1. Pemilihan Varietas dan Asal Benih
Untuk pemilihan varietas yang diperbanyak, penangkar menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen, kesesuaian lahan, umur tanaman, dan ketahanan terhadap
hama penyakit. Benih sumber yang digunakan berasal dari kelas yang lebih tinggi. Untuk menghasilkan benih dasar FS digunakan benih penjenis BS, untuk
menghasilkan benih pokok SS digunakan benih dasar, sedangkan untuk menghasilkan benih sebar ES digunakan benih pokok. Penangkar membeli benih
yang berasal dari penangkar lain atau Balai Benih Induk Padi.
2. Pemilahan dan Perlakuan Benih
Langkah awal yang dilakukan penangkar benih adalah benih yang akan ditanam disemaikan terlebih dahulu. Penangkar melakukan uji benih yang baik dan layak
untuk disemaikan. Penentuan benih yang baik dan layak adalah dengan cara menyiapkan kaleng yang berisi air dan diberi campuran larutan abu dapur dengan
perbandingan keduanya 10 – 12 bagian air dan 1 bagian abu dapur. Kemudian
benih dimasukkan dan diaduk ke dalam campuran larutan tersebut. Setelah pengadukan, benih tersebut dibiarkan sekitar lima menit maka akan terlihat
perbedaan benih dimana ada beberapa benih yang melayang atau mengapung di permukaan larutan. Benih yang mengapung tersebut adalah benih yang kurang
baik untuk disemai dan benih tersebut harus dibuang sebab ada kemungkinan bercampur biji hampa. Sebelum disebar benih direndam didalam air selama 24
jam kemudian diperam selama 24 jam untuk memacu perkecambahan. Biji yang telah siap kemudian disebarkan merata pada lokasi persemaian. Setiap varietas
benih diletakkan berbeda – beda di lahan persemaian. Setelah berumur 30 – 40
Universitas Sumatera Utara
hari bibit siap untuk ditanam di persawahan. Bibit yang akan ditanam di sawah dipindahkan dengan cara mencabut sampai ke akarnya.
3. Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan di daerah penelitian meliputi kegiatan membersihkan lahan, membajak dan meratakan tanah. Penangkar mengolah lahannya dengan
menggunakan jasa jetor. Penangkar mengupah tenaga kerja untuk mengolah lahannya dikarenakan tidak membuang tenaga untuk mencangkul lagi. Apabila
lahan sudah selesai untuk ditanami, maka bibit siap untuk dipindahkan ke lahan tersebut. Bibit yang akan ditanam sebaiknya memiliki kriteria diantaranya daun
tidak ing, sehat dan bebas dari hama dan penyakit, umur tidak lebih dari 40 hari, daun berjumlah 5
– 7 helai, batang besar dan sehat, tinggi kurang lebih 25 – 30 cm.
4. Penanaman