Terapi Medikamentosa Penatalaksanaan Operatif

Universitas Sumatera Utara

2.9.1. Terapi Medikamentosa

Antibiotik yang dipilih adalah yang berspektrum luas, yaitu golongan penisilin seperti amoksisilin. Jika kuman resisten terhadap amoksisilin, maka diberikan amoksisilin-klavulanat atau sefalosporin generasi ke-2. Antibiotik diberikan selama 10-14 hari meskipun gejala klinik sudah hilang Mangunkusumo, 2011. Jika penderita tidak menunjukkan perbaikan dalam 72 jam, maka dilakukan reevaluasi dan mengganti antibiotik yang sesuai. Kortikosteroid sebagai anti inflamasi yaitu berefek untuk mengurangi besarnya polip, memperbaiki gejala seperti hidung tersumbat, rinore, post nasal drip, dan berkurang atau hilangnya daya penghidu. Kortikosteroid nasal berupa flutikason propionat, mometason furoat, betametason, dan lainnya Desrosiers, 2011; Fokkens et al, 2012. Terapi tambahan lainnya berupa dekongestan oraltopikal yaitu golongan agonis alfa adrenergic, saline irrigation, anti histamine, mukolitik, antagonis leukotriene, anti mikotik, imunomodulator, dan aspirin desentisisasi Desrosiers, 2011. Pengobatan secara medikamentosa menunjukkan hasil yang lebih memuaskan jika diberikan sesuai dengan hasil kultur Busquets et al, 2006. Gold standard untuk kultur sinus adalah pungsi sinus maksilaris, namun hal ini harus dilakukan pada pasien tertentu dan dilakukan dengan hati-hati karena dapat menyebabkan komplikasi minor seperti nyeri dan perdarahan. Kultur sinus sangat penting dalam memilih jenis obat pada rinosinusitis kronik karena organisme patogennya berbeda dengan ABRS. Antibiotik yang biasanya diberikan pada rinosinusitis kronik adalah yang sesuai untuk kuman gram negatif S. aureus dan anaerob Shah, 2008.

2.9.2. Penatalaksanaan Operatif

Rinosinusitis kronik adalah inflamasi dari mukosa hidung dan sinus paranasal dan terapi pembedahan bukan merupakan tindakan yang pertama kali dilakukan. Bedah Sinus Endoskopi Fungsional BSEF, disebut begitu karena pembedahan ini dimaksudkan untuk memperbaiki fisiologis dari ventilasi dan Universitas Sumatera Utara drainase sinus. Indikasi untuk terapi pembedahan ini yaitu : 1 obstruksi hidung yang komplit dikarenakan polip atau medialisasi dinding hidung lateral, 2 abses orbital, 3 komplikasi intakranial, 4 polip antrokoana, 5 rinosinusitis fungal Hamilos, 2011. Bedah sinus terbuka kadang diperlukan walaupun dengan keragaman prosedur endoskopi. Sebagai contoh yaitu operasi Caldwell-Luc dimana sinus maksilaris dimasuki melalui insisi sublabia. Melalui operasi Caldwell-Luc ini dapat dilakukan biopsi dari isi sinus, dan sekaligus jendela untuk drainase akan terbentuk ke kavum nasal Shah, 2008. 2.10. Komplikasi 2.10.1. Kelainan Orbita