BAB III TINJAUAN UMUM MENGENAI CACAT PRODUK, PRINSIP-PRINSIP
DAN BENTUK-BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA A. Tinjauan Umum Mengenai Cacat Produk
1. Pengertian Cacat Produk
Menurut Emma Suratman, yang dimaksud dengan produk cacat adalah:
113
Cacat produk adalah “keadaan produk yang umumnya berada di bawah tingkat harapan konsumen. Atau cacat tersebut dapat membahayakan harta benda,
kesehatan tubuh atau jiwa konsumen”. “setiap produk yang tidak dapat memenuhi tujuan pembuatannya baik
karena kesengajaan atau kealpaan dalam proses produksinya maupun disebabkan hal-hal lain yang terjadi dalam peredarannya, atau tidak
menyediakan syara-syarat keamanan bagi manusia atau harta benda dalam penggunannya, sebagaimana diharapkan orang”.
114
Ahmadi Miru berpendapat bahwa “Produk cacat adalah produk yang dengan mempertimbangkan pengetahuan dan teknologi yang tersedia serta biaya
produksi, produk tersebut tidak memenuhi harapan yang wajar dari konsumen”.
115
Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen tidak memberikan defenisi tentang cacat produk. Produk cacat
merupakan satu-satunya dasar pertanggunggugatan produsen, karena Undang- Undang Perlindungan Konsumen hanya menentukan bahwa pelaku usaha
bertanggung jawab memberikan ganti kerugian atas kerusakan, pencemaran dan atau kerugian konsumen akibat mengonsumsi barang danatau jasa yang
113
Az. Nasution, Op. Cit., hal. 248.
114
Ibid.
115
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Op. Cit., hal. 164.
Universitas Sumatera Utara
dihasilkan diperdagangkan. Ada tidaknya kecacatan produk hanya menjadi penting dalam menentukan ada tidaknya kesalahan produsen yang menyebabkan
kerugian konsumen.
116
Larangan mengenai perdagangan barang yang mengandung cacat produk tercantum pada Pasal 8 ayat 2Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen yang bunyinya sebagai berikut : “Pelaku usaha dilarang memperdagangkan barang yang rusak, cacat atau bekas, dan tercemar tanpa
memberikan informasi secara lengkap dan benar atas barang yang dimaksud”.
117
Tanggung jawab pada produk cacat berbeda dengan tanggung jawab pelaku usaha produk pada umumnya. Tanggung jawab produk cacat terletak ada
tanggung jawab cacatnya produk berakibat pada orang, orang lain atau barang lain, sedangkan tanggung jawab pelaku usaha karena perbuatan melawan hukum
adalah tanggung jawab atas rusaknya atau tidak berfungsinya produk itu sendiri.
Dalam penjelasan Undang-Undang dijelaskan bahwa “barang-barang yang dimaksud adalah barang-barang yang tidak membahayakan konsumen dan sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku”.
118
116
Ibid., hal. 165.
117
Republik Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, Pasal 8, Ayat 2.
118
Celina Tri Siwi Kristiyanti,Op. Cit., hal. 92.
Universitas Sumatera Utara
2. Jenis-Jenis Cacat Produk