Hadis Nabi SAW: Kaidah Fikih : Kaidah Fikih : Kaidah Fikih : Pendapat al-Mawardi dalam “Al-Ahkam as-Sulthaniyah”, h. 3” Pendapat Al-Mawardi dalam “Al-Ahkam as-Sulthaniyah”, h. 4” Pandangan Imam al-Mawardi dalam al-Ahkâm al-Sulthâniyah yang

59

5. Hadis Nabi SAW:

Artinya: “Dari Abu Said Al-Khuldry RA, Rasulullah SAW bersabda : “jika kalian bertiga dalam berpergian, maka angkatlah pemimpin di antara kalian” HR. Ibn Hibban 91

6. Kaidah Fikih :

92 “Penetapan hukum tergantung ada-tidaknya „illat”

7. Kaidah Fikih :

93 “Apabila suatu kewajiban tidak dapat dilaksanakan secara sempurna tanpa adanya sesuatu yang lain, maka pelaksanaan sesuatu yang lain tersebut hukumnya juga wajib”.

8. Kaidah Fikih :

94 “Sesuatu yang tidak didapatkan semua sesuai dengan idealisasi dan kehendak kita, seyognya tidak ditingglkan semuanya” 91 . Ibn Hibban, Sahih Ibn Hibban juz 5, Beirut: Muassah al-Risalah, 1993 h.. 504. 92 . Abdul Hamid Hakim, Mabâdî Awwaliyyah Usul al-Fiqh wa al- Qawâ’id al-Fiqhiyyah, Jakarta, Maktabah Al- Sa‟adiyyah Putra, t.th h. 46. 93 . Ibid, h. 40. 94 . Ibid. h. 43 60

9. Pendapat al-Mawardi dalam “Al-Ahkam as-Sulthaniyah”, h. 3”

95 “Kepemimpinan al-imamah merupakan tempat pengganti kenabian dalam menjaga agama dan mengatur dunia, dan memilih orang yang menduduki kepemimpinan tersebut hukumnya adalah wajib menurut ijma”

10. Pendapat Al-Mawardi dalam “Al-Ahkam as-Sulthaniyah”, h. 4”

96 “Jika menetapkan imamah adalah wajib, maka tingkatan kewajibannya adalah fardhu kifayah seperti jihad dan menuntut ilmu , di mana jika ada orang yang ahli pantas dan layak menegakkan imamah, maka gugurlah kewajiban terhadap yang lainnya. Jika tidak ada seorangpun yang menegakkannya, maka dipilih di antara manusia dan golongan ; yakni golongan legislatif hingga mereka memilih untuk umat seorang pimpinan, dan golongan calon pemimpin hingga di antara mereka dipilih untuk menjadi pemimpin”

11. Pandangan Imam al-Mawardi dalam al-Ahkâm al-Sulthâniyah yang

menyatakan bahwa penegakan kepemimpinan aqd al-imâmah hukumnya wajib berdasarkan konsensus. Hal ini mengingat imâmah ditetapkan sebagai pengganti kenabian dalam menjaga urusan agama dan mengatur urusan dunia. 95 . Abu al-Hasan Ali bin Muhammad bin Habib al-Basri al-Baghdad ȋ, Al-Ahkâm al- Sulthâniyah wa al-Wilâyat al-D ȋ niyah, Cairo Egypt., Al-Maktabah al-Tauf ȋqiyah, t.th h. 15. 96 . Ibid, h. 17 61

12. Pasal 28 D 3 UUD RI Tahun 1945 menyatakan bahwa “setiap warga