Saran Tinjauan Pustaka DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

penangkaran benih padi layak untuk diusahakan dan memiliki prospek yang bagus untuk ke depannya. Sedangkan nilai BC untuk benih dasar sebesar 3,57, benih pokok sebesar 2,04 dan benih sebar sebesar 1,78. Nilai BC 0 dimana setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan akan memberikan pendapatan sebesar Rp 3,57 untuk benih dasar, Rp 2,04 untuk benih pokok dan Rp 1,78 untuk benih sebar artinya usahatani penangkaran benih padi ini dan layak untuk diusahakan dan menguntungkan.

6.2 Saran

Adapun saran yang dapat peneliti berikan adalah : 1. Kepada Pemerintah Diharapkan kepada pemerintah untuk membantu penangkar dalam bentuk permodalan, membeli kelebihan benih dari penangkar dan menetapkan kepastian harga jual benih padi bersertifikatbermutu, supaya merangsang petani untuk menjadi penangkar benih dan kebutuhan benih di Kabupaten Serdang Bedagai dapat terpenuhi. 2. Kepada Penangkar Disarankan kepada penangkar untuk memperbaiki cara penanaman dan budidaya agar produktivitas yang dihasilkan dapat lebih tinggi dan meningkatkan kerja sama serta hubungan yang baik sesame penangkar benih. Universitas Sumatera Utara 3. Kepada Peneliti Selanjutnya Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar meneliti strategi pengembangan usahatani penangkaran benih padi di Kabupaten Serdang Bedagai. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun sebagai bahan makanan pokok padi dapat digantikan disubstitusi oleh bahan makanan lainnya, namun padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah digantikan oleh bahan makanan yang lain Aak, 1990. Tanaman padi termasuk golongan rumput-rumputan dengan klasifikasi sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisio : Spermathophyta Subdivisio : Monocotyledonae Ordo : Angiospermae Genus : Oryza Linn Species : Oriza sativa L Aak, 2006 . Padi Oryza Sativa L, termasuk ke dalam sub family Oryzoidae, family Orizeac. Dari sejak berkecambah sampai panen, tanaman padi memerlukan 3-6 bulan. Sistem akar padi digolongkan ke dalam akar serabut. Batang terdiri dari beberapa ruas yang dibatasi oleh buku. Daun dan tunas anakan tumbuh pada buku. Padi Universitas Sumatera Utara dapat tumbuh baik di daerah-daerah yang berhawa panas dan udaranya banyak mengandung uap air. Di Indonesia padi ditanam dari dataran rendah sampai 1300 meter diatas permukaan laut. Tanaman padi banyak membutuhkan air, maka padi ditanam di musim hujan, baik sebagai padi lading atau padi gogo. Di musim kemarau bisa juga padi ditanam di sawah akan tetapi hanya pada sawah yang dapat drainase secara teratur Fitriadi, 1998. Benih padi adalah gabah yang dihasilkan dengan cara dan tujuan khusus untuk disemaikan menjadi pertanaman. Kualitas benih ditentukan oleh prosesnya, mulai dari proses perkembangan dan kemasakan benih, panen, perontokan, pembersihan, pengeringan, penyimpanan benih sampai fase pertumbuhan di persemaian Arsanti, 1995. Salah satu kunci budidaya padi terletak pada kualitas benih yang memiliki daya kecambah tinggi 90-100, sehat, dan murni. Benih yang memiliki persyaratan tersebut diharapkan akan menghasilkan bibit yang kekar vigorous, seragam, dan sehat. Berdasarkan persyaratan kualitas, benih padi yang ditanam harus yang bermutu tinggi Suparyono dan Setyono, 1993. Dalam hal pertanaman, benih menurut Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 39PermentanOT. 14082006 dibagi atas beberapa kelas,antara lain: 1. Benih Penjenis BreederseedsBS adalah benih yang dihasilkan dibawah pengawasan para pemulia dengan prosedur baku yang memenuhi standar sertifikasi sistem mutu sehingga tingkat kemurnian genetic varietas terpelihara dengan baik. Bentuk benih penjenis ini dapat berupa pohon induk pemulia Universitas Sumatera Utara ataupun organ vegetative. Dimana benih selanjutnya digunakan sebagai bahan dasar untuk memproduksi benih selanjutnya. 2. Benih DasarBD Foundation seedsFS adalah benih yang dihasilkan dari turunan benih penjenis yang dipelihara sehingga identitas dan tingkat kemurnian varietas dapat memenuhi standar mutu benih bina yang ditetapkan. Pada perbanyakan vegetatif, benih ini dapat berupa kebun sumber mata temple Entress dan biasanya diproduksi oleh lembaga perbenihan pemerintah. 3. Benih PokokBP Stock seedsSS adalah benih yang dihasilkan dari perbanyakan benih dasar atau benih penjenis dengan tingkat kemurnian yang dipelihara untuk memenuhi standar mutu bina yang ditetapkan dan disebarkan oleh Balai-balai benih dan merupakan turunan dari benih dasar. 4. Benih SebarBS atau benih reproduksiBR Extension seedsES dapat diproduksi dari benih pokok, benih dasar atau benih penjenis yang memenuhi standar mutu bina. Merupakan benih yang dihasilkan oleh kebun-kebun benih atau petani penangkar. 2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Usahatani

Menurut Rahim dan Hastuti 2007 pengertian ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola input produksi tanah, tenaga kerja, modal, teknologi, pupuk, benih dan pestisida dengan efektif dan efisien, dan kontinyu untuk menghasilkan produksi yang tinggi sehingga pendapatan usahatani nya meningkat. Menurut Hernanto 1991 mendefenisikan usahatani sebagai organisasi alam, tenaga kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian. Universitas Sumatera Utara Organisasi ini ketatalaksanaannya berdiri sendiri dan sengaja diusahakan oleh seorang atau sekumpulan orang, segolongan sosial, baik yang terikat genologis, politis, maupun territorial sebagai pengelolanya. Sedangkan menurut Makeham dan Malcolm 1991, usahatani farm management adalah cara bagaimana mengelola kegiatan – kegiatan pertanian. Defenisi usahatani Mubyarto 1989 adalah suatu tempat atau bagian dari permukaan bumi dimana pertanian diselenggarakan oleh seorang petani tertentu apakah ia seorang pemilik, penyakap atau manager yang digaji. Usahatani adalah himpunan dari sumber – sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air, perbaikan – perbaikan yang telah dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan – bangunan yang didirikan diatas tanah dan sebagainya.

2.2.2 Teori Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan salah satu faktor penting untuk dikelola dalam kegiatan produksi untuk menentukan laba usaha. Sesuai dengan prinsip – prinsip ekonomi dimana dengan pengeluaran tertentu untuk memperoleh keuntungan yang optimal maka diperlukan pengendalian biaya. Menurut Mulyadi 2004, biaya produksi adalah biaya – biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk yang siap dijual. Biaya produksi dipengaruhi oleh faktor – faktor sebagai variabel akan tingkat produksi. Umumnya faktor – faktor utama untuk mempengaruhi produksi adalah faktor lahan, tenaga kerja, modal untuk pengadaan bibit, pupuk, obat – obatan, teknologi dan manajemen Rahim dan Hastuti, 2007. Universitas Sumatera Utara Biaya dapat dibedakan menjadi biaya tetap fixed cost dan biaya variabel variable ,cost. Biaya tetap yaitu biaya yang besarnya tidak dipengaruhi besarnya produksi, Biaya tetap didefenisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya yang terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh sedikit, contohnya penyusutan peralatan dan pajak. Biaya variable yaitu biaya yang besarnya dipengaruhi oleh besarnya produksi Suratiyah, 2009. Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Contohnya biaya sarana produksi bibit,pupuk,bahan bakar minyak, tenaga kerja dan obat-obatan. Kalau menginginkan produksi yang tinggi, maka sarana produksi perlu ditambah ataupun dikurangi, biaya ini sifatnya berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan produksi Soekartawi, 1996.

2.2.4 Teori Penerimaan

Penerimaan usahatani adalah perkalian antara volume produksi yang diperoleh dengan harga jual. Harga jual adalah harga transaksi antara petani penghasil dan pembeli untuk setiap komoditas menurut satuan tempat. Satuan yang digunakan seperti satuan yang lazim dipakai pembelipenjual secara partai besar, misalnya : kg, kuintal, ikat, dan sebagainya Soekartawi, 2006. Menurut Boediono 1992, ada beberapa konsep penerimaan yaitu : 1.Total Revenue TR yaitu penerimaan total produsen dari hasil penjualan outputnya. Total Revenue adalah output dikalikan harga jual output. 2.Average Revenue AR yaitu penerimaan produsen per unit output yang ia jual. 3.Marginal Revenue MR yaitu kenaikan dari TR yang disebabkan oleh penjualan tambahan 1 unit output. Universitas Sumatera Utara

2.2.5 Teori Pendapatan

Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya dalam usaha. Dimana penerimaan usaha adalah nilai produk total suatu usaha dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Penerimaan ini mencakup semua produk yang dijual, dikonsumsi rumah tangga petani, yang digunakan kembali untuk bibit atau yang disimpan digudang Apabila pendapatan yang diperoleh lebih besar dari total biaya, atau diperoleh keuntungan maka usaha penangkaran benih padi dikatakan layak Soekartawi, 1995.

2.2.6 Analisis Kelayakan Usaha

Studi kelayakan adalah studi atau penelitian dalam rangka untuk menilai layak tidaknya investasi yang akan dilakukan dengan berhasil dan menguntungkan secara ekonomis. Investasi atau penanaman modal dalam suatu perusahaan tidak lain adalah menyangkut penggunaan sumber-sumber yang diharapkan akan memberikan imbalan pengembalian yang menguntungkan dimasa yang akan mendatang. Apapun bentuk investasi yang akan dilakukan diperlukan studi kelayakan meskipun intensitasnya berbeda. Adapun manfaat yang diharapkan dilakukannya studi kelayakan proyek adalah memberikan masukan informasi kepada decision maker dalam rangka untuk memutuskan dan menilai alternatif proyek investasi yang akan dilakukan Suratman, 2001.

2.2.7 RC Ratio

Efisiensi menurut Soekartawi 1995, merupakan gambaran perbandingan terbaik antara suatu usaha dan hasil yang dicapai. Efisien tidaknya suatu usaha ditentukan oleh besar kecilnya hasil yang diperoleh dari usaha tersebut serta besar kecilnya biaya yang diperlukan untuk memperoleh hasil tersebut. Tingkat efisiensi suatu Universitas Sumatera Utara usaha biasa ditentukan dengan menghitung per cost ratio yaitu imbangan antara hasil usaha dengan total biaya produksinya.Untuk mengukur efisiensi suatu usahatani digunakan analisis RC ratio. RC ratio adalah perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya. Semakin besar RC ratio maka akan semakin besar pula keuntungan yang diperoleh petani . Jika nilai RC 1, maka suatu usaha dikatakan layak untuk dikembangkan Soekartawi, 2001. Jika suatu usaha dikatakan layak untuk diusahakan, maka untuk pengembangan usaha atau memperbesar skala usaha tersebut diperlukan peningkatan jumlah produksi atau penambahan modal dalam pembelian bahan baku produksi dengan meminimalisir biaya produksi agar penerimaan yang diperoleh dapat lebih besar dan memberikan keuntungan. Penambahan biaya pada suatu usaha akan meningkatkan penambahan penerimaan sebesar nilai perbandingan penerimaan terhadap biaya tersebut.

2.2.8 BC Ratio

Menurut Rahardi dan Hartono 2003 menyatakan bahwa analisis BC ratio adalah perbandingan antara tingkat pendapatan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha dikatakan layak untuk dijalankan atau memberi manfaat apabila nilai BC lebih besar dari nol 0. Semakin besar nilai BC maka semakin besar pula manfaat yang akan diperoleh dari usaha tersebut. Besarnya kecilnya nilai BC ratio berpengaruh dari selisih antara total penerimaan dengan total biaya terhadap total biaya. Untuk memperoleh pendapatan yang besar, maka total penerimaan harus lebih besar dari pada total biaya. oleh karena itu untuk meningkatkan penerimaan, maka jumlah produk pada suatu usaha harus Universitas Sumatera Utara ditingkatkan dengan penambahan input produksi berupa pembelian bahan baku atau penambahan modal suatu usaha. Penambahan biaya tambahan akan memberikan penambahan pendapatan sebesar nilai perbandingan antara total pendapatan terhadap total biaya.

2.3 Penelitian Terdahulu