30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah survey deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran kadar merkuri Hg pada air sungai dan ikan akibat penambangan emas tradisional
serta tata cara penggunaan merkuri oleh penambang emas di desa Hutapungkut Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi
Penelitian ini dilakukan di aliran sungai Aek Sayu di desa Hutapungkut Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal, dan selanjutnya sampel air
sungai dan sampel ikan diperiksa di Balai Laboratorium Kesehatan Medan.
3.2.2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September 2012 – Maret 2014.
3.3. Objek Penelitian 3.3.1. Air Sungai
Air sungai Aek Sayu sebagai tempat pembuangan limbah dari pengolahan batuan emas yang mengandung merkuri Hg yang berasal dari penambangan emas
tradisional di desa Hutapungkut Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal.
30
31
3.3.2. Ikan
Sampel ikan pada penelitian ini adalah Ikan JurungNeoalissochilus thienemanni yang ditangkap di sekitar lokasi pengolahan batuan emas di Sungai
Aek Sayu desa Hutapungkut Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal.
3.3.3. Masyarakat a. Populasi
Masyarakat penambang emas di desa Hutapungkut Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal berjumlah 150 orang
b. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi penambang emas yang dihitung dengan menggunakan rumus Tarro Yamane yang dikutip dalam
Notoadmojo, 2002. N
n = 1+N d
2
Dimana :
N = Besar populasi
n = Besar sampel
d = Tingkat kepercayaanketetapan yang diinginkan 0,1
Maka : 150____
n = 1+ 150 0,1
2
n = 60
Maka sampel dalam penelitian ini adalah 60 orang penambang.
32
3.4. Metoda Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer
Pengumpulan data dilakukan secara observasi langsung, pengambilan sampel dilakukan pada Daerah Aliran Sungai DAS Aek Sayu didesa Hutapungkut, untuk
mengetahui kadar merkuri Hg dilakukan pemeriksaan di Balai Laboratorium Kesehatan Medan.
Wawancara langsung dengan masyarakat penambang emas tentang tata cara pemakaian merkuri.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Kantor Camat dan Kantor Kepala Desa sebagai data demografi desa Hutapungkut Kecamatan Kotanopan
Kabupaten Mandailing Natal.
3.5. Teknik Pengambilan Sampel Penelitian
Objek penelitian ditentukan dengan metode purposive sampling yaitu peneliti menentukan sampel tidak secara acak non random dari populasinya dan dianggap
sebagai sampel yang representatif dan memiliki sangkut paut yang erat dengan ciri- ciri dan sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya Notoadmodjo, 2010.
3.5.1. Pengambilan Sampel Air Sungai
Pengambilan sampel air dilakukan pada aliran sungai Aek Sayu di desa Hutapungkut Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal:
33
1. 100 meter ke arah hulu Sungai Aek Sayu sebelum pengolahan bijih emas yang pertama sebagai sampel pembanding.
2. Lokasi tempat pengolahan bijih emas yang pertama. 3. 200 meter dari tempat pengolahan emas yang pertama
4. Lokasi pengolahan emas yang terakhir 5. 100 meter dari lokasi pengolahan emas yang terakhir
Penentuan titik pengambilan sampel dilakukan pada titik tengah lebar sungai dengan kedalaman 0,5 kedalaman sungai, berdasarkan pertimbangan debit air adalah
5 m
3
detik untuk lebar sungai 3 meter. Sampel diambil dengan menggunakan botol minuman mineral dengan volume
600 ml dan disimpan kedalam ice box siap untuk diperiksa di Balai Laboratorium Kesehatan Medan.
3.5.2. Pengambilan Sampel Ikan
Pengambilan sampel ikan dilakukan dengan menangkap ikan pakai jala pada lokasi disekitar titik-titik pengambilan sampel air sungai Aek Sayu. Ikan ditangkap
sebanyak 2-3 ekor pada tiap-tiap titik pengambilan sampel kemudian dimasukkan ke dalam wadah dan disimpan dalam ice box untuk selanjutnya dibawa ke Balai
Laboratorium Kesehatan Medan.
34
3.6. Alat dan Bahan Penelitian 3.6.1. Alat Penelitian
1. Dilapangan:
1. Botol Air Mineral 600 cc 2. Alat tulis
3. Kertas 4. Selotif
2. Di Laboratorium Bahan :
a. Larutan standar Hg 1000 mgL b. Air suling
c. Asam Nitrat, HNO
3
pekat d. Kertas saring
e. Gas Argon
Peralatan :
a. Inductively Couple Plasma ICP b. Pemanas listrik
c. Pipet volume 3, 5, 10, 25 mL d. Labu ukur 1000 mL
e. Corong f.
Erlenmeyer 250 mL
35
3. Persiapan Sampel a. Pengujian Raksa Terlarut
Saring sampel sebanyak 50 mL ke dalam erlenmeyer 250 mL Filtrat hasil saringan siap untuk diuji
b. Pengujian Raksa Total
Masukkan 50 mL sampel ke dalam erlenmeyer 250 mL Tambahkan 5 mL HNO
3
pekat dan panaskan perlahan-lahan sampai sisa volumenya 15 – 20 mL
Tambahkan lagi 5 mL HNO
3
pekat, tutup erlenmeyer dengan kaca arloji dan panaskan lagi
Lanjutkan penambahan asam dan pemanasan sampai semua logam larut, yang terlihat dari warna endapan dalam sampel menjadi agak putih atau
sampel menjadi jernih Tambahkan lagi 2 mL HNO
3
pekat dan panaskan kira-kira 10 menit Bilas kaca arloji dan masukkan air bilasannya ke dalam erlenmeyer
Sampel siap untuk diuji 4. Pembuatan Larutan Baku Raksa
a. Pembuatan Larutan Baku Raksa 5 mgL