BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Pengaturan tentang cacat produk dalam UU No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen belum diatur secara rinci. Suatu produk dikatakan cacat karena tidak memenuhi suatu standar mutu. Adapun
peraturan yang berkaitan dengan standar mutu tersebut yaitu Undang- Undang No. 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian
Kesesuaian, Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional. Bentuk-bentuk cacat produk yang terdapat
pada produk Ecocare bermacam-macam, hal ini dikarenakan beragamnya produk Ecocare dan perbedaan manfaat antara produk
Ecocare yang satu dengan yang lainnya. Misalnya, keretakan pada produk, kebocoran sabun, dll.
2. Tanggung jawab hukum PT. Indocare Pacific Cabang Medan terhadap
konsumen barang Ecocare yang memiliki cacat produk umumnya berupa penggantian barang sesuai dengan jenis barang yang rusak. Hal
ini sesuai dengan bentuk tanggung jawab yang diatur dalam UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Pasal 19 ayat 2.
Penggantian barang yang dilakukan terlebih dahulu harus melewati
Universitas Sumatera Utara
prosedur-prosedur, seperti pengecekan dan perbaikan oleh teknisi PT. Indocare Pacific Cabang Medan. Apabila kerusakan sudah tidak dapat
diperbaiki, baru dilakukan penggantian barang. 3.
Upaya penyelesaian sengketa terhadap kerugian konsumen barang Ecocare yang memiliki cacat produk selama ini ditempuh dengan
bentuk penyelesaian sengketa di luar pengadilan secara damai. Upaya penyelesaian sengketa secara damai sesuai dengan UU No. 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen Pasal 45 ayat 2 jo. Pasal 47 dan KUH Perdata Pasal 1851-1854 tentang Perdamaian. Bentuk
penyelesaian secara damai ini dipilih karena penyelesaian mudah, cepat dan murah dibandingkan dengan penyelesaian sengketa melalui
pengadilan.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan sehubungan dengan penulisan skripsi ini yaitu :
1. Sebaiknya badan legislatif dalam menyempurnakan Undang-Undang
No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen ke depannya, mengatur tentang cacat produk dan cacat tersembunyi secara lebih
rinci, karena dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen belum diatur secara rinci mengenai cacat
produk dan cacat tersembunyi. Sementara itu, PT. Indocare Pacific sebaiknya menambahkan label SNI pada produk Ecocare sehingga
Universitas Sumatera Utara
memberikan jaminan kepada konsumen bahwa produk Ecocare telah memenuhi standar nasional pemerintah tentang mutu barang.
2. Mengenai kategori produk Ecocare yang seperti apa yang
dikategorikan produk cacat sebaiknya diatur secara rinci dalam peraturan perusahaan. Selain itu, penggolongan ini juga dapat
menentukan bentuk tanggung jawab PT. Indocare Pacific Cabang Medan kepada konsumen yang dirugikan. PT. Indocare Pacific Cabang
Medan sebaiknya menerapkan bentuk tanggung jawab lain, seperti pengembalian uang atau penggantian barang yang nilainya setara
dengan produk yang memiliki cacat produk, karena produk Ecocare bermacam-macam. Ketentuan seperti ini juga sebaiknya diatur dalam
peraturan perusahaan. 3.
Sebaiknya PT. Indocare Pacific Cabang Medan tidak menganggap sepele masalah produk dan konsumen. Walaupun selama PT. Indocare
Pacific Cabang Medan didirikan sampai saat ini, PT. Indocare Pacific Cabang Medan tidak pernah tersangkut masalah konsumen sampai
pengadilan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN
EKSISTENSI PT. INDOCARE PACIFIC CABANG MEDAN A. Tinjauan Umum Tentang Perlindungan Konsumen
1. Pengertian Konsumen, Pelaku Usaha dan Hukum Perlindungan Konsumen