Pengaruh Dividend Payout Ratio Dan Informasi Arus Kas Terhadap Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia(BEI)

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

“PENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN INFORMASI ARUS KAS TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA(BEI)”

OLEH

NAMA : CITRA JULYANA SINAGA

NIM : 050503157

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara

MEDAN 2 0 0 9


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul: “Pengaruh Divident Payout Ratio dan Informasi Arus Kas Terhadap Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Perbankan di BEI ” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Reguler S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Desember 2009 Yang Membuat Pernyataan,

Citra Julyana Sinaga Nim: 050503157


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat dan rahmatNya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Sepanjang proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu proses penyusunan skripsi ini.

1. Bapak Drs. John Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM, Ak, selaku Dosen Pembimbing, Bapak Drs. Hotmal Djafar, MM, Ak selaku Dosen Pembanding I, dan Ibu Risanty, SE, M.Si,. Ak selaku Dosen Pembanding II. Terima kasih dari lubuk hati yang terdalam, tidak hanya untuk waktu dan jerih payah yang sudah dicurahkan, tetapi juga untuk perhatian dan bimbingan, serta kritik dan saran yang membangun yang benar-benar secara ikhlas diberikan kepada penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.


(4)

4. Keluarga penulis; orangtua, U.P. Sinaga dan L. Simarmata, adik penulis, Junita Sinaga, Opung Penulis, N. Simarmata dan (alm) A. Sinaga. Terima kasih atas segala kasih sayang, dukungan, semangat, dan bantuan yang selama ini diberikan kepada penulis.

5. Keluarga Biruku, Siska, Eny, Ika, Jadi, Bang Hardi, Bang Chandra, Vera, Jhojor, anggota lain yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, Terima kasih buat tawa ,tangis dan ikatan yang begitu kuat dan sangat berarti bagi penulis.

6. Teman-teman stambuk ’05, Rolan, Chacha, Tetty, Lenny, dll. Terima kasih atas segala bantuan dan dukungan yang diberikan kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

Usaha terbaik telah penulis berikan, namun skripsi ini masih jauh dari sempurna, masih banyak kelemahan yang semata-mata merupakan keterbatasan penulis. Dengan segala kerendahan hati, penulis menerima setiap saran dan kritik yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang akuntansi.

Medan, Desember 2008 Penulis,

Citra


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menjelaskan apakah dividend payout ratio dan informasi arus kas berpengaruh terhadap volume perdagangan saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Populasi penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005 hingga tahun 2007. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 22 perusahaan. Variabel ini terdiri dari Dividend Payout Ratio (DPR) dan Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi dan Arus Kas Pendanaan sebagai variabel independen, serta Volume Perdagangan Saham sebagai variabel dependen. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik deskriptif dengan menggunakan regresi sederhana untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individu dan regresi berganda untuk menguji pengaruhnya secara bersama-sama. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik Dividend Payout Ratio (DPR), Arus Kas Investasi dan Arus Kas Pendanaan tidak mempunyai pengaruh terhadap Volume Perdagangan Saham, sedangkan Arus Kas Operasi mempunyai pengaruh terhadap Volume Perdagangan Saham. Peneliti juga menemukan bahwa Dividend Payout Ratio (DPR) dan Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi dan Arus Kas Pendanaan mempengaruhi Volume Perdagangan Saham secara simultan.

Kata kunci : Dividend Payout Ratio (DPR), Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan, dan Volume Perdagangan Saham.


(6)

ABSTRACT

This research is aim to test and describe whether Dividend Payout Ratio (DPR) and information of cash flow influence banking stock trade volume in Indonesian Stock Exchange.

This research population is all manufacture entities which were listed in Indonesia Stock Exchange during the year 2005 to 2007. The sample selection is using purposive sampling method and the result is twenty two entities as sample. This research variable consists of Dividend Payout Ratio (DPR), Operation Cash Flow, Investment Cash Flow and Financing Cash Flow as independent variable, and Stock Trade Volume as dependent variable. Descriptive Statistic method is used in this research by taking simple regression model to test independent variables influence to dependent variable individually and double regression to test its influence together. SPSS computer programme is used to test in this research.

The result indicated that Dividend Payout Ratio (DPR), Investment Cash Flow and Financing Cash Flow do not influence Stock Trade Volume, while Operation Cash Flow influences Stock Trade Volume in partial . The Researcher also found that all of the independent variables influence Stock Trade Volume in simultan.

Key words : Dividend Payout Ratio (DPR), Operation Cash Flow, Investment Cash Flow, Financing Cash Flow and Stock Trade Volume.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 8

1. Laporan Keuangan ... 8

2. Laporan Arus Kas ... 10

3. Pasar Modal dan Perdagangan Saham... 11

4. Hubungan Arus Kas dan Volume Perdagangan Saham .... 13

5. Kebijakan Dividen ... 14


(8)

7. Teori Asimetri Informasi (Assymetric Information

Theory)...23

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 23

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 28

B. Jenis Data dan Sumber Data ... 28

C. Metode Pengumpulan Data ... 28

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

E. Teknik Pengambilan Sampel ... 29

a. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 30

F. Metode Analisis Data ... 32

G. Jadwal Penelitian ... 40

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 41

B. Analisis Hasil Penelitian ... 42

1. Analisis Statisik Deskriptif ... 42

2. Uji Asumsi Klasik ... 44

a. Uji Normalitas ... 44

b. Uji Multikolinearitas ... 49

c. Uji Heteroskedastisitas ... 51

d. Uji Autokorelasi ... 54


(9)

C. Pembahasan Hasil Analisis... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 65

B. Keterbatasan Penelitian ... 66

C. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 26

Halaman Gambar 4.1 Histogram sebelum ditransformasi ... 45

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot sebelum ditransformasi ... 46

Gambar 4.3 Histogram setelah ditransformasi ... 48

Gambar 4.4 Grafik Normal P-Plot setelah ditransformasi ... 48


(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel 1.1 Perubahan DPR, AKO, AKI, AKP, dan VPS pada perusahaan

BCA, BNI, dan Bank Mandiri dari tahun 2005-2007……….4

Halaman Tabel 2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 24

Tabel 3.1 Daftar Sampel Perusahaan ... 30

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ... 40

Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan ... 40

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ... 43

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi ... 45

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi ... 47

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas - Tabel Variance dan VIF ... 49

Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas – Korelasi Variabel Independen ... 50

Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas – Uji Glejser ... 52

Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas – Uji Park ... 53

Tabel 4.9 Hasil Uji Autokolerasi – Uji Durbin-Watson ... 55

Tabel 4.10 Hasil Uji Autokolerasi – Runs Test ... 55

Tabel 4.11 Analisis Hasil Regresi ... 57

Tabel 4.12 Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 59

Tabel 4.13 Hasil Uji t ... 60


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

Lampiran 1 Populasi, Kriteria Perusahaan, dan Sampel ... 71

Halaman Lampiran 2 Laporan Arus Kas Operasi (Sebelum Ditransformasi) ... 72

Laporan Arus Kas Investasi (Sebelum Ditransformasi) ... 73

Laporan Arus Kas Pendanaan (Sebelum Ditransformasi) ... 74

Rata-rata Volume Perdagangan Saham dan Dividend Payout Ratio (Sebelum Ditransformasi) ... 75

Lampiran 3 Laporan Arus Kas Operasi (Setelah Ditransformasi) ... 76

Laporan Arus Kas Investasi (Setelah Ditransformasi) ... 77

Laporan Arus Kas Pendanaan (Setelah Ditransformasi) ... 78

Rata-rata Volume Perdagangan Saham dan Dividend Payout Ratio (Setelah Ditransformasi) ... 79

Lampiran 4 Statistik Deskriptif ... 80

Lampiran 5 Hasil Uji Normalitas ... 80


(13)

Hasil Uji Multikolinearitas ... 84

Hasil Uji Heterokedastisitas ... 85

Hasil Uji Autokorelasi ... 86

Lampiran 6 Hasil Uji Hipotesis (Uji t) ... 87

Lampiran 7 Hasil Uji Hipotesis (Uji F) ... 87

Lampiran 8 Tabel t dengan signifikansi 5% ... 88


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pasar modal merupakan salah satu alternatif sumber pendanaan bagi pihak-pihak yang membutuhkan modal (borrowers) untuk melaksanakan usaha diluar sektor perbankan. Salah satu bentuk sarana investasi yang terdapat di pasar modal adalah saham.

Di sisi lain adanya pasar modal merupakan sarana investasi bagi pihak-pihak yang kelebihan dana (lenders).Pasar modal dirasakan semakin efektif untuk dapat menyalurkan dan menginvestasikan dana yang berdampak positiff dan menguntungkan bagi investor. Para investor, pada akhirnya, memerlukan perencanaan dan penelitian yang sungguh-sungguh serta dilandasi pemikiran yang matang ketika menginvestasikan dananya.

Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasi dan tingkat return yang akan diperoleh dari investasi tersebut. Perasaan aman ini dapat dirasakan oleh para investor dengan memperoleh informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasinya. Informasi yang diperoleh ini dapat bersumber dari data pribadi atau informasi publik lain.


(15)

Sebelum melakukan investasi, investor perlu melakukan studi analisis, apakah investasi tersebut layak atau tidak layak dilaksanakan, apakah mendatangkan keuntungan atau sebaliknya. Dalam praktek, transaksi suatu saham berfluktuasi dari hari ke hari. Perubahan transaksi selalu dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun eksternal perusahaan. Informasi yang diperoleh memiliki makna atau nilai bagi investor jika keberadaan informasi tersebut menyebabkan investor melakukan transaksi di pasar modal, dimana transaksi ini tercermin melalui perubahan jumlah saham yang beredar. Jumlah saham yang diperdagangkan ini disebut dengan volume perdagangan saham.

Laporan keuangan adalah laporan akuntansi yang menghasilkan informasi (Fess 2005;24). Kebutuhan informasi bagi investor, kreditor dan pemakai eksternal yang lain salah satunya bisa didapatkan dari laporan keuangan. Laporan Keuangan terdiri dari empat laporan utama yaitu laporan posisi keuangan (balance sheet), laporan hasil usaha atau rugi laba perusahaan (income statement), laporan perubahan ekuitas pemilik (the statement of owner’s equity), dan laporan arus kas (cash flow statement), serta bisa juga dilengkapi dengan catatan atas laporan keuangan (notes of financial statement).Laporan keuangan merupakan alat komunikasi bisnis yang dapat memberikan informasi tentang kondisi keuangan berupa posisi keuangan pada suatu waktu atau pada periode tertentu. Dengan demikian akuntansi dapat dipahami sebagai penghubung antara kegiatan ekonomi perusahaan dengan pembuat keputusan. Seberapa jauh relevansi atau kegunaan suatu informasi laporan keuangan dapat disimpulkan dengan mempelajari


(16)

pergerakan volume perdagangan saham di pasar modal dengan keberadaan informasi tersebut.

Salah satu bentuk laporan keuangan adalah laporan arus kas. Laporan arus kas memuat informasi arus kas masuk (cash in flow) dan arus kas keluar (cash out flow) oleh perusahaan baik dalam kegiatan operasi, investasi, dan pendanaannya. Dengan memeriksa kegiatan investasi perusahaan (pembelian dan penjualan aktiva selain dari produknya) dan kegiatan pembiayaannya (peminjaman dan pelunasan pinjaman, investasi oleh pemilik,dan distribusi oleh pemilik), seorang pembaca laporan keuangan dapat memahami dengan lebih baik mengapa aktiva dan kewajiban bertambah atau berkurang selama suatu periode (Kieso dkk 2001:373). Melalui penyajian laporan arus kas, para investor juga dapat memprediksi jumlah kas yang mungkin didistribusikan sebagai dividen, pada masa yang akan datang serta menilai risiko potensial atas investasi yang ditanamkan. Hal ini sangat penting, sebab dividen merupakan salah satu motif utama seseorang menginvestasikan dana mereka.

Kebijakan dividen adalah keputusan untuk menentukan besarnya bagian pendapatan (earning) yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan bagian yang akan ditahan di perusahaan. Kebijakan pembayaran dividen mempunyai dampak yang sangat penting bagi investor maupun bagi perusahaan yang membayarkan dividen. Pada umumnya para investor mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraannya dengan mengharapkan return dalam bentuk dividen maupun capital gain, dilain pihak, perusahaan juga mengharapkan pertumbuhan sekaligus mempertahankan kelangsungan hidupnya dan memberikan


(17)

kesejahteraan bagi pemegang saham. Penetapan pembagian dividen menjadi masalah menarik karena akan memenuhi harapan investor, disisi lain kebijakan tersebut jangan sampai menghambat pertumbuhan apalagi mengancam kelangsungan hidup perusahaan.

Kebijakan dividen suatu perusahaan akan melibatkan dua pihak yang berkepentingan dan saling bertentangan, yaitu kepentingan pemegang saham dengan dividennya, dan kepentingan perusahaan dengan laba ditahannya. Semakin besar dividen yang dibagikan, para investor akan semakin tertarik untuk menginvestasikan dana mereka pada perusahaan tersebut. Ketertarikan investor dapat tercermin dari jumlah saham yang dibeli, dan digambarkan dalam volume perdagangan saham.

Berikut ini disajikan tabel data mengenai kelima variabel dalam penelitian ini, yaitu dividend payout ratio (DPR), arus kas operasi (AKO), arus kas investasi(AKI), arus kas pendanaan(AKP) dan volume perdagangan saham(VPS) (variabel dependen) perusahaan sampel sejenis selama periode penelitian tahun 2005-2007:

Tabel 1.1

Perubahan DPR, AKO, AKI, AKP, dan VPS pada perusahaan BCA, BNI, dan Bank Mandiri dari tahun 2005-2007

Nama

Perusahaan Tahun DPR

AKO (jutaan) AKI (jutaan) AKP (jutaan) VPS (rata-rata lembar saham pertahun) Bank Central Asia 2005 2006 2007 66.78 49.39 32.54 8,446,710 7,091,823 8,806,087 -1,300,936 99,113 -2,534,824 -1,593,109 -1,840,727 1,758,173 321101.3 20448833.0 18879816.7 Bank Negara Indonesia 2005 2006 2007 50.00 50.00 50.01 566,384 8,740,703 10,187,279 1,401,065 -2,970,418 -10,135,662 -1,152,072 -2,118,408 3,680,888 209075.0 1057691.7 32840958.3


(18)

Bank Mandiri 2005 2006 2007 49.86 59.88 88.80 9,553,788 12,240,390 5,803,964 3,890,617 -7,637,802, -932,100 -8,994,891 -2,042,127 4,507,288 37376333.3 66648533.3 68447383.3 Sumber: Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2007, diolah

Berdasarkan tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata volume perdagangan saham berfluktuasi dari tahun ke tahun, begitu juga DPR, arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan. Berdasarkan tabel, kita dapat melihat bahwa pola fluktuasi volume perubahan volume perdagangan saham sedikit banyak mengikuti DPR dan informasi arus kas.

Dari peneliti terdahulu yang dilakukan oleh Fitra (2007) yang meneliti pengaruh arus kas terhadap volume perdagangan saham, dimana variabel independennya ialah arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan, dan variabel dependennya diindikasikan melalui Trading Volume Activity (TVA). Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ pada tahun 2003-2005. Hasil penelitian menyatakan bahwa arus kas operasi dan arus kas pendanaan berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham. Sedangkan arus kas investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham. Secara simultan, ketiga variabel independen berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham. Herni (2004) melakukan penelitian yang menganalisis hubungan laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen kas pada perusahaan perdagangan di BEJ. Variabel independennya adalah laba bersih dan arus kas operasi, sedangkan variabel dependennya ialah dividend payout ratio (DPR). Hasil penelitian menyebutkan bahwa laba bersih dan arus kas operasi mempunyai hubungan yang฀signifikan terhadap dividen kas, baik secara simultan maupun parsial. Eky (2007) melakukan penelitian yang mempelajari


(19)

hubungan antara right issue terhadap return saham dan volume perdagangan saham pada perusahaan yang terdapat di BEJ tahun 2000-2004. Variabel independennya ialah right issue, sedangkan variabel dependennya adalah return saham dan volume perdagangan saham. Hasil penelitian menyebutkan bahwa pengumuman right issue tidak berpengaruh signifikan baik terhadap return saham maupun volume perdagangan saham. Zulkifli (2008) melakukan análisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio pada perusahaan makanan dan minuman di BEJ pada tahun 2004-2006. Variabel independennya ialah cash position,Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA), Growth Potential (GP) dan Firm Size, sedangkan variabel dependennya ialah Dividend Payout Ratio. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Cash position, debt to equity ratio, dan return on asset mempengaruhi dividend payout ratio,akan tetapi, Dividend payout ratio tidak terpengaruh oleh growth potential dan firm size, tetapi secara simultan, seluruh variabel mempengaruhi dividend payout ratio.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh dividend payout ratio, arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan terhadap volume perdagangan saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Akhirnya penulis menuangkannya dalam sebuah karya ilmiah dengan judul “Pengaruh Dividend Payout Ratio dan

Informasi Arus Kas Terhadap Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.


(20)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah dividend payout ratio berpengaruh terhadap volume perdagangan saham?

2. Apakah arus kas investasi berpengaruh terhadap volume perdagangan saham?

3. Apakah arus kas pendanaan berpengaruh terhadap volume perdagangan saham?

4. Apakah arus kas operasi berpengaruh terhadap volume perdagangan saham?

5. Apakah dividend payout ratio, arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan secara simultan berpengaruh terhadap volume perdagangan saham?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui apakah dividend payout ratio berpengaruh terhadap volume perdagangan saham.

b. Untuk mengetahui apakah arus kas investasi berpengaruh terhadap volume perdagangan saham.


(21)

c. Untuk mengetahui apakah arus kas pendanaan berpengaruh terhadap volume perdagangan saham.

d. Apakah arus kas operasi berpengaruh terhadap volume perdagangan saham.

e. Untuk mengetahui apakah dividend payout ratio, arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan secara simultan berpengaruh terhadap volume perdagangan saham?

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

a. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan peneliti sehubungan dengan pengaruh dividend payout ratio, arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan terhadap volume perdagangan saham pada perusahaan perbankan.

b. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan menjadi alat bantu bagi perusahaan untuk menilai apakah penerbitan laporan keuangan memiliki pengaruh terhadap volume perdagangan saham perusahaan. c. Bagi investor, untuk menambah referensi dalam berinvestasi.

d. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian yang sejenis.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

D. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan informasi yang diharapkan mampu memberi bantuan kepada pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat rasional. Tujuan laporan keuangan dikemukakan secara jelas dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per September 2007 (PSAK, Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 12,13,14) oleh Ikatan Akuntan Indonesia sebagai berikut;

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan imformasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.

Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajeman (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan padanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau dipertanggungjawabkan manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi, keputusan ini mungkin mencakup misalnya; keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

Laporan Keuangan terdiri dari lima laporan utama yaitu laporan posisi keuangan (balance sheet), laporan hasil usaha atau laba rugi perusahaan (income


(23)

statement), laporan perubahan ekuitas pemilik (the statement of owner’s equity), laporan arus kas (cash flow statement), serta catatan atas laporan keuangan (notes of financial statement).

2. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pembayaran kas, dan perubahan bersih kas dari kegiatan operasi, investasi serta pembiayaan perusahaan selama suatu periode, dalam bentuk yang dapat merekonsiliasi saldo kas awal dan akhir (Kieso,dkk 2001:372).

Berdasarkan karakteristik transaksi dan peristiwa lainnya dari setiap jenis kegiatan, arus kas dikembangkan menjadi 3 bagian, yaitu:

a. Arus kas operasi

Arus kas yang melaporkan ikhtisar penerimaan dan pembayaran kas yang menyangkut operasi perusahaan. Menurut SAK per September 2007, arus kas operasi meliputi aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue producing activities) dan aktivitas lain yang bkn merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan (PSAK no.2, paragraf 5). Kegiatan operasi disini melibatkan pengaruh kas dari transaksi yang dilibatkan dalam penentuan laba bersih, seperti penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa, serta pembayaran kas lepada pemasok dan karyawan untuk memperoleh persediaan serta membayar beban.

b. Arus kas investasi

Menurut SAK per September 2007, arus kas investasi meliputi meliputi perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak


(24)

termasuk setara kas (PSAK no.2, paragraf 5). Misalnya, arus kas yang melaporkan transaksi kas untuk pembelian dan penjualan aktiva tetap atau permanen.

c. Arus kas pendanaan

Menurut SAK per September 2007, arus kas pendanaan meliputi aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan (PSAK no.2, paragraf 5). Arus kas pendanaan melaporkan transaksi kas yang berhubungan dengan kewajiban dan ekuitas pemegang saham, serta mencakup perolehan kas dari kreditor dan pembayaran kembali pinjaman, serta perolehan modal dari pemilik dan pemberian tingkat pengembalian atas ataupun dari investasinya.

3. Pasar Modal dan Perdagangan Saham

Pasar modal merupakan salah satu alternatif sumber pendanaan bagi pihak-pihak yang membutuhkan modal (borrowers) untuk melaksanakan usaha diluar sektor perbankan. Di sisi lain adanya pasar modal merupakan sarana investasi bagi pihak-pihak yang kelebihan dana (lenders).

Salah satu bentuk sarana investasi yang terdapat di pasar modal adalah saham. Saham adalah kepemilikan atas suatu perseroan yang diwakili dengan saham, yang merupakan tagihan atas penghasilan dan aktiva perusahaan (Syahrul dkk 2000:1261). Saham sendiri dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

a. Saham Biasa (common stock)

Jika perusahaan mengeluarkan satu jenis saham saja, saham ini biasanya dalam bentuk saham biasa. Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan seseorang yang duduk dalam manajemen operasi perusahaan. Dalam


(25)

pembagian dividen, pemegang saham biasa mempunyai kedudukan dibawah pemilik saham preferen dan berkewajiban menanggung resiko kerugian yang diderita perusahaan.

b. Saham Preferen (preferred stock)

Pemegang saham preferen mendapat dividen yang tetap setiap periode. Pemegang saham ini memiliki hak khusus, antara lain jaminan untuk menerima deviden sebelum deviden saham biasa, dan memiliki hak lebih diatas saham biasa apabila terjadi likuidasi terhadap perusahaan. Tetapi pemegang saham preferen tidak memiliki hak suara dalam manajemen.

c. Saham Treasuri (treasury stock)

Pada saat saham suatu perusahaan diperoleh kembali dan dipegang atas nama perusahaan penerbit, maka saham tersebut disebut saham yang diperoleh kembali atau saham treasuri (treasury stock) (Fees 2004:887).

Informasi yang lengkap merupakan kunci pokok dan sangat mempengaruhi dalam memutuskan tindakan dalam seluruh aktivitas dibidang jual-beli saham di bursa efek. Informasi (misalnya profil perusahaan, informasi keuangan perusahaan dan sebagainya) sangat mempengaruhi jumlah transaksi saham dan sensitif terhadap terjadinya fluktuasi membuat para investor mampu mengantisipasi keadaan.

Kegiatan perdagangan saham tidak berbeda dengan perdagangan pada umumnya yang melibatkan penjual dan pembeli. Dari adanya perdagangan saham yang terjadi maka akan menghasilkan volume perdagangan saham. Hal ini menyebabkan jumlah transaksi saham atau volume saham yang diperjualbelikan


(26)

dapat berubah-ubah setiap hari. Tinggi rendahnya volume perdagangan saham adalah penilaian yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Seperti kinerja perusahaan, kebijakan direksi dalam investasi lain, kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah, tingkat pendapatan, laju inflasi, penawaran dan permintaan dan kemampuan analisa efek harga saham itu sendiri juga merupakan sebagian hal-hal yang berpengaruh terhadap volume perdagangan saham dan masih banyak lagi factor yang mempengaruhinya.

Penelitian ini hanya menekankan pada analisa pengaruh volume perdagangan saham secara mikro yang dilihat adalah kinerja/prestasi perusahaan. Jadi bukan pada factor-faktor makro dalam artian pengaruh internal perusahaan seperti penggantian direktur, perubahan kebijakan manjemen dan pengaruh eksternal seperti fluktuasi, ekonomi negara, politik atau kebijakan pemerintah.

4. Hubungan Arus kas dan Volume Perdagangan Saham

Menurut Syahrul,dkk (2000:1404), “volume adalah jumlah total lembar saham komoditi yang diperdagangkan pada masa tertentu”. Tinggi rendahnya volume perdagangan saham sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Seperti faktor-faktor secara makro dalam artian pengaruh internal perusahaan seperti penggantian direktur, perubahan kebijakan manajemen dan pengaruh eksternal seperti fluktuasi, laju inflasi, kebijakan pemerintah dan kondisi ekonomi negara bersangkutan. Volume perdagangan saham juga dapat dipengaruhi secara mikro oleh kinerja/prestasi perusahaan, yang dalam penelitian adalah informasi dari laporan arus kas.


(27)

Teori Price – Volume Models mencoba menjelaskan fenomena bahwa volume perdagangan dan volatilitas harga secara sistematis lebih tinggi pada saat pasar baru dibuka dan pada saat pasar mau ditutup. Model ini juga menyatakan bahwa kemunculan informasi publik memunculkan pola sistematik pada intraday dan seasonal (Arifin, 2005:161)).

5. Dividen

Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa (earning available for common stockholders) yang dibagikan kepada para pemegang saham biasa dalam bentuk tunai. Stice,dkk (2004:902) menyatakan bahwa “dividen adalah pembagian kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik”.

Distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah korporasi kepada pemegang sahamnya disebut sebagai dividen tunai (cash dividend). Biasanya sebuah korporasi harus memenuhi 3 kondisi terlebih dahulu agar dapat membayar dividen tunai:

1) laba ditahan yang mencukupi, 2) kas yang memadai,

3) tindakan formal dari dewan komisaris.

a. Jenis Dividen

Dividen yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham dapat dalam beberapa jenis dividen. Dividen yang paling disukai oleh para pemegang


(28)

saham adalah dividen tunai atau dividen kas. Jenis dividen menurut Dyckman (2001:439) adalah sebagai berikut:

1) dividen kas, yaitu distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah korporasi kepada pemegang sahamnya,

2) dividen properti, yaitu dividen dalam bentuk aktiva non kas, berupa sekuritas perusahaan lain yang dimiliki perseroan, real estate, barang dagang, atau setiap aktiva non kas lainnya,

3) dividen saham, yaitu distribusi proporsional atas tambahan saham biasa atau saham preferen perseroan kepada pemegang saham,

4) dividen likuidasi, yaitu pengembalian tambahan modal disetor dan bukan modal ditahan,

5) dividen skrip atau wesel, yaitu dividen yang diberikan dalam bentuk wesel promes kepada pemegang saham dimana kondisi perseroan mengalami kekurangan kas.

b. Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen merupakan keputusan pembayaran dividen yang mempertimbangkan maksimalisasi harga saham saat ini dan periode mendatang. Atmaja (1994: 351) menyatakan:

Manajemen mempunyai 2 alternatif perlakuan terhadap penghasilan bersih sesudah pajak (EAT) perusahaan: 1) dibagi kepada para pemegang saham perusahaan dalam bentuk dividen, dan 2) diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan (retained earning). Pada umumnya sebagai EAT (earning after tax) dibagi dalam bentuk dividen dan sebagian lagi diinvestasikan kembali. Artinya, manajemen harus membuat keputusan tentang dividen, ini disebut kebijakan dividen (dividend policy).

Menurut Indriyo,dkk (2002:231), secara umum kebijakan dividen yang ditempuh perusahaan adalah salah satu dari 3 kebijakan ini, yaitu stable dividend policy, fluctuating dividend policy, kombinasi stable dividend policy dan fluctuating dividend policy.

1) Stable Dividend Policy. Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang

dibayarkan selalu stabil dalam jumlah yang tetap, stabil yang makin naik dan stabil yang semakin menurun. Jadi, besarnya dividen yang dibayarkan dalam jumlah yang selalu stabil walaupun terjadi fluktuasi dalam net income.


(29)

Apabila pada suatu saat kondisi perusahaan mengalami kerugian, pembayaran dividen akan diambilkan dari cadangan stabilisasi dividen.

2) Fluctuating Dividend Policy. Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang

dibayarkan mendasarkan pada tingkat keuntungan pada setiap akhir periode. Apabila tingkat keuntungan tinggi maka besarnya dividen yang akan dibayarkan relatif tinggi, dan sebaliknya bila tingkat keuntungan rendah maka besarnya dividen yang dibayarkan juga rendah, atau bisa dikatakan selalu proporsional dengan tingkat keuntungannya.

3) Kombinasi Stable Dividend Policy dan Fluctuating Dividend Policy. Pada

kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan sebagian ada yang bersifat stabil atau tetap, tetapi sebagian yang lain bersifat proporsional dengan tingkat keuntungan yang dicapai. Apabila perusahaan tidak mendapatkan laba para pemegang saham masih mendapatkan dividen tetap dan apabila didapatkan keuntungan dari hasil operasinya didapatkan bagian dari keuntungan. Bagian dividen yang bersifat proporsional besarnya tidak sama dengan dividen yang menggunakan kebijakan fluktuatif.

c. Keputusan Dividen Dalam Praktek

Pada prakteknya, ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan dividen. Menurut Keown,dkk (2000: 621) antara lain faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan adalah pembatasan hukum, posisi likuiditas, tak ada atau kurangnya sumber pendanaan lain, kemungkinan pendapatan diramalkan, kontrol kepemilikan, inflasi.

1) Pembatasan hukum

Pembatasan hukum tertentu bisa membatasi jumlah dividen yang bisa dibayarkan perusahaan. Batasan hukum ini ada dua kategori. Pertama, pembatasan menurut undang-undang. Kedua, unik bagi tiap eprusahaan dan hasil dari batasan dalam kontrak utang dan saham preferen. Untuk meminimumkan resiko, investor sering kali menerapkan aturan pembatasan atas manajemen sebagai syarat investasi mereka dalam perusahaan. Batasan ini meliputi aturan bahwa dividen takkan diumumkan sebelum utang dibayar kembali. Perusahaan juga mungkin disyaratkan mempertahankan jumlah modal tertentu. Pemegang saham preferen bisa menuntut agar dividen biasa takkan dibayar jika saham preferen tidak dibayarkan.

2) Posisi likuiditas

Terbalik dengan pendapat umum, fakta bahwa perusahaan menunjukkan jumlah laba ditahan yang besar dalam neraca tak berarti kas tersedia untuk


(30)

pembayaran dividen. Posisi perusahaan saat ini dalam aset lancar, termasuk kas, pada dasarnya independen atas pos laba ditahan. Secara historis, perusahaan dengan laba ditahan yang besar sukses dalam mengumpulkan kas dari operasi. Tapi dana ini biasanya kalau tidak diinvestasikan kembali dalam perusahaan untuk periode pendek atau digunakan untuk membayar utang yang jatuh tempo. Maka perusahaan dapat sangat untung dan tetap tak memiliki kas. Dividen tunai dibayarkan dengan kas, dan tidak dengan laba ditahan, perusahaan harus memiliki kas tersedia untuk pembayaran dividen. Maka, posisi likuiditas perusahaan sangat berpengaruh pada kemampuannya membayar dividen.

3) Tak ada atau kurangnya sumber pendanaan lain.

Perusahaan bisa menahan laba untuk tujuan investasi atau membayar dividen dan menerbitkan utang baru atau sekuritas modal untuk mendanai investasi. Untuk sebagian besar perusahaan kecil atau baru, pilihan kedua ini realistis. Perusahaan ini tak memiliki akses ke pasar modal, jadi mereka harus sangat bergantung pada dana internal. Sebagai akibatnya, rasio pembayaran dividen biasanya jauh lebih rendah untuk perusahaankecil atau baru daripada perusahaan besar dan milik publik.

4) Kemungkinan pendapatan diramalkan.

Rasio pembayaran dividen perusahaan hingga suatu titik tergantung pada kemungkinan diramalkannya laba perusahaan sepanjang waktu. Jika pendapatan berfluktuasi jelas, manajemen tak dapat bergantung pada dana internal untuk memenuhi kebutuhan di masa depan. Jika laba tak dihasilkan, perusahaan bisa menahan jumlah yang lebih besar untuk memastikan bahwa uang tersedia saat dibutuhkan. Sebaliknya, perusahaan dengan tren pendapatan yang stabil biasanya akan membayar bagian yang besar dari pendapatannya dalam bentuk dividen. Perusahaan ini tak terlalu memerlukan ketersediaan laba untuk memenuhi kebutuhan modal di masa depan.

5) Kontrol kepemilikan

Untuk banyak perusahaan besar, kontrol melalui pemilikan saham biasa bukan masalah. Tapi, bagi banyak perusahaan kecil dan menengah, mempertahankan kontrol suara merupakan prioritas utama. Jika pemegang saham sekarang tak bisa berpartisipasi dalam penawaran baru, menerbitkan saham baru tak menarik, dalam arti bahwa kontrol pemegang saham yang sekarang tak berarti. Pemilik mungkin lebih suka manajemen mendanai investasi baru dengan utang dan melalui laba daripada melalui penerbitan saham biasa baru. Pertumbuhan perusahaan ini karenanya dibatasi dengan jumlah modal utang yang tersedia dan oleh kemampuan perusahaan menghasilkan laba.

6) Inflasi.

Dalam periode inflasi, idealnya setelah aset tetap rusak dan usang, dana yang dihasilkan dari depresi digunakan untuk mendanai penggantian. Karena harga peralatan pengganti terus naik, dana depresiasi tak cukup. Ini membutuhkan retensi laba yang lebih besar, yang berarti bahwa dividen harus terpengaruh secara tak menguntungkan.


(31)

d. Indikator Kebijakan Dividen

Indikator untuk mengukur kebijakan dividen yang secara luas digunakan ada dua macam. Pertama, hasil dividen (dividend yield). Dividend yield adalah suatu ratio yang menghubungkan suatu dividen yang dibayar dengan harga saham biasa. Dividend yield secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut (Warsono, 2003:275):

Dividend yield menyediakan suatu ukuran komponen pengembalian total yang dihasilkan dividen, dengan menambahkan apresiasi harga yang ada. Beberapa investor menggunakan dividend yield sebagai suatu ukuran risiko dan sebagai suatu penyaring investasi, yaitu mereka akan berusaha menginvestasikan dananya dalam saham yang menghasilkan dividend yield yang tinggi.

Indikator kedua yang digunakan untuk mengukur kebijakan dividen adalah ratio pembayaran dividen (dividend payout ratio atau DPR). DPR merupakan ratio hasil perbandingan antara dividen dengan laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa, dan secara sistematis dirumuskan sebagai berikut (Warsono, 2003:27):

DPR lebih populer digunakan sebagai indikator kebijakan dividen dibandingkan dengan dividend yield.


(32)

6. Teori Sinyal (Signaling Theory)

Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.

Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan volume perdagangan saham pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, dimana pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam harga saham saham, dimana harga saham menjadi naik.

Pengumuman informasi akuntansi memberikan sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang (good news) sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham, dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan dalam volume perdagangan saham. Dengan demikian hubungan antara publikasi informasi baik laporan keuangan, kondisi keuangan ataupun sosial politik terhadap fluktuasi harga saham dapat dilihat dalam efisiensi pasar. Efisiensi pasar merupakan konsep dasar yang bisa


(33)

membantu kita memahami bagaimana sebenarnya mekanisme harga yang terjadi di pasar modal.

Hanafi (2004: 244) secara teoritikal membedakan pasar modal yang efisien kedalam tiga kategori sebagai berikut:

1) Efisiensi bentuk lemah (Weak Form)

Pasar dikatakan dalam bentuk lemah jika harga mencerminkan informasi masa lampau. Implikasi dari efisiensi bentuk lemah adalah investor tidak akan memperoleh keuntungan abnormal yang konsisten dengan menggunakan informasi masa lampau. Hal ini menggambarkan bahwa informasi masa lampau tidak bisa dipakai untuk memprediksi harga dimasa mendatang.

2) Efisiensi bentuk setengah kuat (Semistrong Form)

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk setengah kuat jika harga-harga mencerminkan informasi yang dipublikasikan. Contoh informasi yang dipublikasikan adalah pengumuman laporan keuangan, penggumuman keputusan kontrak, pengumuman dividen, pengumuman peraturan tertentu, dan lainnya. Implikasi dari kondisi tersebut adalah investor tidak akan memperoleh keuntungan abnormal yang konsisten dengan menggunakan informasi yang dipublikasikan, dimana pada waktu informasi dipublikasikan, harga langsung berubah menyesuaikan terhadap informasi tersebut. Penyesuaian terjadi secara penuh, sehingga sesudah publikasi informasi tersebut, harga menjadi stabil lagi.

3) Efisiensi bentuk kuat (Strong Form)

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga mencerminkan informasi yang bersifat pribadi, dan juga informasi lainnya (yang dipublikasikan dan masa lalu). Informasi pribadi (inside information) adalah informasi yang belum dipublikasikan. Biasanya informasi tersebut hanya beredar dikalangan orang dalam (insiders), seperti direksi-direksi perusahaan. Implikasi dari kondisi tersebut adalah investor tidak bisa memperoleh keuntungan abnormal dengan menggunakan informasi dalam, dan juga semua informasi yang ada. Tentu saja bentuk efisiensi semacam ini merupakan bentuk efisiensi yang sangat ekstrim, dan barangkali masih jauh dari kenyatan.

Sendi pokok dalam gagasan dasar pasar efisien setengah kuat adalah bahwa semua partisipan pasar mengetahui informasi publik karena inti dari informasi yang terkandung dalam laporan arus kas ditujukan untuk dipublikasikan. Jika seperangkat informasi secara luas diketahui oleh partisipan


(34)

pasar (publik) pada saat yang sama, dan jika mereka sepakat dengan implikasi tersebut terhadap volume perdagangan saham, persaingan akan menggerakkan volume perdagangan pada pasar tersebut. Ini berarti para investor hanya bisa berharap untuk mendapatkan keuntungan atas saham yang seimbang dengan resikonya. Sehubungan dengan informasi akuntansi, seseorang tidak bisa mengharapkan pasar bereaksi kecuali jika informasi tersebut berguna. Informasi yang berguna dalam konteks ini adalah informasi yang relevan dan dapat dipercaya bagi pihak yang berkepentingan.

Teori Sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor, kreditor).

Teori sinyal juga mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik atau pun pihak yang berkepentingan lainnya (contoh: investor). Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan, laporan apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik, atau bahkan dapat berupa promosi serta informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain.


(35)

Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya, yang akan digunakan untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis, termasuk kebijakan dividen perusahaan dan laporan arus kas karena laporan ini merupakan bagian dari laporan keuangan sehingga kebijakan dividen perusahaan dan laporan arus kas seharusnya juga berguna untuk pengambilan keputusan. Dengan dilaksanakannya analisis terhadap kebijakan dividen perusahaan dan laporan arus kas, maka investor diharapkan akan dapat mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasinya, dengan kata lain informasi tersebut akan menyebabkan harga saham berfluktuasi.

7. Teori Asimetri Informasi (Assymetric Information Theory)

Asymmetric Information atau ketidaksamaan informasi adalah situasi di mana manajer memiliki informasi yang berbeda (yang lebih baik) mengenai kondisi atau prospek perusahaan dari pada yang dimiliki investor (Brigham, 1999;35 dalam Susetyo, 2006). Asimetri informasi ini terjadi karena pihak manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak dari pada para investor (Husnan, 1996;325 dalam Susetyo, 2006).

Kurangnya informasi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan mengurangi informasi asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal kepada pihak luar tentang informasi keuangan yang dapat dipercaya yang akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan


(36)

yang akan datang (Wolk, 2000 dalam Sari, 2006). Dengan demikian, penerbitan kebijakan dividen perusahaan dan laporan arus kas sebagai salah satu bagian dari laporan keuangan akan menyebabkan investor dapat menilai kondisi keuangan perusahaan dan mengurangi informasi asimetris.

8. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa tinjauan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh devident payout ratio dan informasi arus kas terhadap volume perdagangan saham antara lain:


(37)

Tabel 2.1

Tinjauan Peneliti Terdahulu

Sumber : Penulis, 2009 Nama

Peneliti

Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Fitra

(2007)

Pengaruh informasi arus kas terhadap volume perdagangan

saham pada perusahaan

manufaktur di BEJ

Variabel

Independen: arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan.

Variabel dependen: volume perdagangan saham

Arus kas operasi dan arus kas pendanaan berpengaruh

terhadap volume perdagangan saham, sedangkan arus kas investasi

tidak berpengaruh terhadap volume perdagangan saham. Arus operasi, arus kas investasi, dan arus pendanaan, secara simultan, mempengaruhi volume perdagangan saham. Jortan (2006) Pengaruh struktur aktiva, profitabilitas dan kebijakan terhadap struktur pendanaan pada industry perbankan yang tercatat di BEJ

Variabel

Independen: sruktur asset, profitabilitas, Devident Payout Ratio

Variabel dependen: Debt to Equity Ratio

Struktur asset dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur

pendanaan (DER), sedangkan DPR tidak mempengaruhi struktur perusahaan. Secara simultan, struktur asset, profitabilitas dan DPR berpengaruh terhadap struktur pendanaan. Eky

(2007)

Pengaruh Right Issue terhadap return saham dan volume perdagangan saham perusahaan di BEJ

Variabel independen: right issue

Variabel dependen: return saham dan volume perdagangan saham

Right issue tidak

berpengaruh signifikan, baikterhadap return saham

maupun volume perdagangan saham. Zulkifli (2008) Analisis factor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio pada perusahaan makanan dan

minuman yang terdaftar pada BEJ

Variabel independen: cash position,Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA), Growth Potential (GP), Firm Size

Variabel dependen:

Dividend Payout

Ratio.

Cash position, debt to equity ratio, dan return on asset mempengaruhi dividend

payout ratio. Dividend

payout ratio tidak

terpengaruh oleh growth potential dan firm size, tetapi secara simultan, seluruh variabel mempengaruhi dividend payout ratio.


(38)

9. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual

Teori sinyal menyatakan bahwa pengumuman informasi akuntansi memberikan sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang (good news) sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham, dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan dalam volume perdagangan saham.

Kebijakan deviden dan laporan arus kas merupakan suatu laporan yang memuat informasi mengenai informasi deviden kas dan arus kas yang diterima dan dikeluarkan oleh perusahaan. Semakin tinggi deviden yang diterima oleh investor, semakin tinggi pula keinginan mereka untuk menginvestasikan dana mereka pada perusahaan tersebut. Laporan Arus kas melaporkan penerimaan kas dan pengeluaran kas baik dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Informasi tersebut akan membantu menunjukkan bagaimana sebuah perusahaan yang melaporkan kas yang diterima dari penjualan barang dan jasa serta kas yang dikeluarkan untuk membayar beban dan biaya. Semakin tinggi saldo kas bersih dari aktivitas operasi suatu perusahaan, semakin tinggi pula keinginan investor untuk menanamkan investasinya. Informasi arus kas investasi menunjukkan bagaimana keadaan aktiva jangka panjang perusahaan, sedangkan informasi arus kas pendanaan menunjukkan pembayaran dividen dan kas yang berkaitan dengan kewajiban jangka panjang(obligasi).

Pelaporan kenaikan dan penurunan kas bersih menjadi berguna bagi investor, kreditor dan pihak lainnya ingin mengetahui apa yang sedang terjadi


(39)

Arus Kas Dari Aktivitas Operasi (X2)

dengan sumber dana perusahaan yang paling likuid yaitu kas. Informasi deviden juga berguna bagi investor untuk melihat bagaimana feedback yang didapatkan dari investasi yang ditanamkannya. Investor akan lebih mudah untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasinya. Keputusan investor dapat mempengaruhi jumlah saham yang dibeli. Jumlah saham yang beredar dapat tercermin dari pergerakan volume perdagangan saham di pasar modal.

Kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

H1

H2

H3

H4

H5

Sumber: Penulis, 2009. Arus Kas Dari Aktivitas Investasi (X3)

Arus Kas Dari Akivitas Pendanaan (X4)

Volume Perdagangan Saham

(Y) Dividend Payout Ratio


(40)

2. Hipotesis Penelitian

Hipótesis menurut Erlina (2007:41), menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat diuji secara empiris.

Variabel dari penelitian yang akan dilakukan berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

H1 : arus kas operasi berpengaruh terhadap volume perdagangan saham

H2 : arus kas investasi berpengaruh terhadap volume perdagangan saham

H3 : arus kas pendanaan berpengaruh terhadap volume perdagangan saham

H4 : dividend payout ratio berpengaruh terhadap volume perdagangan saham

H5 : arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan dividend

payout ratio secara simultan berpengaruh variabel terhadap volume perdagangan saham


(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar (2003 : 30) penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain.

B. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka. Data ini merupakan data sekunder yaitu data yang informasinya diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan. Data yg diperoleh adalah data time series yaitu data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dari beberapa interval waktu tertentu misalnya waktu mingguan, bulanan, dan tahunan. Sumber data dalam peneliatian ini diperoleh dengan cara

men-download melalui situs

Directory).

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan mendokumentasi data sekunder yang diperlukan berupa laporan-laporan keuangan dan ringkasan kinerja yang dipublikasikan oleh BEI.


(42)

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian. Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan perbankan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007 dengan interval 1 tahun. Dari populasi yang ada akan diambil sejumlah tertentu sebagai sampel. Dimana sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2008:73).

E. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008:78). Pertimbangan yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan tersebut terdaftar di BEI pada tahun 2005 hingga tahun 2007 sesuai dengan ICMD, dan tidak sedang berada dalam proses delisting pada periode tersebut.

2. Perusahaan telah menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan auditan untuk tahun buku 2005-2007

3. Periode laporan keuangan berakhir tanggal 31 desember.

Setelah dipilih dengan kriteria yang sudah ditetapkan di atas didapatlah 22 perusahaan sebagai sampel. Daftar perusahaan yang menjadi sampel adalah sebagai berikut:


(43)

Tabel 3.1

Daftar Sampel Perusahaan

No. Nama Bank Kode

1 Bank Artha Graha International INPC

2 Bank Bumi Putera Indonesia BABP

3 Bank Central Asia BBCA

4 Bank Century BCIC

5 Bank Danamon BDMN

6 Bank Eksekuif International BEKS

7 Bank International Indonesia BNII

8 Bank Kesawan BKSW

9 Bank Lippo LPBN

10 Bank Mandiri BMRI

11 Bank Mayapada International MAYA

12 Bank Mega MEGA

13 Bank Negara Indonesia BBNI

14 Bank Niaga BNGA

15 Bank NISP NISP

16 Bank Nusantara Parahyangan BBNP

17 Bank Pan Indonesia PNBN

18 Bank Permata BNLI

19 Bank Rakyat Indonesia BBRI

20 Bank Swadesi BSWD

21 Bank UOB Buana BBIA

22 Bank Victoria BVIC

Sumber: Penulis, 2009.

F. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini definisi operasional yang dikemukakan mencakup: a. Arus kas operasi

Arus kas operasi melibatkan pengaruh kas dari transaksi yang dilibatkan dalam penentuan laba bersih, seperti penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa, serta pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan untuk memperoleh persediaan serta membayar beban. Dalam penelitian ini, penulis


(44)

menggunakan saldo bersih arus kas dari operasi yang diperoleh dari selisih arus kas keluar dan arus kas yang diterima dalam kegiatan operasi perusahaan.

b. Arus kas investasi

Arus kas investasi umumnya melibatkan aktiva jangka panjang dan mencakup pemberian serta penagihan pinjaman, perolehan serta pelepasan investasi dan aktiva produktif jangka panjang. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan saldo bersih arus kas dari investasi yang diperoleh dari selisih arus kas keluar dan arus kas yang diterima dalam kegiatan investasi perusahaan.

c. Arus kas pendanaan

Kegiatan pendanaan melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemegang saham serta mencakup perolehan kas dari kreditor dan pembayaran kembali pinjaman, serta perolehan modal dari pemilik dan pemberian atas investasinya. Dalam peneliian ini, penulis menggunakan saldo bersih arus kas dari pendanaan yang diperoleh dari selisih arus kas keluar dan arus kas yang diterima dalam kegiatan pendanaan perusahaan. d. Dividend payout ratio

Dividend payout ratio merupakan proporsi laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk tunai selama tahun tertentu. Dividend payout ratio (DPR) adalah persentase yang dibagi dari earning after tax. DPR dapat dirumuskan sebagai berikut (Warsono, 2003:275):


(45)

e. Volume perdagangan saham

Aktivitas volume perdagangan saham dapat dilihat dengan mengambil rata-rata volume saham yang diperdagangkan selama tahun berjalan.

1. Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan adalah: a. Variabel independen (bebas)

Variabel independen menurut Erlina (2008 : 43) adalah “ variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan positif maupun variabel bagi variabel dependen lainnya”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, dan dividend payout ratio.

b. Variabel dependen (terikat)

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau terikat oleh variabel independen. Varibel dependen dalam penelitian ini adalah volume perdagangan saham.

G. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis statistik, namun terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.

1. Uji Asumsi klasik

Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik seperti normalitas data, autokorelasi, heteroskedastisistas dan


(46)

asumsi klasik lainnya. Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kalau nilai residual tidak mengikuti distribusi normal, uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2005:110). Menurut Ghozali (2005:110), ”cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak ada dua, yaitu analisis grafik dan analisis statistik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik dengan melihat histogram dari residualnya”. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,

2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

”Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S)”, yang dijelaskan oleh Ghozali (2005:115). Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis:


(47)

H0 : Data residual berdistribusi normal HA : Data residual tidak berdistribusi normal

Bila signifikansi >0,05 dengan α = 5% berarti distribusi data normal dan Ho diterima, sebaliknya bila nilai signifikan <0,05 berarti distribusi data tidak normal dan Ha diterima. Jika data tidak normal, ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Jogiyanto (2004:172), yaitu:

1) dengan melakukan transformasi data ke bentuk lain, yaitu: logaritma natural, akar kuadrat, logaritma 10,

2) lakukan trimming, yaitu memangkas observasi yang bersifat outlier,

3) lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai-nilai data outliers menjadi nilai-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi normal.

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini paling sering ditemukan pada data runtut waktu atau time series karena


(48)

“gangguan” pada seorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi.

Untuk mengetahui adanya autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan Durbin Watson statistik. Menurut Ghozali (2005: 96) cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut:

1). Tidak ada autokorelasi positif, jika 0 < d < dl 2). Tidak ada autokorelasi positif, jika dl ≤ d ≤ du 3). Tidak ada korelasi negatif, jika 4 - dl < d < 4 4). Tidak ada korelasi negatif, jika 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl

5). Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif, jika du < d < 4 – du Run test sebagai bagian dari statistik non parametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random yaitu dengan melihat nilai probabilitasnya. Menurut Ghozali (2005: 103) bila signifikansi >0,05 dengan α = 5% berarti residual random dan H0 diterima,

sebaliknya bila nilai signifikan <0,05 berarti residual tidak random dan H0 ditolak


(49)

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan situasi dimana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Erlina (2007:108) menyatakan “jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sebaliknya, jika varians berbeda, maka disebut heterokedasitas”. Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot antar nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya. Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan heteroskedastisitas, antara lain:

1). Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,

2). Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas.

Menurut Gozali (2005:107) ”analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterpretasikan hasil grafik plot. Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil”. Ada beberapa uji statistik yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas, antara lain:


(50)

1). Uji Park, 2). Uji Glejser.

d. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya menunjukkan tidak terjadinya korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol.

Model regresi yang baik seharusnya tidak ada korelasi antar variabel independen. Ada tidaknya multikolonieritas dapat dideteksi dengan melihat:

1) Melihat nilai tolerance, nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance > 0,10. 2) Melihat nilai variance inflation factor (VIF), nilai cutoff yang umum

dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai VIF < 10.


(51)

Menurut Ghozali (2005: 93) untuk matrik korelasi adanya indikasi multikolonieritas dapat dilihat jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0,95.

Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah: (a)koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir, (b)nilai standar error setiap regresi menjadi tak terhingga. Apabila terjadi korelasi antara variabel independen, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas.

2. Pengujian Hipotesis

Dalam menentukan hubungan yang berlaku antara informasi laporan arus kas dan dividend payout ratio terhadap volume perdagangan saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka digunakan analisis statistik, yaitu:

a. Metode Regresi Linear Berganda

Model persamaannya adalah sebagai berikut : Y= α+β1X1+β2X2+β3X3+ β4X4+µ

Keterangan :

Y = Volume perdagangan saham.

α = Konstanta.

β1,β2,β3,β4 = Koefisien regresi X1, X2, X3, X4

X1 = Dividend Payout Ratio


(52)

X3 = Nilai arus kas dari aktivitas pendanaan.

X4 = Nilai arus kas dari aktivitas operasi.

µ = Tingkat kesalahan pengganggu

b. Uji signifikansi antara variabel bebas terhadap variabel terikat, baik secara bersama-sama (serentak) maupun secara parsial dilakukan dengan menggunakan uji statistik F dan uji statistik t.

1. Uji t (uji secara parsial)

Uji secara parsial untuk menguji setiap variabel bebas atau

independent variable (Xi) apakah mempunyai pengaruh atau tidak,

terhadap variabel tidak bebas atau dependent variable (Yi). Bentuk

pengujiannya adalah:

H0 : bi = 0, artinya informasi arus kas dari aktivitas operasi, arus kas

dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan dan dividend payout ratio secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap volume perdagangan saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

Ha : bi ≠ 0, artinya informasi arus kas dari aktivitas operasi, arus kas

dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan dan dividend payout ratio secara parsial mempunyai pengaruh terhadap volume perdagangan saham pada perusahaan pebankan yang terdaftar di BEI.


(53)

Dengan menggunakan tingkat signifikan (alpha) 5% dan derajat kebebasan (df) ≥ 20, kemudian dibandingkan ttabel dengan thitung untuk

menguji signifikansi pengaruh. Apabila nilai thitung > ttabel, maka H0 ditolak.

2. Uji F (uji secara serentak)

Uji F dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah:

H0 : b1 = b2 = b3 = 0 artinya informasi arus kas dari aktivitas operasi, arus

kas dari aktivitas investasi, arus kas aktivitas pendanaan dan dividend payout ratio secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh terhadap volume perdagangan saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0 artinya informasi arus kas dari aktivitas operasi,

arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan dan dividend payout ratio secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap volume perdagangan saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

Pengujian signifikansi dilakukan dengan mengamati Fhitung pada nilai


(54)

H. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian yang direncanakan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian

Tahapan Bulan

Penelitian Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov

Pencarian Data Awal V V

Pengajuan Proposal V

Bimbingan dan Perbaikan Proposal V V V

Seminar Proposal V

Analisis Data V V

Bimbingan Skripsi V V V V V

Penyelesaian Skripsi V


(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 16. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, didapat 22 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2005-2007.

Tabel 4.1

Daftar Sampel Perusahaan Perbankan

No. Nama Bank Kode Tangga l Berdiri Tanggal Listing

1 Bank Artha Graha INPC 7 Sept 1973 23 Agt 1990

2 Bank Bumi Putera Indonesia BABP 31 Jul 1989 15 Jul 2002

3 Bank Central Asia BBCA 10 Agt 1955 31 Mei 2000

4 Bank Century BCIC 30 Mei 1989 25 Jun 1997

5 Bank Danamon BDMN 16 Jul 1956 6 Des 1989

6 Bank Eksekuif International BEKS 11 Sep 1992 13 Jul 2001 7 Bank International Indonesia BNII 15 Mei 1959 21 Nov 1989

8 Bank Kesawan BKSW 28 Apr 1913 21 Nov 2002

9 Bank Lippo LPBN 11 Mar 1948 10 Nov 1989

10 Bank Mandiri BMRI 2 Okt 1998 14 Jul 2003

11 Bank Mayapada International MAYA 7 Sept 1989 29 Agt 1997


(56)

13 Bank Negara Indonesia BBNI 5 Jul 1946 25 Nov 1996

14 Bank Niaga BNGA 28 Sep 1955 29 Nov 1989

15 Bank NISP NISP 4 Apr 1941 20 Okt 1994

16 Bank Nusantara Parahyangan BBNP 18 Jan 1972 10 Jan 2001

17 Bank Pan Indonesia PNBN 17 Agt 1971 29 Des 1982

18 Bank Permata BNLI 17 Des 1954 15 Jan 1990

19 Bank Rakyat Indonesia BBRI 16 Des 1895 10 Nov 2003

20 Bank Swadesi BSWD 28 Sep 1968 1 Mei 2002

21 Bank UOB Buana BBIA 31 Agt 1956 28 Jul 2000

22 Bank Victoria BVIC 28 Okt 1992 30 Jun 1999

Sumber: Penulis, 2009.

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif

Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari berupa data keuangan sampel perusahaan perbankan dari tahun 2005 sampai tahun 2007 yang dijabarkan dalam bentuk statistik.

Variabel dari penelitian ini terdiri dari arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan dan dividend payout ratio sebagai variabel bebas (independent variable) dan volume perdagangan saham sebagai variabel terikat (dependent variable). Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan perbankan selama periode 2005 sampai dengan tahun 2007 disajikan dalam tabel 4.2 berikut.


(57)

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2005 sampai Tahun 2007

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LG10_DPR 66 .28 1.95 1.5558 .24898

LG10_AKOP 66 9.93 13.38 11.9078 .70070

LG10_AKI 66 9.91 12.70 11.5908 .50710

LG10_AKP 66 6.49 12.69 11.3122 .84567

LG10_VOL 66 2.46 8.32 5.7812 1.58780

Valid N (listwise) 66

Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.

Tabel diatas menunjukkan bahwa semua variabel, yaitu, dividend payout ratio, arus kas dari aktivitas operasi (AKOP), arus kas dari aktivitas investasi (AKI), arus kas dari aktifitas pendanaan, dan volume perdagangan saham memiliki nilai minimun dan maksimum yang positif. Akan tetapi, hal ini tidak menunjukkan bahwa nilai dari dividend payout ratio, arus kas dari aktivitas operasi (AKOP), arus kas dari aktivitas investasi (AKI), arus kas dari aktifitas pendanaan, dan volume perdagangan saham selalu positif karena nilai diatas merupakan hasil pengolahan data yang telah ditransformasikan dengan menggunakan LG10.

Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah:

a. variabel LG10_DPR memiliki nilai minimum 0,28 dan maksimum 1,95 dengan rata-rata LG10_DPR per lembar saham sebesar 1,5558 dengan jumlah sampel sebanyak 66 perusahaan,


(58)

b. variabel LG10_AKOP memiliki nilai minimum 9,93 dan maksimum 13,38 dengan rata-rata LG10_AKOP per lembar saham sebesar 11,9078 dengan jumlah sampel sebanyak 66 perusahaan,

c. variabel LG10_AKI memiliki nilai minimum 9,91 dan nilai maksimum 12,70 dengan rata-rata LG10_AKI per lembar saham sebesar 11,5908 dengan jumlah sampel sebanyak 66 perusahaan,

d. variabel LG10_AKP memiliki nilai minimum 6,49 dan nilai maksimum 12,69 dengan rata-rata LG10_AKP per lembar saham sebesar 11,3122 dengan jumlah sampel 66 perusahaan,

e. variabel LG10_VOL memiliki nilai minimum 2,46 dan nilai maksimum 8,32 dengan rata-rata LG10_VOL sebesar 5,7812 dengan jumlah sampel 66 perusahaan.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:

H0 : Data residual berdistribusi normal

Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima,


(59)

Tabel 4.3

Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 66

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 2.67247323E7

Most Extreme Differences Absolute .247

Positive .247

Negative -.224

Kolmogorov-Smirnov Z 2.004

Asymp. Sig. (2-tailed) .001

Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.

Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 2,004 dan signifikansi pada 0,001 maka disimpulkan data tidak terdistribusi secara normal karena p = 0,001 < 0,05. Data yang tidak terdistribusi secara normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histogram dan grafik normal plot data.

Gambar 4.1

Histogram ( sebelum data ditransformasi )


(60)

Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data tidak normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data tidak mengikuti garis diagonal yaitu menceng kekiri (positive skewness).

Gambar 4.2

Grafik Normal P-P Plot ( sebelum data ditransformasi )

Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.

Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak menjauh dari garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal. Dari hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov (K-S), grafik histogram dan grafik normal plot menunjukkan data tidak terdistribusi secara normal. Data yang tidak terdistribusi secara normal ini terjadi karena terdapatnya data yang menyimpang


(61)

dari data lainnya (data outliner). Penulis mencoba menyelidiki asal data yang menyimpang tersebut, kemudian menyimpulkan memang ada data ekstrim yang tidak bisa dihindari keberadaannya.

Ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Jogiyanto (2004:172), yaitu:

4) dengan melakukan transformasi data, 5) lakukan trimming,

6) lakukan winsorizing.

Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, penulis melakukan transformasi data ke model LG10 dari persamaan VOL = f(DPR, AKOP, AKI, AKP), menjadi LG10_VOL = f(LG10_DPR, LG10_AKOP, LG10_AKI, LG10_AKP). Kemudian, data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Berikut ini hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov (K-S):

Tabel 4.4

Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 66

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.37865623

Most Extreme Differences Absolute .138

Positive .110

Negative -.138

Kolmogorov-Smirnov Z 1.122

Asymp. Sig. (2-tailed) .161


(62)

Dari tabel diatas, besarnya Kolmogorv-Smirnov (K-S) adalah 1,122 dan signifikansi pada 0,161 sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah terdistribusi secara normal, dimana nilai signifikansinya >0,05 (p = 0,161 > 0,05). Dengan demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas, berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot data yang terdistribusi normal.

Gambar 4.3

Histogram ( setelah data ditransformasi )

Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.

Gambar 4.4

Grafik Normal P-P Plot ( setelah data ditransformasi )


(63)

Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) ke kiri maupun ke kanan atau normal.

Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

b. Uji Multikolinearitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), serta menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Besarnya tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir, yaitu: Tolerance > 0.10, Variance Inflation Factor (VIF) < 10. Berikut disajikan tabel hasil pengujian:

Tabel 4.5

Coefficients untuk LG10_VOL = f(LG10_DPR,LG10_AKOP, LG10_AKI, LG10_AKP)

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

LG10_DPR .966 1.035

LG10_AKOP .882 1.134

LG10_AKI .887 1.127

LG10_AKP .888 1.126


(1)

Lampiran 5 (Lanjutan)

Hasil Uji Multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

LG10_DPR .966 1.035

LG10_AKOP .882 1.134

LG10_AKI .887 1.127

LG10_AKP .888 1.126

Coefficient Correlationsa

Model LG10_AKP LG10_DPR LG10_AKI LG10_AKOP

1 Correlations LG10_AKP 1.000 -.042 -.231 -.186

LG10_DPR -.042 1.000 .086 -.165

LG10_AKI -.231 .086 1.000 -.195

LG10_AKOP -.186 -.165 -.195 1.000

Covariances LG10_AKP .077 -.010 -.030 -.017

LG10_DPR -.010 .814 .036 -.050

LG10_AKI -.030 .036 .214 -.030

LG10_AKOP -.017 -.050 -.030 .113


(2)

Lampiran 5 (Lanjutan)

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji Glejser Untuk Uji Heteroskedastisitas

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.824 2.425 1.577 .120

LG10_DPR .127 .371 .044 .343 .732

LG10_AKOP -.205 .138 -.197 -1.484 .143

LG10_AKI -.115 .190 -.081 -.608 .546

LG10_AKP .081 .114 .094 .710 .480


(3)

Lampiran 5 (Lanjutan)

Uji Park Untuk Uji Heteroskedastisitas

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 9.396 5.868 1.601 .114

LG10_DPR .167 .897 .023 .186 .853

LG10_AKOP -.701 .334 -.274 -2.101 .040

LG10_AKI -.293 .460 -.083 -.637 .527

LG10_AKP .160 .275 .075 .579 .564

a. Dependent Variable: LN_RES_RES

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .496a .246 .169 1.77984 2.073

a. Predictors: (Constant), LG10_AKP, LG10_DPR, LG10_AKI, LG10_AKOP b. Dependent Variable: LG10_VOL

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea .32675

Cases < Test Value 33

Cases >= Test Value 33

Total Cases 66


(4)

Lampiran 6

Hasil Uji Hipotesis (Uji t)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -11.653 5.904 -1.974 .056

LG10_DPR 1.243 .902 .195 1.378 .176

LG10_AKOP .838 .335 .370 2.499 .017

LG10_AKI .484 .462 .155 1.048 .301

LG10_AKP -.009 .277 -.005 -.031 .976

a. Dependent Variable: LG10_VOL

Lampiran 7

Hasil Uji Hipotesis (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 40.327 4 10.082 3.183 .024a

Residual 123.545 39 3.168

Total 163.872 43

a. Predictors: (Constant), LG10_AKP, LG10_DPR, LG10_AKI, LG10_AKOP b. Dependent Variable: LG10_VOL


(5)

Lampiran 8

TABEL t dengan signifikansi 5%

Df Tabel t one tail Tabel t two tail

1 6.3138 12.7062

2 2.9200 4.3027

3 2.3534 3.1824

4 2.1318 2.7764

5 2.0150 2.5706

6 1.9432 2.4469

7 1.8946 2.3646

8 1.8595 2.3060

9 1.8331 2.2622

10 1.8125 2.2281

11 1.7959 2.2010

12 1.7823 2.1788

13 1.7709 2.1604

14 1.7613 2.1448

15 1.7531 2.1314

16 1.7459 2.1199

17 1.7396 2.1098

18 1.7341 2.1009

19 1.7291 2.0930

20 1.7247 2.0860

30 1.6973 2.0423

40 1.6839 2.0211

50 1.6759 2.0086

77 1.6649 1.9913

78 1.6646 1.9908

79 1.6644 1.9905

80 1.6641 1.9901

81 1.6639 1.9897

82 1.6636 1.9893

83 1.6634 1.9890

84 1.6632 1.9886

85 1.6630 1.9883

86 1.6628 1.9879

87 1.6626 1.9876

88 1.6624 1.9873


(6)

Lampiran 9

Tabel F dengan signifikansi 5 %

n = 1 2 3

df = 1 161.4476387 199.5 215.7073453

2 18.51282051 19 19.16429213

3 10.12796448 9.552094496 9.276628154

4 7.708647421 6.94427191 6.591382117

5 6.607890969 5.786135043 5.409451318

6 5.987377584 5.14325285 4.757062664

7 5.591447848 4.737414128 4.346831402 8 5.317655063 4.458970108 4.066180557 9 5.117355008 4.256494729 3.862548358 10 4.964602701 4.102821015 3.708264819 11 4.844335669 3.982297957 3.587433703 12 4.747225336 3.885293835 3.490294821 13 4.667192714 3.805565253 3.410533646 14 4.600109908 3.738891832 3.343888681 15 4.543077123 3.682320344 3.287382108 20 4.351243478 3.492828477 3.098391224 25 4.24169898 3.385189962 2.991240911 30 4.170876757 3.315829501 2.922277194 35 4.121338148 3.267423525 2.874187489 40 4.084745651 3.231726993 2.838745406 45 4.056612342 3.204317292 2.811543517 50 4.034309546 3.182609852 2.79000842 51 4.030392426 3.178799292 2.786228828 52 4.026631222 3.175140971 2.782600438 53 4.023016811 3.171625948 2.779114361 54 4.019540907 3.168245967 2.775762386 55 4.016195438 3.164993396 2.772536925 60 4.001191306 3.150411311 2.758078316 65 3.988559738 3.138141935 2.745915295 70 3.977779289 3.127675601 2.735541477 75 3.968470872 3.118642128 2.726589185 80 3.960352283 3.110766166 2.718785013 85 3.953209117 3.103838661 2.711921434 90 3.946875558 3.097698035 2.705838087 95 3.941221357 3.092217439 2.700409069 100 3.936142779 3.087295893 2.695534261


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan, EVA, Dividend Payout Ratio Terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan Industri Manufaktur Tekstil dan Garmen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 109 94

Pengaruh Analisis Fundamental terhadap Dividend Payout Ratio dan Harga Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 61 137

Pengaruh Informasi Arus Kas terhadap Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

6 60 88

Pengaruh Publikasi Laporan Arus Kas Terhadap Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Property and Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 57 85

Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 47 96

Pengaruh Dividend Payout Ratio,Volume Perdagangan Saham,Ukuran Perusahaan (FIRM SIZE),Debt To Equity Ratio,Price Earning Ratio Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Melakukan Pembayaran Dividend Kas Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007

0 9 126

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Dividend Payout Ratio, dan Return On Equity terhadap Price Earning Ratio pada Saham Perusahaan Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012 (Studi Saham-Saham Perusahaan Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia

0 9 69

PENGARUH INFORMASI LAPORAN ARUS KAS, LABA BERSIH DAN SIZE PERUSAHAAN TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 3 41

PENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO, INFORMASI ARUS KAS DAN LABA BERSIH TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 21

Analisis Pengaruh Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan, EVA, Dividend Payout Ratio Terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan Industri Manufaktur Tekstil dan Garmen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 17