19
Rahasia berarti suara yang diberikan oleh pemilih bersifat rahasia hanya diketahui oleh si pemilih itu sendiri.
Kemudian di era reformasi berkembang pula asas Jurdil yang merupakan singkatan dari Jujur dan Adil. Asas jujur mengandung arti bahwa
pemilihan umum harus dilaksanakan sesuai dengan aturan untuk memastikan bahwa setiap warga negara yang memiliki hak dapat memilih sesuai dengan
kehendaknya dan setiap suara pemilih memiliki nilai yang sama untuk menentukan wakil rakyat yang akan terpilih. Asas adil adalah perlakuan yang
sama terhadap peserta pemilu dan pemilih, tanpa ada pengistimewaan ataupun diskriminasi terhadap peserta atau pemilih tertentu. Asas jujur dan adil mengikat
tidak hanya kepada pemilih ataupun peserta pemilu, tetapi juga penyelenggara pemilu.
22
Selanjutnya, penulis akan membahas hal-hal yang menyangkut masalah pemilu, khususnya di Indonesia.
1. Pengertian Pemilu
Dalam review studi, penulis mengambil contoh sebuah skripsi yang ditulis oleh Acu Nurhidayat yang membahas sejarah pemilihan umum nasional
Indonesia, yang mana penulis dalam skripsinya menjelaskan mengenai sistem pemilu dari tahun 1955 sampai dengan masa orde baru, serta membandingkan
tentang sistem pemilu pada masa orde lama sampai dengan masa orde baru, namun tidak dijelaskan pengertian pemilu itu sendiri, maka sebagai pembeda dari
22
. Ign Christian, Artikel Politik dan pemerintahan Indonesia, pada hari jumat 562015, jam 13.27 diakses dari http:id.wikipedia.orgwikiPemilihan_umum_di_Indonesia
20
skripsi sebelumnya penulis mencoba untuk sedikit menjelaskan makna dari pemilu.
Dalam UU No. 222007 disebutkan bahwasanya pemilihan umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
23
Adapun pendapat lain tentang makna pemilihan umum yaitu, salah satu hak azasi warga negara yang sangat prinsipil. Karenanya dalam rangka
pelaksanaan hak-hak azasi adalah suatu keharusan bagi pemerintah untuk melaksanakan pemilihan umum. Sesuai dengan azas bahwa rakyatlah yang
berdaulat, maka semuanya itu harus dikembalikan kepada rakyat untuk menentukannya.
24
Yang dimaksud dengan kedaulatan rakyat, yaitu rakyat mempunyai kekuasaan tertinggi, dan yang menentukan arah tujuan suatu
pemerintahan. Suatu negara yang penduduknya sedikit dan luas wilayahnya tidak terlalu besar, kedaulatan rakyat tidak dapat berjalan dengan semurni-murninya.
Apalagi dalam negara modern di mana jumlah penduduknya sudah banyak, wilayahnya cukup luas maka tidak mungkin meminta pendapat rakyat seorang
demi seorang dalam menentukan jalannya pemerintahan.
25
Pemilihan Umum merupakan salah satu sendi untuk tegaknya sistem demokrasi. Oleh sebab itu tujuan Pemilihan Umum untuk mengimplementasikan
23
. UU No.222007 tentang Pemilu, pdf, h. 3
24
. Moh. Kusnardi, Harmaly Ibrahim, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, T.tp., Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan CV “Sinar Bakti”,
2010, Cet. Kedua Belas, h. 329
25
. Titik Triwulan Tutik, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara, T.tp., Prestasi Pustaka Publisher, 2006, Cet. Pertama, h. 247.
21
prinsip-prinsip demokrasi, dengan cara memilih wakil-wakil rakyat di Badan Perwakilan Rakyat.
26
Karena luasnya wilayah daerah dan banyaknya penduduk yang hidup di dalamnya, maka demokrasi secara langsung tidak mungkin
dilaksanakan lagi. Yang ada hanya demokrasi yang diwakilkan atau demokrasi tidak langsung.
27
Sekalipun demikian, disadari bahwa pemilihan umum tidak merupakan satu-satunya tolak ukur dan perlu dilengkapi dengan pengukuran
beberapa kegiatan lain yang lebih bersifat berkesinambungan, seperti partisipasi dalam kegiatan partai, lobbying, dan sebagainya.
28
Kenyataannya, apapun alasannya hanya pemerintahan yang representatiflah yang dianggap memiliki
legitimasi dari rakyat untuk memimpin dan mengatur pemerintahan. Sehingga dengan melalui pemilu, klaim jajaran elit pemerintahan bekerja untuk dan atas
nama kepentingan rakyat menjadi dapat diakui.
29
Sebagaimana hasil wawancara, syarat-syarat yang ideal bagi seorang pemimpin menurut pandangan MUI ialah
dari segi kapabilitas, kompetensi, keahlian, dan mampu dalam kapasitasnya.
30
2. Tujuan Pemilihan Umum