Absorbsi dan Bioavailabitas Volume Distribusi Metabolisme Ekskresi Ginjal

13 retensi azotemia. Pada pemeriksaan hanya ditemukan hipertensi, anemia dan hiperurikemia. c. Gagal ginjal LFG = 5-25 Gambaran klinik dan laboratorium makin nyata: anemia, hipertensi, dehidrasi, kelainan laboratorium seperti hiperurikemia, kenaikan ureum dan kreatinin serum, kalium K + serum biasanya masih normal. d. Sindrom azotemia LFG = kurang dari 5 Sindrom azotemia istilah lama uremia dengan gambaran klinik sangat komplek dan melibatkan banyak organ. 2.3 Farmakokinetik pada Pasien GGK Ginjal termasuk organ eliminasi utama di samping hati. Dalam ginjal proses ekskresi, ginjal melakukan filtrasi, sekresi dan reabsorbsi, yang mana proses ini dipengaruhi oleh kecepatan dan aliran darah ginjal. Oleh sebab itu setiap kejadian yang mengubah aliran darah ginjal akan mengubah kecepatan dan jumlah obat yang diekskresi oleh ginjal. Disamping itu dalam proses filtrasi oleh glomeruli, karena yang lolos filtrasi adalah obat yang tak terikat protein albumin. Seperti diketahui, karena biosintesis protein terjadi di hati, maka normalitas fungsi hati secara tidak langsung turut menentukan kapasitas ekskresi ginjal Hakim, 2013.

2.3.1 Absorbsi dan Bioavailabitas

Gangguan ginjal akan menurunkan absorbsi dan mengganggu bioavailabilitas obat yang diberikan secara oral, hal ini terjadi karena waktu pengosongan lambung yang panjang, perubahan pH lambung, berkurangnya absorbsi usus dan gangguan metabolisme di hati. Untuk mengatasi hal ini dapat Universitas Sumatera Utara 14 dilakukan berbagai upaya antara lain mengganti cara pemberian, memberikan obat yang merangsang motilitas lambung dengan menghindari pemakaian bersama obat yang mengganggu absorbsi dan motilitas Nasution, et al,. 2003.

2.3.2 Volume Distribusi

Volume distribusi Vd merupakan rasio antara dosis obat yang diberikan dan konsentrasi obat dalam plasma. Obat dengan konsentrasi plasma rendah, seperti digoksin, volume distribusinya hampir sama dengan cairan tubuh total, sedangkan obat dengan ikatan protein yang kuat mempunyai volume distribusi lebih rendah. Akan tetapi untuk obat yang sangat kuat berikatan dengan albumin, oleh karena terjadi gangguan pengikatan albumin, menyebabkan peningkatan jumlah obat bebas sehingga terjadi perubahan volume distribusi Nasution, et al,. 2003.

2.3.3 Metabolisme

Ginjal merupakan tempat untuk metabolisme dalam tubuh, tetapi efek gangguan ginjal hanya bermakna secara klinis pada dua kasus saja, yaitu ginjal bertanggung jawab terhadap kebutuhan insulin pada pasien diabetes yang mengalami gagal ginjal akut sering menjadi berkurang. Jadi pada keadaan ini bukan hanya obat-obat yang sebagian besar tereliminasi oleh ginjal saja yang terpengaruh, namun obat-obat yang sebagian besar termetabolisme juga mengalami perubahan klirens Hakim, 2013.

2.3.4 Ekskresi Ginjal

Fungsi ekskresi ginjal rata-rata berkurang 6-10 tiap sepuluh tahun, ketika seseorang mulai menginjak usia 40 tahun. Ginjal merupakan rute eliminasi utama untuk berbagai obat dan metabolitnya. Ekskresinya dapat melalui filtrasi Universitas Sumatera Utara 15 glomeruler, sekresi tubulus atau reabsorpi. Ekskresi merupakan parameter farmakokinetika yang paling terpengaruh oleh gangguan ginjal. Apabila filtrasi glomerular terganggu oleh penyakit ginjal, maka klirens obat tereliminasi terutama melalui mekanisme ini menjadi lebih panjang Hakim, 2013.

2.4 Penilaian Terhadap Fungsi Ginjal