Pengamatan Objektif Tahapan Penelitian 1. Proses Pembuatan Biskuit dengan Penambahan Tepung Kacang Merah

b. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah biskuit kacang merah dari penambahan tepung kacang merah dengan variasi perbandingan sebesar 10, 17,5, dan 25 dari jumlah tepung terigu yang digunakan. Sedangkan alat yang digunakan adalah formulir penilaian, alat tulis dan air minum dalam kemasan. 2. Langkah-langkah pada uji daya terima Langkah-langkah yang harus dilakukan pada uji daya terima adalah sebagai berikut: a. Mempersilahkan panelis untuk duduk di ruangan yang telah disediakan. b. Membagikan sampel dengan kode sesuai variasi, air minum dalam kemasan formulir penilaian dan alat tulis. c. Memberikan penjelasan singkat kepada panelis tentang cara memulai dan cara pengisian formulir. d. Memberikan kesempatan kepada panelis untuk memulai dan menuliskan penilaian pada lembar fomulir penilaian. e. Mengumpulkan formulir yang telah diisi oleh panelis. f. Setelah formulir penilaian dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan analisa sidik ragam.

3.6.3. Pengamatan Objektif

Pengamatan secara objektif dalam menentukan kadar serat kasar dilakukan dengan Metode Gravimetri. Penentuan kadar serat kasar yaitu ekstraksi sampel dengan asam dan basa untuk memisahkan serat kasar dari bahan lainnya. Cara kerja : Universitas Sumatera Utara 1. Di timbang dengan teliti 2 – 4 gram sampel yang telah bebas dari lemak dengan cara Soxlet atau dengan cara mengaduk, mengendap tuangkan sampel dalam pelarut organik sebanyak 3 kali. Keringkan sampel dan masukkan ke dalam erelenmeyer 500 ml. 2. Tambahkan 50 ml larutan H2SO4 1,25, kemudian didihkan selama 30 menit dengan menggunakan pendingin tegak. 3. Tambahkan 50 ml NaOH 3,25 dan didihkan lagi selama 30 menit. 4. Dalam keadaan panas, saring kedalam corong Bucher yang berisi kertas saring tak berabu Whatman 54, 41 atau 541 yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya. 5. Cuci endapan yang terdapat pada kertas saring berturut-turut dengan air panas, H 2 SO 4 1,25 air panas dan etanol 96. 6. Angkat Kertas saring beserta isinya, masukkan kedalam kotak timbang yang telah diketahui bobotnya, keringkan pada suhu 105ºC dinginkan dan ditimbang sampai bobot tetap. 7. Bila ternyata kadar serat kasar lebih besar dari 1, abukan kertas saring beserta isinya, timbang sampai bobot tetap. Perhitungan : a. Serat Kasar Serat Kasar = x 100 b. Serat Kasar Serat Kasar = x 100 Universitas Sumatera Utara Keterangan: w : Bobot cuplikan g w1: Bobot abu g w2: Bobot endapan pada kertas saring g Sedangkan untuk pengamatan objektif dalam menentukan kadar protein dilakukan dengan metode Kjeldhal yaitu senyawa nitrogen diubah menjadi ammonium sulfat oleh H2SO4 pekat. Ammonium sulfat yang terbentuk diuraikan dengan NaOH. Amoniak yang dibebaskan diikat dengan asam borat dan kemudian dititer dengan larutan baku asam. Cara kerja : 1. Timbang seksama 0,51 g sampel, masukkan ke dalam labu Kjeldhal 100 ml. 2. Tambahkan 2 g campuran selen dan 25 ml H2SO4 pekat. 3. Panaskan di atas pemanas listrik atau api pembakar sampai mendidih dan larutan menjadi jernih kehijau-hijauan sekitar 2 jam 4. Biarkan dingin, kemudian encerkan dan masukkan ke dalam labu ukur 100 ml, tepatkan sampai tanda garis. 5. Pipet 5 ml larutan dan masukkan ke dalam alat penyuling, tambahkan 5 ml NaOH 30. 6. Sulingkan selama lebih kurang 10 menit, sebagai penampung gunakan 10 ml larutan asam borat 2 yang telah dicampur indikator. 7. Bilasi ujung pendingin dengan air suling. 8. Titar dengan larutan HCl 0,01 N. 9. Kerjakan penetapan blanko. Perhitungan : Universitas Sumatera Utara Kadar Protein =

3.6.4. Panelis