62 Peneliti berkunjung ke kios Ibu Munir tanggal 14-Juli-2011 pada
pukul 14.35 WIB. Peneliti mendapatkan sambutan baik saat mengajukan niat untuk melakukan interview. Beliau juga tidak menolak saat peneliti
meletakkan recorder di sebelah beliau saat melakukan wawancara. Ibu Munir termasuk individu yang kritis dalam menjawab setiap pertanyaan
yang diajukan oleh peneliti, diselipkan dengan penjelasan yang mengungkapkan tentang latar belakang keluarga besarnya dulu. Beliau
merupakan anak ke 5 dari 12 bersaudara. Beliau tidak sependapat dengan pemikiran orang jaman dahulu, karena baginya memiliki dua anak saja
cukup. Apalagi usia beliau saat ini sudah rentan untuk memiliki anak lagi. Ibu Munir memutuskan untuk memakai program KB sejak meiliki anak
pertama. Ibu Munir menggunakan KB selama dua tahun, setelah itu Ibu Munir memiliki anak kedua, dan kini beliau memutuskan untuk berhenti
berKB dikarenakan tidak memiliki biaya unntuk suntik lagi.
4.2.3 Informan Ketiga
Informan ketiga adalah Ibu Tri Budi Handayani yang merupakan karyawan swasta perusahaan kontraktor di Surabaya. Ibu Yani ini
merupakan ibu muda yang dapat dibilang sukses dalam profesi accountingnya. Beliau lahir di Madiun pada tanggal 01 Oktober 1986. Ibu
Yani merupakan lulusan sarjana perguruan tinggi swasta di Surabaya. Peneliti berkunjung ke rumah Ibu Yani pada tanggal 16 Juli 2011 pukul
11.12 WIB sesuai dengan waktu yang telah disepakati. Pada saat
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
63 berjalannya interview, peneliti langsung mengajukan permohonan untuk
menggunakan recorder dan beliaupun tidak keberatan. Di usia yang tergolong muda, beliau juga berprofesi sebagai ibu
rumah tangga. Beliau memiliki dua orang anak. Buatnya, dua orang anak saja cukup. Karena memiliki anak tersebut tidak semudah yang
dibayangkan. Kita harus memiliki perencanaan yang cukup, dengan perencanaan yang cukup, nantinya akan membawa dampak yang postif
bagi segi pendidikan anak. Sebisa mungkin beliau merawat anaknya sendiri, sehingga apa
yang menjadi kebutuhan dari sang anak Ibu Yani bisa mengetahui. Baginya perencanaan bisa ditempuh dari pembatasan usia kelahiran,
terbukti usia anak pertama dengan anak kedua yakni 5 tahun. Beliau merasa 5 tahun merupakan jarak yang pas untuk kedua buah hatinya. Jadi
beliau benar-benar bisa mencurahkan segala kasih sayangnya dengan disambi bekerja.
Bagi Ibu Yani, slogan Dua Anak Lebih Baik tersebut sangat memberikan masukan dalam kehidupan rumah tangganya. Sebisa mungkin
Ibu Yani menggali informasi mengenai KB, karena dengan program KB saya bisa melakukan sebuah perencanaan yang matang demi masa depan
kedua buah hatinya. Namun untuk masukan saja, iklan layanan masyarakat program Keluarga Berencana “Dua Anak Lebih Baik” itu seharusnya lebih
sering digelorakan, agar seluruh lapisan masyarkat paham tentang program KB itu apa, ujar Ibu Yani.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
64
4.2.4 Informan Keempat