dalam pengertian sentence conditionally atau voorwaardelijk veeroordeeld yang sama artinya dengan “dihukum bersyarat” atau “dipidana bersyarat”.
13
2. Pengertian Pidana Denda
Pidana denda adalah pemberian sejumlah uang tertentu sebagai ganti kerugian atas pelanggaran yang dilakukan. Pidana denda sebagai bagian dari
pidana pokok, belum dikupas secara mendalam oleh para ahli hukum pidana apakah pidana denda dapat disejajarkan dengan pidana hilang kemerdekaan, atau
jika tidak disejajarkan apakah pidana denda dapat dikatakan mempunyai efek jera bagi pelaku tindak pidana sebagaimana dikupas dalam tujuan pemidanaan. Pada
saat pidana denda digunakan dan ditentukan sebagai pidana alternatif atau pidana yang diancamkan secara tunggal dalam beberapa pelanggaran yang ditentukan
dalam buku III KUHP, maka orang beranggapan bahwa pidana denda sebagai bagian dari pidana pokok, akam mempunyai efek jera dan hal ini merupakan
bagian dari penderitaan.
14
Pidana denda juga bisa dipandang sebagai alternatif pidana pencabutan kemerdekaan. Sarana dalam politik kriminal pidana tidak kalah efektifnya dari
pidana pencabutan kemerdekaan. Pada dasarnya, sedapat mungkin denda itu harus dibayar oleh terpidana dan untuk pembayaran itu ditetapkan tenggang waktu.
Denda yang dibayar itu dapat diambilkan dari kekayaan atau pendapatan terpidana sebagai gantinya. Pengertian “apabila keadaan mengizinkan” berarti terpidana
mampu, akan tetapi tidak mau melunasi dendanya. Usaha pengganti itu tidak
13
Sudarto, Hukum Dan Hukum Pidana, Bandung: Alumni, 1981 hal.42.
14
Suhariyono AR, Pembaruan Pidana Denda IndonesiaJakarta:Papas Sinar Sinanti, 2012 hal.18.
Universitas Sumatera Utara
mungkin, maka pidana penjara pengganti dikenakan kepadanya. Ketentuan agar terpidana sedapat mungkin membayar dendanya harus diartikan bahwa kepadanya
diberi kesempatan oleh Hakim untuk mengangsur dendanya.
15
Mengingat tujuan pemidanaan yang tidak berupa pembalasan, maka dalam penjatuhan pidana denda hakim harus memperhatikan kemampuan terpidana
secara nyata.
3. Pengertian Lalu Lintas dan Pelanggaran Lalu Lintas
Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu kesatuan sistem yang terdiri atas lalu lintas, angutan
jalan, jaringan lalu lintas dan angkutan jalan, prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, kendaraan, pengemudi, pengguna jalan serta pengelolaannya. Lalu lintas
adalah gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan.
16
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, bahwa lalu lintas adalah perjalanan bolak-balik; perihal
perjalanan dijalan dan sebagainya; perhubungan antara sebuah tempat. Subekti juga memberikan definisi tentang lalu lintas adalah sebagai berikut: “segala
penggunaan jalan umum dengan suatu pengangkutannya”.
17
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian lalu lintas dalam arti luas adalah hubungan antar
manusia dengan ataupun tanpa disertai alat penggerak dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan jalan sebagai ruang geraknya.
Sebenarnya seorang pengemudi kendaraan bermotor tidak menginginkan terjadinya gangguan kendaraan selama perjalanan, baik itu gangguan ringan
15
Niniek Suparni, Lop.Cit, hal.36.
16
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
17
www.scribd.comdoc588697463pengertian-lalu-lintas-dan-pelanggaran-lalu-lintas diakses pada tanggal 26 September 2012.
Universitas Sumatera Utara
seperti mogok maupun gangguan yang terberat. Pengemudi yang mengalami keterlambatan sampai ke tujuan, gangguan tersebut dapat juga mengakibatkan
timbulnya kemacetan, pelanggaran atau kemacetan lalu lintas. Pelanggaran lalu lintas atau yang sering disebut dengan tilang merupakan
perbuatan atau tindakan seseorang yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan lalu lintas. Pelanggaran yang dimaksud tersebut
adalah sebagaimana yang diatur dalam pasal 106 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 yang berbunyi: setiap orang yang menggunakan jalan wajib:
a. Berperilaku tertib;danatau
b. Mencegah hal-hal yang dapat merintangi, membahayakan keamanan dan
keselamatan lalu lintas dang angkutan jalan, atau dapat menimbulkan kerusakan jalan.
Ketentuan tersebut apabila dilanggar, maka dikualifikasikannya sebagai salah satu pelanggaran yang terlibat dalam kecelakaan.
Hal ini dapat dihubungkan dengan kenyataan yang terjadi dalam praktek sehari-hari dimana pemberian sanksi terhadap pelaku pelanggaran ternyata
memang pada umumnya lebih ringan daripada sanksi pelaku kejahatan. KUHP tidak memberikan pengertian atau definisi tentang pelanggaran. Untuk
menguraikan tentang pengertian pelanggaran, maka dikemukakan beberapa pendapar sarjana hukum, diantaranya adalah Wirjono Prodjodikoro yang
mengatakan bahwa pelanggaran overtredingen berarti suatu perbuatan yang melanggar suatu dan berhubungan dengan hukum, berarti tidak lain daripada
perbuatan melanggar hukum.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Bambang Poernomo bahwa pelanggaran adalah politis-on recht dan kejahatan adalah crimineel-on recht. Politis-on recht itu merupakan perbuatan
yang tidak menaati larangan atau keharusan yang ditentukan oleh penguasa Negara. Crimineel-on recht itu merupakan perbuatan yang bertentangn dengan
undang-undang.
18
Dapat diambil kesimpulan bahwa unsur-unsur pelanggaran adalah sebagai berikut:
a. Adanya perbuatan yang bertentangan dengan undang-undang
b. Menimbulkan akibat hukum. Jadi harus mempertanggungajawabkan
atas perbuatan tersebut. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka yang dimaksud dengan
pelanggaran lalu lintas adalah perbuatan atau tindakan seseorang yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan lalu lintas dan
angkutan jalan atau peraturan perundang-undangan lainnya.
F. Metode Penelitian