yang menantang dan agar terwujud mereka harus membina hubungan baik dengan rekan kerja, namun akan menjadi lebih baik jika didukung dengan kondisi kerja yang kondusif. Menurut Robbins 2001:150, karyawan peduli akan kondisi kerja atau lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas yang baik. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Tabel 4.22: Frekuensi dan Faktor Loading Kinerja Sales Forces Indikator Frekuensi Faktor Loading Z1 Quality 76 0,578 Z2 Quantity 48 0,494 Z3 Need for supervision 10 0,192 Z4 Interpersonal impact 119 0,726 Sumber: data diolah Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa indikator dari kinerja sales forces yang memiliki frekuensi dominan adalah Z4 interpersonal impact sebesar 119, sedangkan perhitungan faktor loading pun menunjukan indikator Z4 interpersonal impact lebih dominan dengan nilai 0,726. Kondisi ini menunjukkan saat kinerja sales forces PT. Asta Kencana Cemerlang positif maka meningkatkan hubungan dengan rekan kerja interpersonal impact merupakan hal yang ingin dilakukan dan kedepannya akan lebih diintensifkan. Sales forces PT. Asta Kencana Cemerlang merasa perlu untuk meningkatkan hubungan dengan rekan kerja karena dengan memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja maka diharapkan kinerja sales forces baik kualitas maupun kuantitas dapat terpenuhi. Dengan adanya kerjasama yang baik dengan rekan kerja, sales forces PT. Asta Kencana Cemerlang berharap bisa lebih dapat meningkatkan kinerjanya baik secara kualitas maupun kuantitas. Menurut Danim 2004:24, Hubungan manusiawi human relation dianggap penting dalam mencapai tujuan organisasi, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber terutama untuk melaksanakan tugas-tugas atau pekerjaan secara baik

4.4.2. Hubungan Antar Variabel Laten

Dokumen yang terkait

Pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja: studi kasus pada kantor Kecamatan Cisauk Kabupaten Tangerang.

4 76 124

ngaruh Gaya Kepemimpinan, Kepuasan Kerja Dan Prestasi Kerja Terhadap Kinerja Perusahaan Pada PT. Batara Titian Kencana (X-Trans) Bandung

0 5 1

PENGARUH MOTIVASI KERJA, GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI MEDIASI PADA PT HUMAIRA SEMARANG.

0 4 1

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (Studi pada Pegawai RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri).

0 4 17

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (Studi pada Pegawai RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri).

0 3 19

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN Pengaruh Motivasi Kerja Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pt Deltomed Di Wonogiri.

0 2 17

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN Pengaruh Motivasi Kerja Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pt Deltomed Di Wonogiri.

0 1 15

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA MANAJER PADA PT POS INDONESIA SURABAYA SELATAN.

4 12 90

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA MANAJER PADA PT POS INDONESIA SURABAYA SELATAN SKRIPSI

0 0 17

Peran Gaya Kepemimpinan, Motivasi, Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Sales Forces (Studi Pada PT. Asta Kencana Cemerlang di Surabaya)

0 1 24