Berdasarkan hasil pengujian menggunakan smartPLS sebagaimana di tunjukan pada Gambar 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa tidak terdapat nilai
loading factor dibawah 0.50 selain untuk indikator KSPI yang menggunakan indikator formatif, sehingga tidak harus dilakukan drop data untuk menghapus
indikator yang bernilai loading dibawah 0.50 agar memperoleh model yang baik.
4.6 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis yang diajukan dilakukan dengan pengujian model struktural inner model dengan melihat nilai R-square yang merupakan uji
goodness-fit model. Selain itu juga dengan melihat path coefficients yang menunjukkan koefisien parameter dan nilai signifikansi t statistik. Signifikansi
parameter yang diestimasi dapat memberikan informasi mengenai hubungan antar variabel-variabel penelitian. Batas untuk menolak dan menerima hipotesis yang
diajukan diatas adalah 1,660 untuk p0.05; 1,984 untuk p0,025, dan 2.364 untuk p0.01. Tabel dibawah ini menyajikan output estimasi untuk pengujian model
structural.
Tabel 4.20 Uji Hipotesis berdasarkan Path Coefficient
Original Sample O
Sample Mean M
Standard Deviation
STDEV Standard
Error STERR
T Statistics |OSTERR|
KSPI - FRAUD -0,264542
-0,294411 0,092155
0,092155 2,870614
KG - FRAUD -0,096962
-0,107445 0,068301
0,068301 1,419634
KO - FRAUD -0,100621
-0,104529 0,07887
0,07887 1,275788
PTE - FRAUD 0,404304
0,393465 0,083305
0,083305 4,853321
GK - FRAUD -0,154521
-0,147532 0,08042
0,08042 1,92142
Sumber: Output PLS, 2012
Berdasarkan nilai inner weight sebagaimana ditunjukkan Tabel 4.20 di atas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. H
1
: Keefektifan Sistem Pengendalian Intern KSPI berpengaruh negatif terhadap
Fraud di sektor pemerintahan FRAUD.
Hipotesis pertama menyatakan terdapat pengaruh negatif antara Keefektifan Sistem Pengendalian Intern KSPI terhadap Fraud di Sektor Pemerintahan.
Dilihat dari nilai koefisien parameter sebesar -0,264 dan nilai t-statistic sebesar 2,871 signifikan pada
ρ 0.01. Dengan demikian H
1
dapat diterima bahwa keefektifan sistem pengendalian intern pegawai yang tinggi di suatu
instansi dapat mencegah terjadinya fraud di sektor pemerintahan.
2. H
2
: Kepuasan akan Gaji KG berpengaruh negatif terhadap Fraud di
Sektor Pemerintahan FRAUD.
Hipotesis kedua menyatakan terdapat pengaruh negatif antara Kepuasan akan Gaji KG terhadap fraud di sektor pemerintahan. Berdasarkan hasil
perhitungan menggunakan PLS sesuai dengan tabel diatas diketahui bahwa kepuasan akan gaji tidak berpengaruh terhadap Fraud di sektor pemerintahan.
Hal itu dikarenakan nilai t-statistic sebesar 1,419 berada dibawah nilai kritis 1,660. Dengan demikian H
2
tidak dapat diterima yang berarti bahwa semakin tinggi persepsi Kepuasan akan gaji pegawai instansi di pemerintahan maka
tidak dapat menekan tingkat terjadinya fraud di sektor pemerintahan.
3. H
3
: Kultur Organisasi KO berpengaruh negatif terhadap Fraud di
Sektor Pemerintahan FRAUD.
Hipotesis ketiga menyatakan terdapat pengaruh negatif antara Kultur Organisasi KO terhadap fraud di sektor pemerintahan. Berdasarkan hasil
perhitungan menggunakan PLS sesuai dengan tabel diatas diketahui bahwa kultur organisasi tidak berpengaruh terhadap Fraud di sektor pemerintahan.
Hal itu dikarenakan nilai t-statistic sebesar 1,275 berada dibawah nilai kritis 1,660. Dengan demikian H
3
tidak dapat diterima yang berarti bahwa semakin tinggi persepsi Kultur organisasi pegawai instansi di pemerintahan maka tidak
dapat menekan tingkat terjadinya fraud di sektor pemerintahan.
4. H
4
: Perilaku Tidak Etis PTE berpengaruh positif terhadap Fraud di
Sektor Pemerintahan FRAUD.
Hipotesis keempat menyatakan terdapat pengaruh positif antara Perilaku Tidak Etis PTE terhadap fraud di sektor pemerintahan. Dilihat dari nilai
koefisien parameter sebesar 0,404 dan nilai t-statistic sebesar 4,853 signifikan pada ρ 0.01. Dengan demikian H
4
dapat diterima bahwa semakin etis perilaku pegawai instansi pemerintahan maka akan dapat
menekan terjadinya fraud di sektor pemerintahan.
5. H
5
: Gaya Kepemimpinan GP berpengaruh negatif terhadap Fraud di
sektor Pemerintahan FRAUD.
Hipotesis kelima menyatakan terdapat pengaruh negatif antara gaya kepemimpinan terhadap fraud di sektor pemerintahan. Dari perhitungan
menggunakan PLS ditemukan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh
negatif terhadap fraud di sektor pemerintahan. Karena koefisien parameter mempunyai nilai koefisien parameter sebesar -0,154 dan nilai t-statistic
sebesar 1,921 signifikan pada ρ 0.05. Dengan demikian H
5
diterima yang berarti bahwa semakin baik dan efektif persepsi gaya kepemimpinan pegawai
terhadap atasanya, maka akan dapat menekan terjadinya fraud di sektor pemerintahan.
Hasil pengujian terhadap hipotesis yang dilakukan berdasarkan nilai inner weight , digambarkan secara ringkas pada Tabel 4.21.
Tabel 4.21 Hasil Pengujian Hipotesis Keseluruhan
Sumber : Pengolahan data 2012
Hipotesis Pernyataan
Hasil
H
1
Keefektifan Sistem Pengendalian Intern KSPI berpengaruh negatif terhadap Fraud di sektor
pemerintahan. Hipotesis Diterima
H
2
Kepuasan akan Gaji KG berpengaruh negatif terhadap Fraud di Sektor Pemerintahan.
Hipotesis Ditolak H
3
Kultur Organisasi KO berpengaruh negatif terhadap Fraud di Sektor Pemerintahan.
Hipotesis Ditolak H
4
Perilaku Tidak Etis PTE berpengaruh positif terhadap Fraud di Sektor Pemerintahan.
Hipotesis Diterima H
5
Gaya Kepemimpinan GP berpengaruh negatif terhadap Fraud di sektor Pemerintahan
Hipotesis Diterima
4.7 Pembahasan