denda terhadap pelaku yang terlambat mengganti surat tanda nomor kendaraan STNK, terlambat membayar iuran televisi, terlambat mengganti kartu penduduk,
mendirikan bangunan sebelum izin dan lain-lain. Dalam menjatuhkan denda administrasi ini, pelanggar sama sekali tidak diberi kesempatan membela diri,
berbeda dengan terdakwa yang mempunyai seperangkat hak-hak yang ditentukan dalam KUHAP.
B. Pengaturan Pidana Denda Dalam KUHP
Pidana denda adalah salah satu jenis pidana dalam stelsel pidana pada umumnya. Kedudukan dan pola pidana denda dalam hukum pidana positif
indonesia bertolak dari ketentuan pasal 10 KUHP, yang menyatakan bahwa: 1. pidana pokok, terdiri dari:
a. pidana mati b. pidana penjara
c. pidana kurungan d. pidana denda
e. pidana tutupan yang di tambahkan berdasarkan Undang-Undang No. 20 946.
2. pidana tambahan, terdiri atas: a. pencabutan hak-hak tertentu
b. perampasan barang-barang tertentu c. pengumuman keputusan hakim.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan urutan pidana pokok tersebut, terkesan bahwa pidana denda adalah pidana pokok yang paling ringan. Walaupun tidak ada ketentuan yang
dengan tegas menyatakan demikian. Akan tetapi melihat urutan yang terdapat pada Pasal 10 KUHP pidana denda menjadi pidana paling ringan.
Mulai Pasal 104 sampai Pasal 488 untuk kejahatan buku II perumusan pidananya adalah pidana penjara tunggal, pidana penjara dengan alternatif denda,
pidana kurungan tunggal, pidana kurungan dengan alternatif denda, dan pidana denda yang diancamkan secara tunggal.
Pidana denda yang digunakan sebagai pidana alternatif atau pidana tunggal dalam buku II dan buku III KUHP. Pidana penjara sering digunakan
dalam penetapan dan penjatuhan pidana, hal ini dikaitkan dengan tujuan pemidanaan terutama pencapaian efek jera bagi pelaku, sehingga sanksi pidana
penjara lebih banyak dikenakan dalam pemidanaan yang terdapat dalam pasal- pasal KUHP. Kesuluruhan pasal dan ayat ancaman pidana yang dirumuskan
dalam KUHP diperoleh perbedaan komposisi antara pidana penjara dan pidana denda yang dituangkan dalam tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1
31
Perbandingan Jumlah Pidana Penjara ; Penjara atau Denda ; dan Pidana Denda Buku II KUHP
Pidana Penjara tunggal
Penjara atau Denda Alternatif
Pidana Denda
Jumlah = 296 Pasal Jumlah = 133 Pasal
Jumlah = 2 Pasal Ancaman maksimum
bervariasi, dari yang terendah:
1 4 bulan = mengasut
untuk bunuh diri 345;
Ancaman maksimum penjara atau denda
bervariasi dari yang terendah :
1 1 bulan 2 minggu =
Rp.4500 1
Denda Rp. 18.000 2
Denda Rp.150.000
31
Suhariyono, Op.cit, hal.172.
Universitas Sumatera Utara
2 4 bulan 2 minggu =
melarika diri dari pekerjaan 455
3 6 bulan = memnuat
asal usul orang lain tidak tentu 277;
4 9 bulan = membujuk
tentara agar melarikan diri 236; perkelahian
1 lawan 1 184;
5 1 tahun 4 bulan =
merusak surat 234; berita bohong
terjadinya tidak pidana 220; nenghalango
pemilu 148;
6 1 tahun 6 bulan
=merintangi pertemuan umum
175;
7 2 tahun sampai 15
tahun dianggap sedang dan berat;
8 Seumur hidup atau 20
tahun sangat berat 2
2 bulan = Rp.4.500 3
3 bulan = Rp. 900 4
3 bulan = Rp.4.500 5
4 bulan = Rp.4.500 6
4 bulan 2 minggu = Rp.9.000
7 6 bulan = Rp.4.000
8 9 bulan = Rp.4.500
9 9 bulan = Rp.9.000
10 9 bulan = Rp.18.000
11 1 tahun = Rp.4.500
12 1 tahun 4 bulan =
Rp.4.5000 13
1 tahun 4 bulan = Rp.15.000
14 2 tahun 8 bulan =
Rp.4.500 15
2 tahun 8 bulan = Rp.75.000
16 4 tahun = Rp.900
17 5 tahun = Rp.900
18 10 tahun =
Rp.25.000.000 Pasal 176 dan pasal 407
Jika diperbandingkan dengan jumlah yang ditentukan dalam buku II dan buku III mengenai bobot jenis pidana penjara denda juga kurungan tampak
secara signifikan bahwa pidana penjara diutamakan untuk menghukum pelaku tindak pidana kejahatan. Jumlah 465 pasal, yang dimulai dari Pasal 104 sampai
Pasal 569 menunjukkan bahwa terdapat 296 pasal ancaman penjara tunggal, 6 pasal kurungan tunggal pelanggaran, 2 pasal denda tunggal untuk kejahatan,
40 pasal pidana denda tunggal pelanggaran, 133 pasal alternatif pidana penjara atau denda, dan 34 alternatif pidana kurungan atau denda. Keseluruhan dari
jumlah diatas dapat dilihat bahwa pidana penjara, termaksud pidana penjara yang
Universitas Sumatera Utara
dialternatifkan dengan pidana denda, masih dominan, yakni berjumlah 296 penjara tunggal dan 133 alternatif penjara atau denda.
32
Pidana denda diatur dalam Pasal 30-31 KUHP yang berisi:
33
Pasal 30.
1 Pidana denda paling sedikit tiga rupiah tujuh puluh lima sen. 2 Bila pidana denda tidak dibayar, maka diganti dengan pidana kurungan.
3 Lama pidana kurungan pengganti paling sedikit satu hari dan paling
tinggi enam bulan. 4 Dalam putusan hakim, lamanya pidana kurungan pengganti ditetapkan
sebagai berikut; bila pidana dendanya tujuh rupiah lima puluh sen atau kurang, dihitung satu hari; bila lebih dari tujuh rupiah lima puluh sen,
tiap-tiap tujuh rupiah lima puluh sen dihitung paling banyak satu hari, demikian pula sisanya yang tidak cukup tujuh rupiah lima puluh sen.
5 Bila ada pemberatan pidana denda yang disebabkan oleh gabungan atau pengulangan, atau karena ketentuan pasal 52, maka pidana kurungan
pengganti paling lama delapan bulan. 6 Pidana kurungan pengganti sama sekali tidak boleh lebih dari delapan
bulan.
Pasal 31.
1 Terpidana dapat segera menjalani pidana kurungan pengganti tanpa menunggu batas waktu pembayaran denda.
2 Ia setiap waktu berhak membebaskan dirinya dari pidana kurungan pengganti dengan membayar dendanya.
3 Pembayaran sebagian dari pidana denda, sebelum atau sesudah mulai menjalani pidana kurungan pengganti, membebaskan terpidana dari
sebagian pidana kurungan yang seimbang dengan bagian yang dibayarnya.
Pidana denda dalam KUHP diancam terhadap seluruh tindak pidana pelanggaran dalam buku III KUHP dan juga terhadap tindak pidana kejahatan
dalam buku II KUHP, tetapi kejahatan-kejahatan ringan dan kejahatan yang dilakukan dengan tidak sengaja.
Ketentuan pasal 30-31 tersebut dapat dikatakan bahwa pidana denda merupakan pidana alternatif dari pidana kurungan dan hakim menjatuhkan pada
32
Ibid, hal 173
33
R.Soesilo. 1993. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP Serta Komentar- Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal. Bogor:Politeia
Universitas Sumatera Utara
kejahatan-kejahatan yang sangat rendah. Oleh karena itu, dalam sistem KUHP yang sekarang berlaku, pidana denda dapat dipandang sebagai bentuk pidana
pokok yang ringan. Alasan pertama, hal ini dapat dilihat dari kedudukan urutan- urutan pidana pokok di dalam pasal 10 KUHP. Kedua, pada umumnya pidana
denda dirumuskan sebagai pidana alternatif dari pidana penjara atau kurungan sedikit sekali tindak pidana yang hanya diancamkan dengan pidana denda untuk
kejahatan dalam Buku II hanya terdapat satu delik, yaitu pasal 403, sedangkan untuk pelanggaran dalam Buku III hanya terdapat 40 pasal dari keseluruhan pasal-
pasal tentang pelanggaran. Ketiga, jumlah ancaman pidana denda dalam KUHP pada umumnya relatif rendah.
34
Berdasarkan ketentuan Pasal 30 ayat 2 jika pidana denda tidak dibayar maka harus diganti dengan pidana kurungan. Lamanya pidana kurungan pengganti
denda ditentukan dalam kasus demi kasus dalam putusan hakim, pada umumnya minimal 1 satu hari atau maksimum 6 enam bulan dalam Pasal 30 ayat 3
KUHP. Maksimum ini dapat dinaikkan menjadi 8 delapan bulan dalam hal gabungan concursus, residivis dan delik jabatan menurut Pasal 52 dan bis Pasal
30 ayat 5 KUHP Berdasarkan ketentuan Pasal 30 KUHP tersebut, pidana denda dalam
KUHP adalah hanya berbentuk uang dan tidak boleh berbentuk barang. Denda yang tidak dibayar oleh terpidana baik kerena ketidakmampuan atau
ketidakmauannya, maka pidana denda itu dapat diganti kedalam pidana kurungan yang disebut dengan hukuman subsider atau pengganti.
34
Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-Teori Kebijakan Hukum Pidana, Alumni, Bandung,1984, hal.177-178.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Pasal 31 KUHP, bagi pelaku tindak pidana yang dijatuhi dengan pidana denda dapat menjalani pidana kurungan sebagai pengganti. Para pelaku
tindak pidana jika merasa tidak mampu membayar denda dan seandainya dendanya dibayar dan sisanya tidak, maka kurungan sebagai pengganti dikurang
secara seimbang.
35
Menjatuhkan hukuman denda hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan kekuatan ekonomi sipelanggar, jika sipelanggar ada tanda-tanda
insyaf dalam kesalahanya atau atas dasar pertimbangan Hakim dalam hal-hal yang dapat meringankan.
C. Pidana Denda Dalam Sistem Pemidanaan Pelanggaran Lalu Lintas