Teori Bloom Teori Belajar

atau hasil belajar semata tetapi harus berorientasi pada proses, diyakini siswa akan menyadari terhadap apa yang harus dipelajarinya dan memiliki kesadaran dan kemampuan bagaiaman cara mempelajari materi yang harus dipelajarinya. b. Learning to do belajar melakukan Learning to do belajar melakukan mengandung pemahaman bahwa belajar itu bukan hanya mendengar dan melihat dengan tujuan akumulasi pengetahu- an tetapi belajar untuk berbuat dengan tujuan akhir penguasaan kompetensi yang sangat diperlukan, terutama dalam era persaingan global. Kemampuan ini akan terbenuk apabila siswa diberi kesempatan untuk melakukan sesuatu sehingga proses pembelajaran diorientasikan pada pengalaman pembelajaran yang didapatkan siswa atau belajar berorienasi pada pengalaman. c. Learning to be I belajar menjadi Learning to be I belajar menjadi mengandung pemahaman bahwa belajar adalah membentuk manusia menjadi dirinya sendiri, atau dengan kata lain, belajar untuk mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai individu dengan kepribadian yang memiliki tanggungawab sebagai manusia. d. Learning to live together belajar hidup bersama Learning to live together belajar hidup bersama mengandung pemahaman belajar untuk bekerjasama. Hal ini sangat diperlukan terutama kaitannya dengan tuntutan masyarakat global, dimana manusia tidak mungkin hidup mengasingkan diri. Sebagai mahluk sosial manusia senantiasa membutuhkan orang lain. Menurut Miarso 2011:529 pembelajaran adalah usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk diri secara positif tertentu dalam kondisi tertentu. Reigeluth dan Merril dalam Miarso 2011:529 berpendapat bahwa pembelajaran sebaiknya didasarkan pada teori pembelajaran yang bersifat preskiptif, yaitu teori yang memberikan ”resep” untuk mengatasi masalah belajar. Teori pembelajaran yang prespektif itu harus memperhatikan tiga variabel, yaitu variabel kondisi, metode, dan hasil. Kerangka teori instruksional itu dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.1 Kerangka teori pembelajaran Diadaptasi dari Reigeluth, 1983, h.19 Variabel kondisi pembelajaran mencakup variabel karakteristik pelajaran dan karakteristik siswa. Metode pembelajaran mencakup variabel perngorganisasian bahan pelajaran, strategi penyamapaian dan pengelolaan kegiatan. Hasil pebelaja- ran mencakup variabel efektif, efisiensi dan daya tarik.

1. Kondisi Pembelajaran

Kondisi pembelajaran dapat didefenisikan sebagai faktor yang mempengaruhi efek metode dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Kondisi pembelajaran dapat juga kita katakan dengan keadaan ril dilapangan atau keadaan pada saat terjadinya proses pembelajaran. Kondisi pembelajaran selalu berubah-ubah. Hal ini tergantu- ng pada situasi anak didik, kondisi kelas,materi pembelajaran. Variabel yang termasuk kedalam kondisi pembelajaran,yaitu variable-variabel ya- ng mempengaruhi penggunana variable metode.Oleh karena perhatian kita adalah untuk mendeskripsikan metode pembelajaran,maka variable kondisi haruslah yang berinteraksi dengan metode dan sekaligus berada diluar control perancang pembe- lajaran. Maksudnya adalah, kita harus mengidentivikasikan variable kondisi pembelajaran yang memiliki pengaruh utama dalam proses pembelajaran tersebut.Dan menurut Meril dan Reigeluth ada tiga variable kondisi pembelajaran yaitu : 1. Karakteristik Pelajaran Karakteristik pelajaran adalah aspek-aspek suatu pelajaran yang dapat memberi- kan landasan yang berguna sekali dalam mendeskripsekan strategi pembelajaran. Karekteristik setiap pelajaran sangatlah berbeda-beda. Oleh karena berbedanya karakter satu pelajaran dengan pelajaran yang lain dituntut menggunakan strategi dan media yang berbeda pula. Di sinilah peranan seorang guru dalam mengorgani- sasi pelajaran,pemilihan media dan menetapkan strategi dalam pembelajaran.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN METODE INQUIRY PADA SISWA KELAS IV SULAIMAN SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT

0 5 85

PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL INKUIRI UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISWA KELAS V A SD NEGERI 10 METRO PUSAT

1 9 67

PENERAPAN METODE SQ3R UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN PADA SISWA PENERAPAN METODE SQ3R UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 GIRIWONDO KECAMATAN JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR.

0 0 16

PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI MAKNA LEKSIKAL DAN MAKNA GRAMATIKAL Pendekatan SAVI untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Makna Leksikal dan Makna Gramatikal dalam Teks Berita pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Plupuh Tahun Ajaran 201

0 0 16

PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI MAKNA LEKSIKAL DAN MAKNA GRAMATIKAL Pendekatan SAVI untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Makna Leksikal dan Makna Gramatikal dalam Teks Berita pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Plupuh Tahun Ajaran 201

0 0 17

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK.

1 5 36

PENGGUNAAN MEDIA KARAOKE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL BACAAN SHALAT PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN.

0 6 42

Meningkatkan Kemampuan Memahami Bacaan Melalui Pelatihan Aspek Pemahaman Bacaan Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar - Ubaya Repository

0 0 2

Meningkatkan Kemampuan Memahami Bacaan Melalui Pelatihan Aspek Pemahaman Bacaan pada Siswa Kelas IV SD Ubaya Repository Lena Prosiding IPPI

0 0 8

MAKNA DAN PESAN PENGUAT SUMPAH ALLAH DALAM SURAT-SURAT PENDEK

0 0 24