9
oleh program Keluarga Berencana ini merupakan solusi pintar dan yang paling tepat bagi kaum perempuan, khususnya bagi para ibu-ibu.
http:gatra.comartikel.phpid=123192 .
Sedangkan pemilihan kota Surabaya sebagai lokasi penelitian dikarenakan Surabaya merupakan ibukota Jawa Timur dimana terjadi banyak
terjadi urbanisasi dari desa ke kota dan selain itu kota Surabaya merupakan kota metropolitan kedua di Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup
padat. Provinsi Jawa Timur sangat berpotensial untuk terjadinya ledakan penduduk mengingat masih banyaknya penduduk usia produktif yang tidak
bersedia mengikuti program Keluarga Berencana KB. Pasangan usia produktif yang sangat tinggi di Jawa Timur yakni usia 15-35 tahun.
http:regional.kompas.comread2011030416382631KB.Gagal.Jatim.Leda kan.Penduduk
. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti ingin mengetahui persepsi ibu-
ibu di Surabaya terhadap isi slogan “Dua Anak Lebih Baik” dalam iklan layanan masyarakat program Keluarga Berencana di media Televisi.
1.2 Perumusan Masalah
Dari uraian diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini yakni mengenai bagaimana persepsi ibu-ibu di Surabaya terhadap isi slogan “Dua
Anak Lebih Baik” dalam iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana di media televisi ?
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini yakni untuk mengetahui bagaimanakah persepsi dari ibu-ibu di Surabaya terhadap isi slogan “Dua Anak Lebih Baik”
dalam iklan layanan masyarakat program Keluarga Berencana di media televisi.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan guna baik secara teoritis maupun secara praktis.
1. Kegunaan teoritis yakni untuk dapat menambah wacana serta memberikan
informasi dan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu komunikasi sebagai bahan masukan maupun referensi untuk penelitian selanjutnya.
2. Kegunaan praktis yakni untuk dapat memberikan masukan pada Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional sebagai lembaga Non Departement Indonesia sebagai lembaga yang menaungi serta
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Keluarga Berencana agar dapat mendukung keberhasilan dari program Keluarga Berencana.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Persepsi
Persepsi adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh gambaran mengenai sesuatu melalui pemilihan, pengolahan,
dan pengertian informasi tentang sesuatu tersebut. Tindakan seseorang akan sesuatu hal banyak dipengaruhi oleh hal tersebut.
Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2001:167 mendefinisikan persepsi adalah suatu proses internal yang
memungkinkan kita untuk memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita dan proses tersebut mempengaruhi
perilaku kita. Persepsi merupakan inti dari komunikasi. Persepsi disebut inti dari komunikasi karena jika persepsi kita tidak akurat maka tidak akan
memungkinkan berkomunikasi secara efektif. Persepsilah yang menentukan kita memiliki suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain.
Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antar individu, dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya
ataupun kelompok identitas. Berikut ini beberapa pengertian persepsi yang didefinisikan oleh beberapa pakar komunikasi untuk memperjelas
pengertian persepsi, antara lain :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
John R. Wenburgdan William W. Wilmot “Persepsi dapat didefinisikan sebagai cara organism memberikan makna”.
Rudolf R. Verdeber “Persepsi adalah proses menafsirkan informasi indrawi”.
J. Cohen “Persepsi didefinisikan sebagai interpretasi bermakna atas sensasi sebagai
representative objek eksternal.Persepsi adalah pengetahuan yang tampak mengenai apa yang ada diluar sana”.
Brian Fellows “Persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organism menerima
dan menganalisis informasi”. Kenneth A. Sereno dan Edward M. Bodaken
“Persepsi adalah proses mental yang digunakan untuk mengenali rangsangan”.
Joseph A. DeVito “Persepsi adalah proses dengan mana kita menjadi sadar akan banyaknya
stimulus yang mempengaruhi indera kita”. Mulyana, 2001:167-168
Pengertian-pengertian persepsi diatas pada dasarnya telah disimpulkan oleh Mulyana dengan baik, seperti yang telah dituliskan
sebelumnya. Dari pengertian-pengertian persepsi diatas juga diketahui bahwa persepsi merupakan inti dari komunikasi, sedangkan penafsiran
atau interpretasi inti dari persepsi yang identik dengan penyandian balik
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
decoding dalam proses komunikasi. Liliweri dalam Dasar-dasar
Komunikasi Antar Budaya 2003:137 menyatakan bahwa persepsi yang dimiliki seseorang adalah frame of reference seseorang yang menjadi
saringan untuk menyaring pesan yang dikirim dan disandi balik. Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi tidak akurat maka tidak akan
tercipta pula komunikasi yang efektif. Persepsilah yang menentukan seseorang memilih suatu pesan danm mengabaikan pesan yang lain. Dapat
disimpulkan secara sederhanabahwa untuk membentuk persepsi, setiap individu melakukan proses memilih, mengorganisasikan, serta
menginterpretasikan sebagai stimuli yang diterimanya mengenai suatu hal, yang selanjutnya mengungkapkan pandangan, pendapat, ataupun
tanggapan mengenai hal tersebut. Penilaian masyarakat terhadap suatu merk produk ataupun jasa
layanan dapat bersifat positif maupun negatif. Hal ini tergantung pada individu masyarakat dalam mempersiapkan jasa pelayanan ataupun produk
yang ditawarkan dibandingkan dengan harapan konsumen yang seharusnya mereka dapat. Bila dalam kenyataan sama dengan yang
diharapkan maka masyarakat akan memberikan nilai yang positif, sebaliknya apabila pada kenyataannya tidak sesuai dengan apa yang
masyarakat dapat maka nilai negatiflah yang akan timbul sebagai persepsi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
2.1.2 Jenis Persepsi
Menurut Dedy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2001:171, pada dasarnya persepsi manusia terbagi menjadi
dua, yaitu : 1.
Persepsi terhadap objek lingkungan fisik Persepsi tiap orang dalam menilai suatu objek atau lingkungan fisik
tidak selalu sama. Terkadang dalam mempersepsikan lingkungan fisik, seseorang dapat melakukan kekeliruan, sebab terkadang indera
seseorang menipu diri orang tersebut. Hal tersebut disebabkan karena: a.
Kondisi yang mempengaruhi pandangan seseorang, seperti keadaan cuacayang membuat fatamorgana, pembiasan cahaya seperti dalam
peristiwa ketika seseorang melihat bahwa tongkat yang dimasukkan ke dalanm air terlihat bengkok padahal sebenarnya
tongkat tersebut lurus. Hal inilah yang disebut dengan ilusi. b.
Latar belakang pengalaman yang berbeda antara seseorang dengan orang lain.
c. Budaya yang berbeda.
d. Suasana psikologis yang berbeda juga membuat perbedaan
persepsi sesorang dengan orang lain dalam mempersepsi suatu objek.
2. Persepsi terhadap manusia atau persepsi sosial
Persepsi sosial adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian yang dialami seseorang dalam lingkungan orang tersebut.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
Menurut Brehm dan Kassin, persepsi sosial adalah penilaian-penilaian yang terjadi dalam upaya manusia memahami orang lain. Persepsi
sosial dikatakan lebih sulit dan kompleks disebabkan karena : a.
Manusia bersikap dinamis oleh karena itu persepsi terhadap manusia dapat berubah dari waktu ke waktu, dan lebih cepat dari
pada persepsi terhadap objek. b.
Persepsi sosial tidak hanya menanggapi sifat-sifat yang tampakdari luar namun juga sifat-sifat atau alas an-alasan internalnya.
c. Persepsi sosial bersifat interaktif karena pada saat seseorang
mempersepsi orang lain, orang lain tersebut tidak diam saja melainkan ikut mempersepsi orang tersebut. Mulyana, 2001:176
2.1.3 Komponen Persepsi
Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa inti dari komunikasi adalah persepsi, sedangkan inti dari persepsi adalah interpretasi atau
penafsiran.Berikut ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan persepsi selain dari penafsiran itu sendiri. Hal-hal yang berhubungan
dengan persepsi atau komponen dari persepsi antara lain : 1.
Penginderaan sensasi Penginderaan dapat ditangkap melalui alat-alat indera kita antara lain :
a. Mata sebagai indera penglihatan menyampaikan pesan nonverbal
ke otak untuk diinterpretasikan. Otak menerima kira-kira dua pertiga pesan melalui rangsangan visual sehingga dapat dikatakan
penglihatan sebagai indera yang paling penting.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
b. Telinga sebagai indera pendengaran juga menyampaikan pesan
nonverbal ke otak untuk ditafsirkan dan suara ini dapat diterima dari semua arah.
c. Hidung sebagai indera penciuman.
d. Kulit sebagai indera peraba.
e. Lidah sebagai indera pengecap maupun perasa.
f. Hidung, kulit, serta lidah juga memiliki peranan penting dalam
persepsi dan komunikasi. 2.
Atensi Dalam proses persepsi, atensi sangat tidak terelakkan sebab sebelum
seseorang merespon atau menafsirkan kejadian atau rangsangan apapun, orang tersebut terlebih dahulu memperhatikan kejadian atau
rangsangan tersebut. Dalam hal ini rangsangan yang menarik perhatian seseorang akan dianggap lebih penting oleh orang tersebut, dari pada
rangsangan yang tidak menarik perhatiannya. Rangsangan yang tidak menarik perhatiaan seseorang akan cenderung diabaikan oleh orang
tersebut. 3.
Interpretasi Interpretasi pesan yang siperoleh seseorang melalui salah satu atau
lebih indera orang tersebut merupakan tahap terpenting dalam proses persepsi. Namun tidak semua pesan atau rangsangan yang ditangkap
oleh indera seseorang akan diinterpretasi semuanya oleh orang tersebut, karena berbagai alasan antara lain : tidak sesuai dengan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
kepentingannya, keterbatasan kemampuan panca indera dalam menangkap rangsangan yang terlampau banyak dalam satu waktu yang
sama, dan tidak semua rangsangan memiliki daya tarik yang sama bagi orang tersebut. Mulyana, 2001:168-170
Tubbs dan Moss dalam Human Communication 2003:39-40 mengatakan bahwa komponen persepsi terdiri dari seleksi atau selektif,
organisasi dan penafsiran. Persepsi adalah suatu proses aktif dimana setiap orang memperhatikan, mengorganisasikan, dan menafsirkan
semua pengalamannya secara selektif. Pemilihan stimuli tersebut bergantung pada minat, motivasi, keinginan, dan harapan. Manusia
cenderung mengorganisasikan stimuli secara efektif, berarti bahwa stimuli diurutkan dan disajikan dalam sebuah gambaran yang
menyeluruh, lengkap dan dapat diindera. Stimuli dipersepsi dan diorganisasi secara selektif, selanjutnya stimuli ditafsirkan secara
selektif pula. Artinya stimuli diberi makna secara unik oleh orang yang menerimanya sesuai masa lalu, asumsi perilaku, suasana hati, dan
harapan orang tersebut. Oleh Mulyana 2001:169 dikatakan bahwa tiga tahap atau komponen persepsi baik sensasi, atensi, dan interpretasi
atau seleksi mencakup sensasi dan dan atensi, organisasi dan intrerpretasi pada dasarnya adalah sama.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
2.1.4 Karakter Persepsi
Menurut Busch dan Houston 1985 yang dikuti oleh Ujang Sumarwan 2000:113, karakteristik persepsi dapat didefinisikan sebagai
berikut : 1.
Bersifat selektif Manusia mempunyai keterbatasan dalam hal kapasitas atau
kemampuan mereka dalam proses semua informasi dari lingkungan. Seseorang pasti berhadapan dengan sub kumpulan yang terbatas dari
objek-objek atau peristiwa-peristiwa yang banyak sekali dalam lingkungan mereka. Masyarakat cenderung memperhatikan aspek
lingkungan yang berhubungan dengan urusan pribadi mereka.Mereka mengesampingkan urusan-urusan lain yang tidak berkaitan dengan
urusan pribadi mereka. 2.
Teroganisir dan teratur Suatu perangsang atau pendorong tidak bisa dianggap terisolasi dari
perangsang lain. Rangsangan-rangsangan dikelompokkan ke dalam suatu pola atau informasi yang membentuk keseluruhan.Jadi ketika
seseorang memperhatikan sesuatu, perangsang harus berusaha untuk mengatur.Stimulus adalah apa yang dirasakan dan arti yang terdapat
didalamnya adalah fungsi dari perangsang atau pendorong itu sendiri. 3.
Subyektif Persepsi merupakan fungsi faktor pribadi hal-hal yang berasal dari sifat
penikmat atau perasa, kebutuhan, nilai-nilai, motif, pengalaman, masa
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
lalu, pola piker, dan kepribadian seseorang dalam individu memainkan suatu peran dalam persepsi.
2.1.5 Hal-hal Yang Mempengaruhi Persepsi
Mulyana dalam Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2001:176 mengatakan bahwa setiap orang memiliki gambaran yang berbeda
mengenai realitas di sekelilingnya. Berikut ini beberapa prinsip penting mengenai persepsi terutama yang berkaitan dengan persepsi sosial, yang
dapat dikatakan bahwa prinsip-prinsip ini mempengaruhi persepsi yang dilakukan manusia antara lain :
1. Persepsi berdasarkan pengalaman
Pola-pola perilaku manusia berdasarkan persepsi mereka mengenai realitas sosial yang telah dipelajari sebelumnya.Menurut Gudy Kunst
dan Kim dalam Mulyana 2001:158 bahwa persepsi manusia terhadap seseorang, objek atau kejadian dan reaksi mereka terhadap hal-hal itu
berdasarkan pengalaman dan pembelajaran masa lalu mereka bergkaitan dengan orang, objek atau kejadian yang serupa. Ketiadaan
pengalaman terdahulu dalam menghadapi suatu objek jelas akan membuat seseorang akan menafsirkan objek tersebut berdasarkan
dugaan semata atau pengalaman yang mirip. Hal tersebut membuat seseorang terbiasa merespon suatu objek dengan cara tertentu,
sehingga seseorang sering gagal mempersepsikan perbedaan yang sama dalam suatu objek lain yang mirip. Manusia cenderung
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
memperlakukan objek tersebut seperti sebelumnya, padahal terdapat rincian lain dalam objek tersebut.
2. Persepsi bersifat selektif
Jika setiap saat seseorang diserbu dengan jutaan rangsangan indrawi dan diharuskan menafsirkan rangsangan tersebut semuanya, pastilah
seseorang tersebut tidak mampu melakukannya, sebab adanya keterbatasan kemampuan indrawi setiap orang dalam menangkap
rangsangan disekitarnya. Faktor utama yang mempengaruhi selektifitas adalah atensi, dimana atensi ini sendiri dipengaruhi oeh beberapa
faktor antara lain a.
Faktor internal seperti : 1.
Faktor biologis antara lain rasa lapar dan haus, yang berhubungan dengan kebutuhan.
2. Faktor fisiologis yaitu bentuk fisik yang tampak.
3. Faktor sosial seperti : gender, agama, tingkat pendidikan,
pekerjaan, penghasilan, peranan, status sosial, pengalaman, masa lalu dan kebiasaan.
b. Faktor psikologis seperti kemauan, keinginan, motivasi, emosi dan
harapan. Faktor eksternal adalah atribut-atribut objek yang dipersepsi seperti
gerakan, kontras, kebaruan dan perulangan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
3. Persepsi bersifat dugaan
Sama seperti proses seleksi, langkah ini dianggap perlu karena seseorang tidak mungkin memperoleh rincian yang jelas melalui
kelima inderanya. Proses persepsi yang bersifat dugaan ini memungkinkan seseorang menafsirkan suatu objek dengan makna
yang lebih lengkapdari sudut pandang manapun. Hal tersebut disebabkan karena keterbatasan informasi yang diperoleh melalui alat-
alat indera yang dimiliki manusia, menyebabkan terjadinya ruang kosong sehingga perlu menciptakan persepsi yang bersifat dugaan agar
dapat menyediakan informasi yang lengkap bagi ruang kosong tersebut.
4. Persepsi bersifat evaluatif
Tidak pernah ada persepsi yang seratus persen objektif, setiap orang perlu melakukan interpretasi berdasarkan masa lalu dan
kepentingannya ketika melakukan interpretasi pesan, seseorang harus melakukan evaluasi pesan berdasarkan pengalaman terdahulu yang
pernah dialaminya, begitu pula setelah melakukan interpretasi pesan, seseorang akan tetap melakukan evaluasi berdasarkan pengalaman
yang pernah dialami terdahulu untuk mencocokan apakah kejadiannya sama. Dengan demikian persepsi bersifat pribadi dan subjektif.
5. Persepsi bersifat kontekstual
Setiap rangsangan dari luar harus diorganisasikan.Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2001:191 menyatakan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
bahwa dari semua pengaruh yang ada dalam persepsi seseorang, konteks merupakan salah satu pengaruh yang paling kuat.Dalam
mengorganisasikan suatu objek, seseorang biasanya meletakan dalam suatu konteks tertentu dengan prinsip-prinsip :
a. Struktur objek atau kejadian berdasarkan prinsip kemiripan atau
kedekatan dan kelangkapan. b.
Kecenderungan seseorang dalam mempersepsi suatu rangsangan atau kejadian berdasarkan latar belakangnya.
2.1.6 Proses Terjadinya Persepsi
Proses persepsi secara umum terbagi dalam empat tahap yaitu : 1.
Perhatian dan Seleksi Attention and Selection Pemilihan secara selektif hanya memberikan kesempatan pada
proporsi yang kecil dari seluruh informasi yang ada. Proses seleksi ini berasal dari proses yang terkontrol, yaitu individu secara sadar
memutuskan informasi mana yang akan diperhatikan dan mana yang diabaikan.
2. Organisasi Organization
Pada tahap ini seluruh informasi yang telah masuk seleksi pada tahap sebelumnya akan diorganisasikan. Adapun cara untuk
mengorganisasi informasi secara efisien adalah schema. Schema adalah kerangka kognitif yang menggambarkan pengetahuan yang
diorganisasi dengan pemberian konsep atau stimulus yang dibangun melelui pengalaman.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
3. Interpretasi Interpretation
Setelah perhatian digambarkan pada stimulus tertentu dan informasi telah diorganisasi maka individu akan mencoba untuk memperoleh
jawaban tentang makna dari informasi tersebut. Tahap ini sangat dipengaruhi oleh causal attribution, yaitu sebuah percobaan untuk
menjelaskan mengapa sesuatu terjadi seperti itu. 4.
Pencarian kembali Retrieval Informasi yang telah disimpan dalm memori harus dicari kembali
bila informasi tersebut digunakan. Individu akan lebih mudah mendapatkan kembali informasi yang telah tersimpan bila telah
terskema dan teroganisir. Jadi proses persepsi diawali dengan perhatian dan seleksi terhadap
informasi yang ada, kemudian informasi yang telah terseleksi tersebut diorganisir, setelah itu mulailah tahap interpretasi yaitu individu mencoba
memahami makna informasi tersebut. Ketika individu membutuhkan informasi tersebut, maka dilakukan tahap pencarian
kembali.Schermerhorn, 1994:153-155.
2.1.7 Pengertian Iklan
Dengan tingkat kepadatan penduduk di kota yang semakin besar, berimplikasi bagi semakin sulitnya komunikasi interpersonal dan secar
tidak langung peran komunikasi massa sebagai sarana penyampaian pesan atau informasi tentang program keluarga berencana. Sebagai salah satu
sarana penyebaran informasi mengenai program keluarga berencana,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
media massa dalam hal ini menggunakan iklan televisi lebih tepatnya adalah iklan layanan masyarakat. Kegiatan periklanan sebagai komunikasi
mencakup beberapa aspek, meskipun unsur pembeda terutama iklan dengan sales promotion dan public relation adalah bentuk
relasinya.Rhenald Kasali mendefinisikan iklan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk atau jasa yang ditujukan kepada khalayak
masyarakat melalui suatu media. Kasali, 1992:9 Institut periklanan di Inggris mendefinisikan iklan sebagai pesan
penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada calon pembeli yang berpotensial atas produk barang maupun jasa tertentu dengan biaya
yang semurah-murahnya Jefkins, 1997:5. Dari definisi diatas jelas bahwa iklan merupakan salah satu bentuk penyampaian pesan yang bersifat
persuasive atau mempengaruhi dalam pengertian mempengaruhi konsumen atau calon pembeli potensial untuk melakukan apa yang
diinginkan oleh produsen atau pengiklan. Iklan juga dapat disebut proses komunikasi karena dalam iklan
mencakup unsure komunikator yaitu pengiklan, pesan yaitu isi dari iklan itu sendiri, media yaitu alat atau sarana yang digunakan untuk
menyampaikan pesan media massa atau media elektronik, komunikan yaitu masyarakat luas pemirsa iklan, efek yaitu hasil dari iklan yang telah
disampaikan dilihat dari perbahan ada segi kognitif pengatahuan, segi afektif perasaan, dan segi behavior tindakan dalam terwujudnya yaitu
membeli atau menggunakan produk atau jasa yang diiklankan tersebut. Jefkins, 1997:15
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
2.1.8 Sasaran Periklanan
Sasaran periklanan adalh tugas komunikasi khusus yang akan dicapai pada suatu audience sasaran khusus dalam suatu kurun waktu
tertentu. Sasaran periklanan dapat diklasifikasiikan sebagai berikut : 1.
Periklanan Informatif Banyak digunakan dalam memperkenalkan suatu kategori produk baru,
menjelaskan kegunaan produk baru tersebut, memperbaiki kesan yang keliru, membangun citra perusahaan.
2. Periklanan Persuasif
Menjadi lebih penting apalagi persaingan merk semakin meningkat. Beberapa iklan persuas
if telah menjadi iklan perbandingan yang membandingkan suatu merk secara langsung dengan satu atau lebih
merk lain. 3.
Periklanan Mengingatkan Mempertahankan ingatan pelanggan terhadap suatu produk atau merk
tertentu. Kotler, 1996:148
2.1.9 Tujuan Periklanan
Pada dasarnya tujuan periklanan adalah mengubah atau mempengaruhi sikap-sikap khalayak, dalam hal ini terutama sikap-sikap
konsumen Jefkins, 1995:17.Tujuan periklanan advertising objectives adalah tujuan-tujuan yang diupayakan untuk dicapai oleh periklanan,
namun tujuan-tujuan tersebut menjadi fondasi bagi seluruh keputusan periklanan yang ditetapkan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26
Iklan didesain untuk mencapai beberapa tujuan, yakni : membuat pasar sasaran menyadari aware akan suatu merk baru, memfasilitasi
pemahaman konsumen tentang berbagai atribut dan manfaat merk yang diiklankan dibandingkan merk-merk pesaing, meningkatkan sikap-sikap
dengan mempengaruhi niatan untuk membeli, menarik sasaran agar mencoba produk dan mendorong perilaku pembelian ulang. Shimp,
2003:368 Sedangkan menurut Sutisna tujuan utama periklanan tebagi
menjadi tiga, yakni : 1.
Menginformasikan Dalam hal ini iklan cenderung menonjolkan aspek manfaat produk dan
hal-hal penting lainnya mengenai produk.Pesan iklan ini biasanya untuk peluncuran produk.
2. Membujuk
Periklanan bersifat membujuk, berperan penting bagi produk dengan tingkat persaingan tinggi.Oleh karena itu pesan-pesan dalam iklan ini
berusaha membandingkan kelebihan produk yang ditawarkan dengan produk lainnya yang sejenis.
3. Mengingatkan
Iklan bersifat mengingatkan sangat penting terutama lainnya bagi produk-produk yang dibeli dengan keterlibatan rendah. Sutisna,
2002:227
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
27
2.1.10 Unsur-unsur Iklan
Dalam beriklan juga harus diperhatikan unsure-unsur yang terkandung didalamnya untuk memberikan kesan yang berbeda terhadap
pesan yang disampaikan. Unsur-unsur dari iklan menurut Boove dalam Liliweri 1992:28 yang dirinci sebagai berikut :
1. To Inform
Adalah menerangkan sesuatu hal yang diketahui oleh para pemasang iklan misalnya suatu produk tertentu kepada mereka khalayak yang
dipandang membutuhkannya. 2.
Nonpersonal Sifat unsur ini adalah bukan antar pribadi yang menggunakan media
sebagai penyalur pesan, bukan penjualan dengan transaksi antar personal bertatap muka.Inilah yang membedakannya dengan sales
promotion. 3.
Media massa Karena bersifat nonpersonal maka sudah tentu menggunakan media
lain yaitu media massa. Media massa terdiri dari media cetak dan media elektronik sesuai dengan penggunaannya memanfaatkan waktu
dan ruang. 4.
Persuasif Iklan bersifat komunikasi persuasif yang isinya menganjurkan,
merangsang, membujuk para pembeli, pemakai untuk membeli sesuatu produk atau terus memakai produk yang ditawarkan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
28
5. Sponsor
Adalah pihak yang menanggung pembayaran terhadap ruang dan waktu melalui media massa untuk keperluan produk-produknya
tersebut. 6.
Tujuan Tujuan iklan bersifat individual melalui surat-menyurat pos dan
kelompok-kelompok, khalayak sasaran media massa.
2.1.11 Daya Tarik Iklan
1. Daya Tarik Pesan
Suatu iklan yang baik memperhatikan struktur pesan, gaya pesan, dan appeals
pesan yang terkandung didalamnya. a.
Struktur pesan iklan adalah cara menampilkan pesan dalam bentuk suatu kesimpulan apakah itu tersirat ataupun tersurat dalam
kandungan isinya. b.
Gaya pesan adalah cara pemilihan pesan iklan dengan memperhatikan unsure urutan argumentasi mana argumentasi
yang lebih dahulu, argumentasi yang disenangi, dan argumentasi yang tidak disenangi.
c. Appeals
, pesan yang mengacu pada motif-motif psikologis yang terkandung seperti pesan yang harus rasional, emosional, daya tarik
akan ganjaran tertentu. Liliweri, 1992:75.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
29
2. Daya Tarik Fisik Pesan
Penampilan fisik pesan dalam sebuah iklan harus pula diperhatikan.Misalnya dengan gambar atau ilustrasi yang menjadi latar
belakang pesan-pesan iklan. 3.
Daya Tarik Kuantitas Mengacu pada frekuensi dan jumlah dalam penyampaian seberapa
sering iklan itu disampaikan dalam suatu waktu tertentu. 4.
Daya Tarik Kualitas Mengacu pada intensitas, gerak, perubahan, serta kualitas pesan.
5. Daya Tarik Nilai
Nilai merupakan karakteristik daya tarik yang diwakili dari berbagai iklan yang ditampilkan. Hanya dengan nilai pula standar suatu iklan
ditentukan apakah ia mempengaruhi individu dalam memilih alternatif iklan mana yang diikuti dan mana yang tidak perlu diikuti. Semuanya
sangat bergantung pada struktur nilai yang dimiliki oleh setiap orang yang tidak sama ditampilkan oleh setiap media massa.
a. Nilai Estetika
Penampilan iklan yang menonjolkan keindahan, kecantikan, kemegahan.
b. Nilai Kemanusiaan
Nilai yang membangkitkan perasaan untuk mencintai sesama.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
30
c. Nilai Intelektual
Iklan yang mengandung nilai untuk membangkitkan kognisi seseorang.Misalnya hasrat ingin tahu, perkembangan pengetahuan
yang baru tentang sesuatu hal dan masalah. d.
Nilai Keagamaan Iklan yang merangsang tumbuhnya spiritual keagamaan.
2.1.12 Jenis-jenis Iklan
Tidak ada standar baku mengenai penggolongan iklan. Iklan sering kali diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan ataupun
jenis.Penggolongan iklan bisa dilakukan berdasarkan segmentasi. Secara teoritis umumnya iklan terdiri atas dua jenis yaitu :
1. Iklan Komersil
Merupakan iklan yang bertujuan mendukung kampanye pemasaran suatu produk maupun jasa.Sedangkan menurut Bitner, iklan standar
didefinisikan sebagai iklan yang ditata secara khusus untuk keperluan memperkenalkan barang, jasa pelayanan untuk konsumen melalui
sebuah media dengan tujuan untuk merangsang motif dan minat para pembeli ataupun para penggunanya. Bitner dalam Liliweri, 1992:31
2. Iklan Non Komersial
Merupakan bagian dari kampanye social marketing yang bertujuan “menjual” gagasan atau ide untuk kepentingan atau pelayanan
masyarakat publish service. Iklan jenis ini biasanya disebut iklan layanan masyarakat.Termasuk dalam iklan undangan ini yaitu iklan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
31
undangan, tender, orang hilang, lowongan kerja, duka cita, dan sebagainya.
3. Iklan Coorporate
Iklan yang bertujuan membangun citra image suatu perusahaan yang pada akhirnya tentu diharapkan juga membangun citra positif produk-
produk atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan tersebut. Sedangkan Renald Kasali dalam bukunya manajemen periklanan
menjelaskan jenis-jenis iklan menjadi tujuh kategori pokok, yaitu : 1.
Iklan Konsumen 2.
Iklan Bisnis ke Bisnis atau Iklan Antar Bisnis 3.
Iklan Perdagangan 4.
Iklan Eceran 5.
Iklan Kenangan 6.
Iklan Langsung 7.
Iklan Lowongan Kerja
2.1.13 Penggunaan Media Iklan
Dalam beriklan penggunaan media harus dipertimbangkan. Pemilihan media iklan harus didasarkan pada tujuan penyampaian pesa,
yaitu : 1.
Pemasar harus menentukan sikap target audience yang akan dituju, misalnya berdasarkan kelompok geografis, seperti umur, pendidikan ,
dan lain-lain.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
32
2. Pemasar perlu melihat kapan iklan ditayangkan atau disampaikan
kepada target audience. 3.
Durasi tayangan iklan. Sebagai sarana penyampaian pesan, media memegang peranan penting
dalam periklanan karena dengan adanya media pesan-pesan mengenai barang dan jasa yang disampaikan oleh produsen melalui iklan dapat
diterima oleh audience sasaran. Setiadi, 2003:254 Media yang biasa digunakan oleh produsen untuk beriklan adalah
media massa, hal ini dikarenakan produksi massal barang dan jasa menuntut adanya suatu tingkat konsumsi yang bersifat massal dan
prosesnya mau tidak mau harus melibatkan berbagai kegiatan periklanan melalui media massa yang diarahkan ke pasar-pasar yang bersifat
massal.Jefkins, 1995:3 Media yang digunakan oleh produsen untuk media beriklan antara
lain : 1.
Televisi 2.
Radio 3.
Surat Kabar 4.
Majalah 5.
Iklan Outdoor Kelima media tersebut dikenal sebagai media iklan utama karena
sebagian besar pengeluaran periklanan dibelanjakan untuk kelima media ini. Shimp, 2003:505
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
33
2.1.14 Iklan Layanan Masyarakat Pada Media Televisi
Dengan tingkat kepadatan penduduk di kota yang semakin besar, berimplikasi bagi semakin sulitnya berkomunikasi secara interpersonal,
dan secara tidak langsung peran komunikasi massa sebagai sarana penyampaian informasi mengenai program keluarga berencana. Sebagai
salah satu penyebaran informasi mengenai program keluarga berencana melalui media massa dipergunakan iklan layanan masyarakat di televise.
Iklan pada media televisi memiliki keunggilan tersendiri yaitu lebih berkesan, realistis, karena sifatnya yang audio visual. Televisi sebagai
sarana periklanan sangatlah kreatif dan luwes bagi pemasang iklan, dan pesan apapun dapat diterapkan dalam karakteristik televise, selain itu dari
sisi prestise yang tidak dimilliki oleh media lain. Dari keunggulan iklan pada media televisi yang telah disebutkan
diatas menjadikan alasan bagi peneliti bahwa pemilihan dengan menggunakan media televisi dapat memberikan jangkauan tujuan iklan
layanan masyarakat “Program Keluarga Berencana” kepada khalayak sasaran.
2.1.15 Iklan Layanan Masyarakat Program Keluarga Berencana
Iklan layanan masyarkat “Program Keluarga Berencana” ditelevisi mempunyai tujuan untuk menghimbau kepada ibu rumah tangga serta
pasangan suami istri mengenai pentingnya program keluarga berencana. Karena pada dasarnya program pemerintah ini dapat memberikan
keuntungan bagi pasangan suami istri, dikarenakan program keluarga
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
34
berencana membantu mewujudkan keluarga yang berkualitas karena program ini dapat menyelamatkan kehidupan perempuan serta
meningkatkan status kesehatan ibu terutama dalam mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, menjarangkan jarak kelahiran, mengurangi resiko
kematian bayi. Selain itu program Keluarga Berencana juga memberi keuntungan ekonomi pada pasangan suami istri, keluarga dan masyarakat
serta membantu remaja dalam pengambilan keputusan untuk memilih kehidupan yang lebih baik dengan merencanakan proses reproduksinya.
Keluarga Berencana merupakan program pemerintah dalam membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan cara membatasi
kelahiran. Dengan kata lain Keluarga Berencana adalah program perencanaan jumlah keluarga. Pembatasan bisa dilakukan dengan
penggunaan alat-alat kontrsepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya. Jumlah anak yang dianggap ideal
adalah dua.Gerakan ini mulai dicangkan pada ahir tahun 1970. Peserta Keluarga Berencana dapat dijadikan sebagi penggerak
dalam upaya penyelesaian masalah pengentasan kemiskinan dan memenuhi komitmen dunia dalam Millenium Development
Goals. Revatalisasi gerakan Keluarga Berencana dengan menyegarkan
kembali jaringan yang lebih kokoh lagi dan tentunya terpercaya dapat membantu mendongkrak popularitas program Keluarga Berencana dan
bisa segera terwujud cita-cita bahwa seluruh keluarga mengikuti program in, sehingga akan menciptakan terbentuknya keluarga kecil yang bahagia
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
35
dan sejahtera. Pendekatan yang selama ini dikembangkan yakni pelayanan KB bagi keluarga miskin sebaiknya agar diperluas, sehingga pesan KB
dapat diterima oleh khalayak masyarakat.
2.1.16 Ibu Rumah Tangga
Setiap proses komunikasi selalu ditujukan kepada pihak tertentu sebagai penerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Komunikan
atau penerima merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator
bersifat heterogen. Dalam keberadaaannya secara terpencar dimana satu sama lainnya tidak saling mengenal dan tidak memiliki konyak pribadi,
masing-masing berbeda dalam berbagai jenis-jenis kelamin, usia, agama, ideology, pekerjaan, pendidikan, pengalaman, pandangan hidup,
keinginan, cita-cita dan lain sebagainya. Effendy, 1993:25 Pemirsa merupakan sasaran komunikasi massa melalui media
televisi. Komunikasi dapat efektif, apabila pemirsa terpikat perhatiannya, tertarik minatnya dan melakukan kegiatan yang diinginkan komunikator.
Pada dasarnya pemirsa televisi dapat dibedakan dalam empat hal, yakni :pertama, heterogen keanekaragaman yakni pemirsa televisi adalah
massa, sejumlah orang sangat banyak yang sifatnya heterogen dan terpencar di berbagai tempat. Selain itu pemirsa televisi dapat dibedakan
pula menurut jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, taraf kehidupan, dan kebudayaan.Kedua, kepribadian yakni untuk dapat diterima dan
dimengerti oleh pemirsa makna isi saat itu. Ketiga, aktif yakni pemirsa
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
36
sifatnya aktif.Mereka aktif seperti apabila mereka menjumpai sesuatu yang menarik dari sebuah stasiun televisi.Mereka berfikir aktif dan melakukan
interpretasi.Mereka bertanya-tanya pasa dirinya, apakah yang diucapkan oleh seorang penyiar televisi benar atau tidak.Keempat, selektif yakni
pemirsanya bersifat selektif, dia memilih program televisi yang disukainya. Effendy, 1992:84
Berdasarkan pengelompokan tersebut maka sejumlah acara diperuntukan bagi kelompok tertentu sebagai sasaran target group,
disamping khalayak keseluruhan sebagai sasaran ataupun khalayak sasaran target audience.
Dalam penelitian ini yang menjadi target audience adalah ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga yang dimaksudkan disini
adalah wanita yang sudah menikah atau berkeluarga dan menyaksikan tayangan iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana “Dua Anak
Cukup” ditelevisi.Selain itu juga dikarenakan tekanan dalam program ini selalu tertuju kepada perempuan.
2.1.17 Konsep Keluarga
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan- ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan
diri mereka sebagai bagian dari keluarga Friedman, 1998. Keluarga adalah kumpulan dua atau lebih individu yang berbagi tempat tinggal atau
berdekatan satu dengan lainnya, memiliki ikatan emosi, terlibat dalam posisi sosial, peran dan tugas-tugas yang saling berhubungan, serta adanya
rasa saling menyayangi dan memiliki Murray Zentner, 1997 dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
37
Friedman, 1998 dalam Allender Spradley, 2001. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 1994 Bab I ayat 1 keluarga adalah
unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami, istri, dan dua orang anaknya.Keluarga dibentuk berdasarkan status perkawinan yang sah,
mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri atas suami-
istri atau suami-istri dan anaknya atau ayah denfan anaknya atau ibu dengan anaknya. Dalam perkembangannya keluarga memiliki pengertian
yang sangat luas, termasuk keluarga berencana. Keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan keluarga, peningkatan kesejahteraan, untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia,
dan sejahtera. Diakses dari internet http:rajawana.comartikel
pendidikan-umum391-konsep-keluarga.html .
2.1.18 Konsep Dasar Keluarga Berencana
Kelurga Berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah anak dan jarak kehamilan dengan memakai
kontrasepsi. Keluarga Berencana menurut WHO Word Health Organization Expert Committee 1970 adalah tindakan membantu individu
atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapat kelahiran yang memang diinginkan,mengatur
interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
38
hubungannya dengan umur suami istri, menentukan jumlah anak dalam keluarga Hartanto, Hanafi, 2004:26.Sasaran dari program Keluarga
Berencana itu sendiri adalah pasangan usiasubur dengan paritos pus muda dan paritos rendah, generasi muda dan puma pus, pelaksana dan pengelola
KB. Dan sasaran wilayah dari program KB adalah wilayah dengan laju pertumbuhan pendudiuk tinggi dan wilayah khusus seperti centra industri,
pemukiman padat, daerah kumuh, daerah pantai dan daerah terpencil. Lebih dari dua dekade lalu, Indonesia memang mencatat prestasi
fenomenal dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui program Keluarga Berencana. Boleh dikatakan, awareness terhadap program KB
saat itu sedemikian tinggi sehingga setiap penduduk dipastikan mengenal program pemerintah yang satu ini. BKKBN, posyandu, logo lingkaran
biru, dan semua atribut KB populer di tengah masyarakat. Menurut Dr. Sugiri Syarief, MPA, kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional BKKBN, keberhasilan KB saat itu didorong oleh pemerintah yang semi otoriter. Saat itu, semua perintah Pak Harto harus diikuti.
Bahkan KB dimasukkan dalam kriteria sukses pembangunan. Namun gelombang demokratisasi rupanya harus menyentuh dan mengikis hampir
semua hal termasuk program KB—dan membuatnya tidak bertahan sekeras karang. Sebab seperti kita tahu, pemerintahan berkembang
menjadi desentralisasi setelah kejatuhan Orde Baru di akhir 1990-an, sehingga setiap kebijakan pemerintah harus berhadapan dengan opsi
otonomi daerah. Saat inilah, ada semacam unconvenient truth yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
39
mengancam masa depan program KB sebagaimana diakui oleh Sugiri. Sejak kewenanangan program KB diserahkan ke Pemerintah Daerah,
komitmen politis dan operasional dari berbagai pihak, memudar dan mengendur. Hal ini membawa implikasi yang tidak menyenangkan. KB
perlahan menipis popularitasnya ditambah dengan stigma yang mengkonfrontasikan KB dengan perspektif ajaran agama tertentu.
Para penggagas program KB di masa lalu yang saat ini masih mempunyai banyak pengaruh. Dengan adanya reformasi di negeri ini,
BKKBN telah berulang kali ganti pucuk pimpinan sehingga berpengaruh terhadap kelangsungan program KB itu sendiri dan terkesan bahwa
program KB tidak berkesinambungan dan ada sebagian masyarakat yang menilai bahwa program KB sudah tidak terdengar lagi. Berbagai jaringan
kemitraan yang selama ini dibangun oleh para pendahulu sedikit demi sedikit rontok berantakan. Yang tidak kalah penting adalah perlunya
ikembangkan suasana yang makin marak dalam bentuk partisipasi dan memberikan suatupenghargaan atas partisipasi tersebut, disertai dengan
aksi pemeliharaan dan pengembangan peserta KB danpembangunan keluarga. Penghargaan itu sangat penting bagi kelangsungan kesertaan
program di masa-masa mendatang. Langkah yang ditempuh BKKBN selama ini sudahsangat baik, dan memberikan penghargaan kepada mereka
yang ikut serta dalam programKB dengan sangat konsisten. Penghargaan KB Lestari bisa dijadikan contoh bagi lingkungan dan mendorong
keluarga di sekitarnya untuk ikut bergabung dalam program KB.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
40
Pendekatan yang selama ini dikembangkan yaitu pelayanan KB bagi keluarga miskin sebaiknya agar diperluas sehingga terkesan KB bukan
hanya untukorang miskin saja. Kalau dulu BKKBN memiliki slogan ”Dua Anak Cukup”, dengan berkembangnya program saat ini telah dikeluarkan
slogan baru yaitu ”Dua Anak Lebih Baik”. Semoga dengan adanya slogan baru ini, masyarakat semakin menyadari arti penting keberadaan anak
dalam keluarga.Kalau dengan dua anak saja dalamkeluarga, itu berarti kesempatan keluargauntuk mengembangkan berbagai kegiatan untuk
meningkatkan kesejahteraannya akan lebih mudah dibanding dengan anak banyak.
2.1.19 Pandangan Hukum Islam Tentang Keluarga Berencana
KB secara prinsipil dapat diterima oleh Islam, bahkan KB dengan maksud menciptakan keluarga sejahtera yang berkualitas dan melahirkan
keturunan yang tangguh sangat sejalan dengan tujuan syari`at Islam yaitu mewujudkan kemashlahatan bagi umatnya. Selain itu, Kb juga memiliki
sejumlah manfaat yang dapat mencegah timbulnya kemudlaratan. Bila dilihat dari fungsi dan manfaat KB yang dapat melahirkan kemaslahatan
dan mencegah kemudlaratan maka tidak diragukan lagi kebolehan KB
dalam Islam.
Para ulama yang membolehkan KB sepakat bahwa Keluarga Berencan KB yang dibolehkan syari`at adalah suatu usaha pengaturan
atau penjarangan kelahiran atau usaha pencegahan kehamilan sementara
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
41
atas kesepakatan suami-isteri karena situasi dan kondisi tertentu untuk kepentingan maslahat keluarga. Dengan demikian KB disini mempunyai
arti sama dengan tanzim al nasl pengaturan keturunan. Sejauh pengertiannya adalah tanzim al nasl pengaturan keturunan, bukan tahdid
al nasl pembatasan keturunan dalam arti pemandulan taqim dan aborsi isqot al-haml, maka KB tidak dilarang. Pemandulan dan aborsi yang
dilarang oleh Islam disini adalah tindakan pemandulan atau aborsi yang tidak didasari medis yang syari`i. Adapun aborsi yang dilakukan atas dasar
indikasi medis, seperti aborsi untuk menyelamatkan jiwa ibu atau karena analisa medis melihat kelainan dalam kehamilan, dibolehkan bahkan
diharuskan. Begitu pula dengan pemandulan, jika dilakukan dalam keadaan darurat karena alasan medis, seperti pemandulan pada wanita
yang terancam jiwanya jika ia hamil atau melahirkan maka hukumnya mubah.
Kebolehan KB dalam batas pengertian diatas sudah banyak difatwakan, baik oleh individu ulama maupun lembaga-lembaga ke
Islaman tingkat nasional dan internasional, sehingga dapat disimpulkan bahwa kebolehan KB dengan pengertian batasan ini sudah hampir
menjadi Ijma`Ulama. MUI Majelis Ulama Indonesia juga telah mengeluarkan fatwa serupa dalam Musyawarah Nasional Ulama tentang
Kependudukan, Kesehatan dan Pembangunan tahun 1983. Betapapun secara teoritis sudah banyak fatwa ulama yang membolehkan KB dalam
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
42
arti tanzim al-nasl, tetapi kita harus tetap memperhatikan jenis dan cara kerja alat atau metode kontrasepsi yang akan digunakan untuk ber-KB.
Alat kontrasepsi yang dibenarkan menurut Islam adalah yang cara kerjanya mencegah kehamilan man’u al-haml, bersifat sementara tidak
permanen dan dapat dipasang sendiri olrh yang bersangkutan atau oleh orang lain yang tidak haram memandang auratnya atau oleh orang lain
yang pada dasarnya tidak boleh memandang auratnya tetapi dalam keadaan darurat ia dibolehkan. Selain itu bahan pembuatan yang
digunakan harus berasal dari bahan yang halal, serta tidak menimbulkan implikasi yang membahayakan mudlarat bagi kesehatan.
Alat atau metode kontrasepsi yang tersedia saat ini telah memenuhi kriteria-kriteria tersebut diatas, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
KB secara substansial tidak bertentangan dengan ajaran Islam bahkan merupakan salah satu bentuk implementasi semangat ajaran Islam dalam
rangka mewujudkan sebuah kemashlahatan, yaitu menciptakan keluarga yang tangguh, mawardah, sakinah dan penuh rahmah. Selain itu,
kebolehan mubah hukum ber-KB, dengan ketentuan-ketentuan seperti dijelaskan diatas, sudah menjadi kesepakatan para ulama dalam forum-
forum ke Islaman, baik pada tingkat nasional maupun Internasional ijma’al-majami.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
43
2.1.20 Teori Komunikasi Intrapersonal
Didalam dirinya, manusia mengalami komunikasi dengan dirinya yang disebut dengan komunikasi intrapersonal. Komunikasi intrapersonal
pada hakikatnya adalah jenis komunikasi ditinjau dari segi tatanannya Effendy, 2003:53. Tatanan disini adalah proses komunikasi ditinjau dari
segi jumlah komunikan yang terlibat didalamnya. Secara umum tatanan komunikasi terbagi menjadi tiga, komunikasi pribadi personal
communication, komunikasi kelompok group communication, dan komunikasi massa mass communication. Komunikasi intrapribadi atau
komunikasi intrapersonal adalah penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri antara self dengan God.
Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu
menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Komunikasi
intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya. Pengetahuan mengenai diri pribadi melalui proses-proses psikologis
seperti persepsi dan kesadaran awareness terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh komunikator. Untuk memahami apa yang
terjadi ketika orang saling berkomunikasi, maka seseorang perlu untuk mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. Karena pemahaman ini
diperoleh melalui proses persepsi. Maka pada dasarnya letak persepsi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
44
adalah pada orang yang mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan ataupun obyek.
Kesadaran pribadi self awareness memiliki beberapa elemen yang mengacu pada identitas spesifik dari individu Fisher 1987:134.
Elemen dari kesadaran diri adalah konsep diri, proses menghargai diri sendiri self esteem, dan identitas diri kita yang berbeda beda multiple
selves . Berikut ini beberapa elemen-elemen mengenai konsep diri antara
lain : 1. Konsep Diri
Konsep diri adalah bagaimana kita memandang diri kita sendiri, biasanya hal ini kita lakukan dengan penggolongan karakteristik sifat
pribadi, karakteristik sifat sosial, dan peran sosial. Karakteristik pribadi adalah sifat-sifat yang kita miliki, paling tidak dalam persepsi kita
mengenai diri kita sendiri. Karakteristik ini dapat bersifat fisik laki- laiki, perempuan, tinggi, rendah, cantik, tampan, gemuk, dan
sebagainya atau dapat juga mengacu pada kemampuan tertentu pandai, pendiam, cakap, dungu, terpelajar. Konsep diri sangat erat
kaitannya dengan pengetahuan. Apabila pengetahuan seseorang itu baiktinggi maka, konsep diri seseorang itu baik pula. Sebaliknya
apabila pengetahuan seseorang itu rendah maka, konsep diri seseorang itu tidak baik pula.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
45
2. Karakteristik sosial Karakteristik sosial adalah sifat-sifat yang kita tamplikan dalam
hubungan kita dengan orang lain ramah atau ketus, ekstrovert dan introvert
banyak bicara atau pendiam, penuh perhatian atau tidak pedulian,. Hal ini memengaruhi peran sosial kita, yaitu segala sesuatu
yang mencakup hubungan dengan orang lain dan dalam masyarakat tertentu.
3. Peran sosial Ketika peran sosial merupakan bagian dari konsep diri, maka kita
mendefinisikan hubungan sosial kita dengan orang lain, seperti: ayah, istri, atau guru. Peran sosial ini juga dapat terkait dengan budaya, etnik,
atau agama. Meskipun pembahasan kita mengenai diri sejauh ini mengacu pada diri sebagai identitas tunggal, namun sebenarnya
masing-masing dari kita memiliki berbagai identitas diri yang berbeda mutiple selves.
4. Identitas diri yang berbeda Identitas berbeda atau multiple selves adalah seseorang kala ia
melakukan berbagai aktivitas, kepentingan, dan hubungan sosial. Ketika kita terlibat dalam komunikasi antarpribadi, kita memiliki dua diri
dalam konsep diri kita.
Pertama persepsi mengenai diri kita, dan persepsi kita tentang persepsi orang lain terhadap kita.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
46
Identitas berbeda juga bisa dilihat kala kita memandang diri ideal
kita, yaitu saat bagian kala konsep diri memperlihatkan siapa diri kita sebenarnya dan bagian lain memperlihatkan kita ingin
menjadi apa idealisasi diri.
2.2 Kerangka Berpikir
Setiap individu memiliki latar belakang yang berbeda-beda dalam memaknai sesuatu peristiwa atau objek. Hal ini dikarenakan latar belakang
pengalaman field of experience dan pengetahuan frame of reference yang berbeda-beda setiap individu tersebut dalam menciptakan sebuah
pesan komunikasi, dalam hal ini pesan disampaikan dalam bentuk iklan yakni berupa iklan layanan masyarakat program Keluarga Berencana “Dua
Anak Lebih Baik”. Iklan ini mempunyai tujuan untuk menghimbau kepada setiap pasangan suami istri terutama kepada ibu-ibu mengenai pentingnya
program Keluarga Berencana. Melalu slogan Dua Anak Lebih Baik diharapkan setiap keluarga dapat menciptakan keluarga kecil yang bahagia
dan sejahtera. Menurut Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 1994 Bab I ayat 1 keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari
suami, istri, dan dua orang anaknya. Didalam dirinya, manusia mengalami komunikasi dengan dirinya
yang disebut dengan komunikasi intrapersonal. Komunikasi intrapersonal pada hakikatnya adalah jenis komunikasi ditinjau dari segi tatanannya.
Secara umum tatanan komunikasi terbagi menjadi tiga, komunikasi pribadi personal communication, komunikasi kelompok group communication,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
47
dan komunikasi massa mass communication. Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam
pemrosesan simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya
sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Komunikasi intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin meneliti tentang persepsi ibu- ibu di Surabaya terhadap isi slogan Dua Anak Lebih Baik dalam iklan
layanan masyarakat program Keluarga Berencana di televisi yang akan diteliti melalui indikator penyampaian pesan melalui iklan tersebut,
sosialisasi mengenai program KB serta fasilitas dari program KB tersebut. Individu dari masyarakat yang memiliki pengetahuan atau wawasan yang
tinggi adalah individu yang pandai, sehingga akan lebih perhatian dalam memahami iklan layanan masyarakat program Keluarga Berencana “Dua
Anak Lebih Baik”. Dengan demikian dapat diharapkan bahwa semakin tinggi pengetahuan maupun wawasan individu dalam masyarakat maka
akan semakin baik dalam mempersepsikan iklan layanan masyarakat program KB, sehingga dapat mewujudkan tujuan utama dari program KB,
yakni dua anak lebih baik. Dengan adanya upaya peningkatan kualitas KB yang diberikan
oleh BKKBN serta sosialisasi-sosialisasi melalui iklan layanan masyarakat program KB “Dua Anak Lebih Baik” yang muncul di televisi maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang persepsi ibu-ibu di Surabaya terhadap isi slogan “Dua Anak Lebih Baik” dalam iklan layanan
masyarakat program Keluarga Berencana di televisi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
48
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional