Sistem Mukosiliar Fisiologi Sinus Paranasal

Universitas Sumatera Utara menyebabkan sinusitis frontalis dan bila di infundibulum menyebabkan sinusitis maksilaris. Membrana mukosa dipersarfi oleh nervus etmoidalis anterior dan posterior Soetjipto, 2011; Snell, 2006.

2.3. Fisiologi Sinus Paranasal

2.3.1. Sistem Mukosiliar

Sistem mukosiliar akan menjaga agar saluran napas atas selalu bersih dan sehat dengan mengalirkan keluar partikel debu, bakteri, virus, alergen, toksin dan lain-lain yang terperangkap pada lapisan mukus ke arah nasofaring. Silia memiliki gerakan-gerakan teratur, bersama palut lendir akan mendorong partikel-partikel asing dan bakteri yang terhirup ke rongga hidung menuju nasofaring dan orofaring. Partikel-partikel asing tersebut selanjutnya akan ditelan dan dihancurkan di lambung dengan demikian mukosa saluran napas mempunyai kemampuan untuk membersihkan dirinya sendiri Cohen, 2006. Pola gerakan silia yaitu gerakan cepat dan tiba-tiba ke satu arah active stroke dengan ujungnya menyentuh lapisan mukoid sehingga menggerakkan lapisan tersebut. Kemudian silia bergerak kembali lebih lambat dengan ujung yang tidak mencapai lapisan tadi recovery stroke. Perbandingan durasi gerak silia kira-kira 3:1, sehingga gerakannya seolah-olah menyerupai ayunan tangan seorang perenang. Silia tidak bergerak secara serentak, tetapi berurutan seperti efek domino metachronical waves dengan arah yang sama pada satu area. Gerak silia mempunyai frekuensi denyut ciliary beat frequency sebesar 1000 getaran per menit Hwang PH, 2009. Keberhasilan sistem mukosiliar sebagai suatu mekanisme pertahanan lokal pada hidung dan sinus paranasal bergantung kepada transportasi mukosiliar yang dikenal sebagai bersihan mukosiliar. Bersihan mukosiliar yang baik akan mencegah terjadinya infeksi di dalam hidung dan sinus paranasal. Bersihan mukosiliar ditentukan oleh keadaan silia, palut lendir dan interaksi antara keduanya. Daya pembersih mukosiliar dapat berkurang akibat perubahan komposisi palut lendir, aktivitas silia, peningkatan sel-sel infeksi, perubahan Universitas Sumatera Utara histopatologi sel hidung, hambatan sel sekresi atau obstruksi anatomi Cohen, 2006.

2.3.2. Fungsi Sinus Paranasal