46
4.2.2. Hasil Pemeriksaan Merkuri pada Ikan
Jenis ikan yang ditangkap untuk sampel pemeriksaan kadar merkuri adalah ikan jurung Neolissochilus thiemanni. Penangkapan ikan dilakukan
dengan memakai jala yaitu dibagian hulu sungai, disepanjang tempat pengolahan emas dan juga dibagian hilir sungai setelah tempat yang terakhir pengolahan emas.
Jumlah ikan yang ditangkap pada tiap titik pengambilan sampel sebanyak 1 – 2 ekor.
Tabel 4.2. Hasil Pemeriksaan Merkuri pada Ikan Tahun 2014 Kadar Merkuri
Pada Ikan No
Kode Sampel
Ikan Lokasi Pengambilan
Sampel Ikan pbb
ppm Baku Mutu
Merkuri pada Ikan ppm
1
2 3
4 5
1I
2I 3I
4I 5I
100 meter ke arah hulu sebelum pengolahan bijih
emas yang pertama. Pada lokasi pengolahan
emas yang pertama. 200 m dari titik pengambilan
sampel air yang kedua. Pada lokasi pengolahan emas
yang terkhir. Pada lokasi 100 meter dari
pengolahan
emas yang
terakhir. 3,850
3,423 6,849
0,583 0,763
0,0038
0,0034 0,0068
0,0005 0,0007
0,5
0,5 0,5
0,5 0,5
Berdasarkan Tabel 4.2. dapat dilihat bahwa kandungan merkuri pada ikan
tertinggi terdapat pada titik ketiga yaitu sebesar 6,849 ppb atau 0,0068 ppm, sedangkan kandungan merkuri terendah terdapat pada titik keempat yaitu sebesar
0,583 ppb atau 0,0006 ppm. Kadar merkuri sampel ikan pada titik ke 1, titik ke 2, titik ke3, titik ke 4 dan titik ke 5 pengambilan sampel lebih kecil dari 0,5 ppm dan
belum melebihi Nilai Ambang Batas yang diperbolehkan.
47
4.2.3. Tata Cara Penggunaan Mekuri oleh Penambang Emas 4.2.3.1. Penyimpanan Merkuri oleh Penambang Emas
Para penambang emas mendapatkan merkuri dari pedagang emas dalam kemasan botol kecil dan penambang menyimpan merkuri disekitar lokasi pengolahan
emas dipinggiran sungai.
4.2.3.2. Jumlah Penggunaan Merkuri Per Hari oleh Penambang Emas
Penggunaan merkuri oleh penambang emas dibedakan atas 3 tiga kelompok berdasarkan jumlah merkuri yang dipakaihari, seperti yang diuraikan pada tabel
dibawah ini :
Tabel 4.3. Penggunaan Merkurihari oleh Penambang Emas No
Jumlah Merkuri yang DigunakanHari gr
Jumlah org Persentase
1 25
12 20
2 50
29 48,3
3 100
19 31,7
Jumlah 60
100
Berdasarkan Tabel 4.4. di atas dapat dilihat bahwa penggunaan merkuri yang
paling banyak yaitu 50 gr terdapat 29 penambang atau 48,3 dan paling sedikit penambang menggunakan merkuri yaitu 25 gr terdapat 12 penambang atau 20 .
4.2.3.3. Penggunaan Alat Pelindung Diri APD Tabel 4.4. PenggunaanAlat Pelindung Diri APD
No Jenis APD yang digunakan
Jumlah Persentase
1 Sarung tangan karet
7 11,7
2 Masker
3 4
Pakaian lengan panjang Tidak pakai APD
53 88,3
Jumlah 60
100
48
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa penambang emas yang menggunakan Alat Pelindung Diri hanya memakai sarung tangan karet yaitu
sebanyak 7 orang atau 11,7 , sedangkan pemakaian masker dan pakaian lengan panjang tidak ada.
4.2.3.4. Pengolahan Emas dan Pembuangan Limbah yang Mengandung Merkuri
Tabel 4.4. Lokasi Pengolahan Emas dan Pembuangan Lumpur Sisa Olahan No
Jenis Kegiatan Lokasi
Jumlah org
1 Pengolahan batuan emas
Sungai 60
2 Pembuangan lumpur sisa olahan
Sungai 60
Berdasarkan Tabel 4.5. di atas dapat dijelaskan bahwa semua penambang emas
melakukan pengolahan batuan emas dan pembuangan lumpur sisa olahan yang telah mengandung merkuri di daerah aliran sungai.
49
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Kandungan Merkuri pada Air Sungai Aek Sayu
Berdasarkan pemeriksaan kadar merkuri pada air Sungai Aek Sayu diperoleh bahwa kadar merkuri tertinggi berada pada titik 3 yaitu sebesar 1,746 ppb
atau 0,0017 ppm dan terendah terdapat pada titik 1 yaitu sebesar 0,893 ppb atau 0,0008 ppm.
Hasil tersebut di atas menunjukkan bahwa air Sungai Aek Sayu sudah
tercemar oleh merkuri diperkirakan merupakan ekses dari kegiatan penambangan
emas tradisional di Desa Hutapungkut yang telah dilakukan selama lebih kurang 15 tahun oleh masyarakat sekitar. Kadar merkuri yang terdapat pada air sungai sudah
melewati Nilai Ambang Batas NAB yang ditetapkan kecuali sampel air pada titik ke 1 pengambilan sampel tetapi bila pengolahan emas dan pembuangan lumpur sisa
olahan yang mengandung merkuri masih tetap dilakukan pada air sungai dapat menyebabkan akumulasi merkuri akan meningkat pada air sungai dan endapan
lumpur di dasar sungai. Kegiatan penambangan emas di Desa Hutapungkut ditandai dengan peralatan
dan teknologi rendah tanpa teknik perencanaan yang baik. Penambangan dilakukan di daerah perbukitan dengan menggali lubang atau terowongan yang berukuran
1,5 x 1,5 m sampai ditemukan urat kuarsa atau batuan yang mengandung emas. Urat