Pengaruh Kemampuan kerja terhadap prestasi kerja pegawai Pengaruh kepuasan kerja terhadap prestasi kerja pegawai

McClelland 2013 tentang teori keutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for atau Need for Acievement N.Ach yang menyatakan bahwa motivasi berbeda- beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Murray sebagaimana dikutip oleh Winardi merumuskan kebutuhan akan prestasi tersebut sebagai keinginan :“ Melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang sulit. Menguasai, memanipulasi, atau mengorganisasi obyek-obyek fisik, manusia, atau ide-ide melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin dan seindependen mungkin, sesuai kondisi yang berlaku. Mengatasi kendala-kendala, mencapai standar tinggi. Mencapai performa puncak untuk diri sendiri. Mampu menang dalam persaingan dengan pihak lain. Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat secara berhasil.” http:new.edulab.co.idteori-teori-motivasi tgl 5 juli 2013 jam 20.19pm

5.3. Pengaruh Kemampuan kerja terhadap prestasi kerja pegawai

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan korelasi positif dan signifikan antara kemampuan kerja dengan prestasi kerja sebesar -,290 2 , hal ini berarti koefisien determinannya = 8,41 jadi dapat disimpulkan bahwa varians yang terjadi pada varians prestasi kerja pegawai 8,41 dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel kemampuan kerja. Atau dapat dinyatakan bahwa pengaruh kemampuan kerja terhadap tinggi rendahnya prestasi kerja pegawai sama dengan 8,41, sedangkan sisanya 91,59 , artinya makin tinggi kemampuan kerja pegawai maka semakin tinggi prestasi pegawai. Tindakan ini sesuai dengan penelitian. Menurut Sofo 2003 pengertian kemampuan Universitas Sumatera Utara atau ability adalah apa yang diharapkan di tempat kerja, dan merujuk pada pengetahuan, keahlian, dan sikap yang dalam penerapannya harus konsisten dan sesuai standar kinerja yang dipersyaratkan dalam pekerjaan. Ada tiga komponen penting yang tidak tampak dalam kemampuan diri manusia yaitu; keterampilannya, kemampuannya dan etos kerjanya. Schumacher, dalam Sinamo, 2002. Tanpa ketiganya, semua sumber daya tetap terpendam, tidak dapat dimanfaatkan, dan tetap merupakan potensi belaka. Jika di simak ketiga komponen yang tidak kelihatan tersebut memang berada dalam diri manusia, tersimpan dalam bentuk kemampuan insani operasional operational human abilities . http:www.psychologymania.com201212pengertian- kemampuan.html.T gl 05 juli 2013jam 20.16 pm.

5.4. Pengaruh kepuasan kerja terhadap prestasi kerja pegawai

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan korelasi positif dan signifikan antara kepuasan kerja dengan prestasi kerja pegawai sebesar -,10, hal ini berarti koefisien determinan = 1, jadi dapat disimpulkan varians yang terjadi pada variabel kepuasan kerja 1 dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada varians yang terjadi pada variabel kepuasan kerja pegawai. Atau dapat dinyatakan bahwa pengaruh kepuasan kerja terhadap tinggi rendahnya prestasi kerja pegawai sama dengan 1, sedangkan sisanya 99 ditentukan oleh faktor diluar variabel kepuasan kerja. Hal ini sesuai dengan menurut Wexley dan Yukl 1977 dari pekerjaan kecil, sebaliknya ketidakpuasan akan dirasakan oleh individu bila perbedaan atau Universitas Sumatera Utara kepuasan atau ketidakpuasan yang dirasakan oleh individu merupakan hasil dari perbandingan atau kesenjangan yang dilakukan oleh diri sendiri terhadap berbagai macam hal yang sudah diperolehnya dari pekerjaan dan yang menjadi harapannya. Kepuasan akan dirasakan oleh individu tersebut bila perbedaan atau kesenjangan antara standar pribadi individu dengan apa yang diperoleh kesenjangan antara standar pribadi individu dengan apa yang diperoleh dari pekerjaan besar. Howell dan Dipboye 1986 memandang kepuasan kerja sebagai hasil keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidak sukanya tenaga kerja terhadap berbagai aspek dari pekerjaan. Selanjutnya dibahas tiga model yang mencerminkan hubungan hubungan yang berbeda antara sikap dan motivasi untuk performance secara efektif. 1. Pada model A, kondisi kerja mempengararuhi sikap tenaga kerja terhadap pekerjaan dan organisasi, dan sikap ini secara langsung mempengaruhi secara langsung besarnya upaya untuk melakukan pekerjaan. 2. Pada model B, Sikap kerja merupakan akibat dari, dan bukan yang menetukan motivasi kerja dan unjuk kerja. 3. Pada model C, mengungkapkan bahwa tidak ada hubungan kausal langsung antara sikap kerja dan unjuk kerja. Sikap tidak menyebabkan timbulnya unjuk kerja tertentu. Sikap kerja yang dibicarakan dalam model A,B, dan C mengungkapkan kepuasan kerja. Makin positif sikap kerjanya, makin besar kepuasan Universitas Sumatera Utara kerjanya. http:gammana.wordpress.com20100113teori-teori-kepuasan- kerja.

5.5. Pengaruh kompensasi terhadap prestasi kerja pegawai