Perhitungan Six Big Losses

46 Dari Tabel 4.8 diatas tentang nilai Overall Equipment Effectiveness OEE mesin Turbin Uap periode January 2015 – Desember 2015 dapat kita lihat bahwa perolehan OEE tertinggi terdapat pada bulan September yaitu sebesar 99,07 . Dan perolehan terendah terdapat pada bulan Agustus denga nilai 49,86 . Hal ini sangat dipengaruhi oleh nilai dari ketiga faktor tersebut yaitu Availability, Performance Efficiency, dan Rate of Quality Product. Dimana dalam perhitungan ketiga faktor tersebut termasuk didalamnya waktu yang tersedia selama bulan ke bulan yaitu jumlah hari kerja dikalikan dengan jumlah total waktu selama satu hari yaitu 24 jam, waktu kerusakan, waktu pemeliharaan, total waktu operasi, total waktu operasi yang seharusnya ataupun total waktu yang ideal, total waktu penstabilan selama mesin melakukan pemanasan, total jumlah energy yang dihasilkan oleh mesin Turbin Uap tersebut, dan juga total energy yang terbuang. Dalam hal ini, pengerjaan ulang energy tidak ada karena produk yang dihasilkan adalah berupa arus listrik. Jadi semua terpakai.

4.2.5. Perhitungan Six Big Losses

Perhitungan Six Big loses atau enam besar faktor kerusakan yang diantaranya : Downtime Losess Equipment failure dan setup and adjustment, speed losess idling and minor stoppages loss dan reduce speed, defect losses rework loss dan yieldscraf loss yang akan dijelaskan di bawah ini :

4.2.5.1. Downtime Losess

Downtime losess adalah kerugian waktu yang seharusnya digunakan untuk melakukan proses produksi akan tetapi karena adanya gangguan pada mesin equipment failures mengakibatkan mesin tidak dapat melaksanakan proses produksi sebagaimana semestinya. Dalam perhitungan Overal equipment effectiveness OEE, Equipment Failures dan waktu Setup dan Adjustment dikategorikan sebagai kerugian waktu downtime downtime losses. Universitas Sumatera Utara 47 a. Equipment FailureBreakdowns EF Equipment failure ataupun breakdown adalah kegagalan mesin melakukan proses produksi ataupun kerusakan yang terjadi secara tiba-tiba serta yang tidak diharapkan terjadi sehingga menyebabkan kerugian yang terlihat jelas, yaitu tidak menghasilkan output. Untuk mencari besarnya persentase efektivitas mesin yang hilang akibat dari faktor breakdown loss dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Dengan rumus diatas dapat dihitung breakdown Turbin Uap yang terjadi pada bulan January 2015. = 0 Dengan perhitungan yang sama maka didapat : Tabel 4.9. Breakdown Loss periode Januari 2015 – Desember 2015 Periode Total waktu breakdown Jam Operation time Jam Breakdown Loss Januari 596 Februari 547,4 Maret 548,32 April 666,12 Mei 3 417,05 0,72 Juni 549 Juli 618,54 Agustus 8 255,5 3,33 September 551,77 Universitas Sumatera Utara 48 Tabel 4.9. Lanjutan Oktober 691,36 November 572,16 Desember 642,6 Sumber : Hasil Pengolahan data b. Setup and Adjustment loss SA Karena adanya pemeliharaan serta kerusakan-kerusakan yang terjadi maupun trip mesin Turbin Uap sehingga mesin harus diberhentikan dahulu. Saat mesin dioperasikan kembali, mesin akan melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap fungsi mesin tersebut dan proses tersebut disebut Setup and Adjustment mesin. Di dalam perhitungan setup and Adjustment mempergunakan data waktu setup mesin yang dibagikan dengan waktu loading time dari mesin Turbin Uap. Untuk mengetahui besar persentase setup and Adjustment loss dari mesin Turbin Uap oleh waktu setup mesin Turbin Uap tersebut dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Dari rumus diatas maka Set up and Adjustment Loss untuk bulan January 2015 dapat kita hitung, yaitu : Dengan perhitungan yang sama maka kita dapat memperoleh hasil pada periode berikutnya : Tabel 4.10. Hasil Set Up and Adjustment Loss untuk periode Januari 2015 – Desember 2015 Periode Total Set up Time Jam Operation time Jam Set up adjustment Januari 4 596 0,67 Februari 4,6 547,4 0,84 Maret 3,68 548,32 0,67 Universitas Sumatera Utara 49 Tabel 4.10 Lanjutan April 5,88 666,12 0,88 Mei 5,5 417,05 1,32 Juni 5 549 0,91 Juli 5,46 618,54 0,88 Agustus 6,9 255,5 2,70 September 0,23 551,77 0,04 Oktober 4,64 691,36 0,67 November 3,84 572,16 0,67 Desember 5,4 642,6 0,84 Sumber : Hasil Pengolahan data

4.2.5.2. Speed Loss

Adapun speed loss terjadi oleh karena mesin tidak beropersi sesuai dengan kecepatan maksimum yang telah ditentukan saat perancanagan mesin. Faktor-faktor yang mempengaruhi speed loss adalah Idling and Minor Stoppages dan Reduce Speed. a. Idling and Minor Stoppages loss IMS Idling and Minor Stoppages terjadi jika mesin Turbin Uap berhenti secara berulang- ulang atau mesin tidak menghasilkan produk, Kemungkinan besar Idling and Minor Stoppages yang terjadi pada Mesin Turbin Uap tidak sepenuhnya terekam. Saat Idling and Minor Stoppages sering terjadi maka akan dapat mengurangi efektivitas mesin. Untuk dapat mengetahui besarnya faktor efektivitas yang hilang akibat dari terjadinya Idling and Minor Stoppages digunakan rumus sebagai berikut : Dari rumus diatas maka Idling and Minor Stoppages loss IMS untuk bulan Januari 2015 dapat kita hitung, sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 50 Non Productive Time = Operation Time – Total Actual Hours = 599 - 312 = 287 Jam Tabel 4.11. Hasil Idling and Minor Stoppages Loss untuk periode Januari 2015 – Desember 2015 Periode Loading time Jam Operation time Jam Total actual hours Jam Non Productive time Jam Idling and minor stoppages loss Januari 600 596 312 287 47,83 Februari 552 547,4 273 274,4 49,71 Maret 552 548,32 293 255,32 46,25 April 672 666,12 349 317,12 47,19 Mei 425,55 417,05 264 153,05 35,97 Juni 554 549 440 109 19,68 Juli 624 618,54 454 164,54 26,37 Agustus 270,4 255,5 134 121,5 44,93 September 552 551,77 501 50,77 9,20 Oktober 696 691,36 486 205,36 29,51 November 576 572,16 396 176,16 30,58 Desember 648 642,6 357 285,6 44,07 Sumber : Pengolahan Data b. Reduce Speed RS Reduce Speed adalah selisih antar waktu kecepatan produksi aktual dengan kecepatan produksi mesin yang ideal. Untuk mengetahui besarnya persentase faktor reduce speed yang hilang, maka digunakan rumus sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 51 − Dari rumus diatas maka hasil Reduce speed dapat kita hitung untuk bulan Januari 2015 − Dengan perhitungan yang sama, periode tahun 2015 dapat kita lihat di tabel 4.12 dibawah ini. Tabel 4.12. Hasil Reduce Speed Loss untuk periode January 2015 – Desember 2015 Periode Loading time Jam Total actual hours Jam Ideal cycle time JamKWh Total Produksi KWh Ideal production time Reduce speed time Jam Reduce speed loss Januari 600 312 0,97 346,4 336,01 24,01 4,00 Februari 552 273 0,97 300,9 291,87 18,87 3,42 Maret 552 293 0,97 307,1 297,89 4,89 0,89 April 672 349 0,97 379,4 368,02 19,02 2,83 Mei 425,55 264 0,97 287,5 278,88 14,88 3,50 Juni 554 440 0,97 485,5 470,94 30,94 5,58 Juli 624 454 0,97 531,2 515,26 61,26 9,82 Agustus 270,4 134 0,97 143,6 139,29 5,29 1,96 September 552 501 0,97 568,7 551,64 50,64 9,17 Oktober 696 486 0,97 439,7 426,51 59,49 8,55 November 576 396 0,97 421,2 408,56 12,56 2,18 Desember 648 357 0,97 399 387,03 30,03 4,63 Sumber : Pengolahan data

4.2.5.3. Defect loss

Defect loss adalah keadaan mesin pada saat tidak menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi dan standar kualitas produk yang telah ditetapkan dan scrap yaitu kerugian yang timbul selama proses produksi belum mencapai keadaan produksi yang stabil pada saat proses produksi mulai dilakukan sampai terjadinya keadaan proses yang stabil. Faktor yang tergolongkan kedalam Defect Loss adalah Rework Loss dan Yield Scrap Loss. Universitas Sumatera Utara 52 a. Rework Loss RL Rework loss adalah produk yang tidak memenuhi spesifikasi standar kualitas yang telah ditentukan walaupun masih dapat diperbaiki ataupun dikerjakan ulang. Untuk mengetahui persentase faktor rework loss yang mempengaruhi efektivitas penggunaan mesin. Digunakan rumus sebagai berikut : Maka Rework Losses Turbin Uap untuk bulan januari 2015 dapat kita hitung, sebagai berikut : Dari contoh perhitungan tersebut maka kita dapat menghitung Rework Losses pada periode bulan berikutnya : Tabel 4.13 Hasil Rework Losses untuk periode Januari 2015 – Desember 2015 Sumber : Pengolahan data Periode Loading time Jam Ideal cycle time JamKWh Rework KWh Rework Time Jam Rework Loss Januari 600 0,97 Februari 552 0,97 Maret 552 0,97 April 672 0,97 Mei 425,55 0,97 Juni 554 0,97 Juli 624 0,97 Agustus 270,4 0,97 September 552 0,97 Oktober 696 0,97 November 576 0,97 Desember 648 0,97 Universitas Sumatera Utara 53 b. YieldScrap Loss Yieldscrap loss merupakan kerugian yang timbul selama proses produksi belum mencapai keadaan produksi yang stabil pada saat proses produksi mulai dilakukan sampai tercapainya keadaan proses yang stabil, sehingga produk pada awal proses sampai keadaan proses stabil dicapai tidak memenuhi spesifikasi kualitas yang diharapkan. Untuk mengetahui persentase faktor yieldscrap loss yang mempengaruhi efektivitas penggunaan mesin digunakan rumus sebagai berikut: Maka dapat dihitung yield scrap losses Turbin Uap yang terjadi pada bulan Januari 2015 adalah sebagai berikut : Dengan perhitungan yang sama, maka Yieldscrap losses mesin Turbin Uap periode Januari 2015 – Desember 2016. Tabel 4.14 Hasil perhitungan Scrap Losses periode bulan Januari 2015 – Desember 2015. Periode Loading time Jam Ideal cycle time JamKWh Total Scrap KWh Scrap Time Jam Scrap Loss Januari 600 0,97 6,25 6,06 1,01 Februari 552 0,97 4,6 4,46 0,81 Maret 552 0,97 5,3 5,14 0,93 April 672 0,97 8,8 8,54 1,27 Mei 425,55 0,97 4 3,88 0,91 Juni 554 0,97 5,8 5,63 1,02 Juli 624 0,97 6,9 6,69 1,07 Agustus 270,4 0,97 4,6 4,46 1,65 September 552 0,97 4,9 4,75 0,86 Oktober 696 0,97 9,1 8,83 1,27 November 576 0,97 6 5,82 1,01 Universitas Sumatera Utara 54 Sumber : Pengolahan Data 4.3. Analisa Perhitungan Data 4.3.1 Analisa Perhitungan Overall Equipment Effectiveness OEE

Dokumen yang terkait

Integrasi Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis untuk Meningkatkan Efektivitas Mesin Hammer Mill di PT. Salix Bintama Prima

12 167 136

Penerapan Total Productive Maintenance Pada Pembangkit Listriktenaga Gas Gt 2.1 Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness

29 159 132

Pengukuran Nilai Overall Equipment Effectiviness (OEE) Sebagai Dasar Implementasi Total Productive Maintenance (TPM) (Studi Kasus di PT INALUM Batu Bara Sumatera Utara)

11 110 156

Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Pada Pabrik RSS PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Batang Serangan.

1 52 148

Studi Aplikasi Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness Di PT. Rolimex Kimia Nusa Mas

1 37 117

Study Peningkatan Overall Equipment Effectiveness Melalui Penerapan Total Productive Maintenance Di PTPN IV PKS Pasir Mandoge

19 90 160

Penerapan Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Meggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness DI PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para

2 46 124

IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DALAM PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DI PT. MULTI BINTANG INDONESIA

1 6 69

Studi Penerapan Total Productive Maintenance Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan Six Big Losses pada Generator Diesel Type 700 di PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk Bagerpang POM

2 13 92

Analisis Total Productive Maintenance untuk Peningkatan Efisiensi Produksi dengan Menggunakan Metode Overall

2 5 11