Industri Pelayaran Shipping Industry

PT PELNI PERSERO LAPORAN TAHUNAN 2015 94 PT PELNI PERSERO Annual Report 2015 95 ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN Management Discussion and Analysis LAPORAN SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources Report PT PELNI Persero

2. Industri Pelayaran

Selama 2015, industri pelayaran nasional terpuruk di tengah melambatnya laju pertumbuhan ekonomi yang tercatat 4,73 pada kwartal III dan apresiasi tajam dolar AS terhadap rupiah hingga menyentuh level psikologis Rp 14.000. Kondisi ini diperparah dengan penurunan harga minyak mentah dunia ke level US 40,73 per barel per November 2015. Setidaknya 15-20 dari sekitar 14.000 unit kapal berbendera Merah Putih saat ini parkir tidak bekerja di sejumlah tempat karena muatan yang tidak tersedia. Kapal-kapal tersebut terutama jenis tug and barge yang populasinya saat ini lebih dari 3.000 set kapal. Kondisi ini terjadi karena perdagangan komoditas tambang sedang lesu, terutama batu bara. Daya serap PT PLN sebagai pasar utama angkutan batu bara dalam negeri stagnan selama 2015 karena PLTU dari proyek 10.000 MW tidak bertambah, sementara proyek 35.000 MW yang digagas pemerintah masih jalan di tempat. Adapun sektor offshore juga lesu akibat tidak adanya peningkatan produksi dari sumur minyak dan gas baru, serta minimnya kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas yang baru akibat harga minyak yang rendah. Produksi migas yang ada sekarang adalah mengoptimal sumur-sumur tua. Di sisi lain, kegiatan perdagangan antar pulau dengan menggunakan kapal general cargo dan kontainer juga belum menggembirakan meskipun arus barang sedikit membaik yang ditandai dengan kenaikan arus barang pada 5 pelabuhan utama di Indonesia. BPS mencatat, selama Januari-Oktober 2015, arus barang di 5 pelabuhan utama Tanjung Priok, Tanjung Perak, Panjang, Makassar, Balikpapan dan lainnya naik 2,5 menjadi 193 juta ton dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 189 juta ton. sumber: dinukil dari laman translogtoday.com tanggal 13 Desember 2015 berjudul “INSA: Industri Pelayaran Nasional Terpuruk Selama 2015 “

1. Aspek Pemasaran, Strategi dan Pangsa Pasar

a. Kapal Penumpang

Kapal penumpang untuk Tahun 2015, PT PELNI Persero dengan kemampuan daya angkut DWTGRT RKAP 2015 sebesar 54.831 berhasil mengangkut 4.231.532 orang ke seluruh wilayah Indonesia atau 82,07 dari yang dianggarkan pada tahun 2015 dan bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 4,96 dimana mengangkut sebanyak 4.452.407 penumpang . PT PELNI Persero juga berhasil mengangkut 44.212 Tm3 barang atau 63,79 dari anggaran sebanyak 69.306 TM3, bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 sebanyak 56.809 TM3 terdapat penurunan sebanyak 12.597 TM3 atau 22,17. Untuk angkutan container yaitu sebanyak 12.413 Teus container atau 96,53 dari target anggaran sebanyak 12.859 Teus bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 sebanyak 12.640 Teus terdapat penurunan sebanyak 227 unit atau 1,80. Muatan kendaraan yang diangkut dalam tahun 2015 sebanyak 12.753 unit atau 87,97 dari target anggaran sebanyak 14.497 unit, bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 sebanyak 16.088 unit terdapat penurunan sebanyak 3.335 unit atau 20,73. Berikut strategi pemasaran yang dijalankan pada Tahun 2015: a. Membuka layanan paket wisata ke beberapa objek wisata terkenal yaitu Raja Ampat, Wakatobi, dan Karimun Jawa. b. Memberi diskon return muatan bagi cargo, container, dan kendaraan. c. Memberikan diskon tiket kelas pada saat low season. d. Memberikan diskon Bakti Negeri saat ulang tahun kemerdekaan Indonesia. e. Menyelenggarakan event-event di atas kapal berupa Meeting dan Gathering on Board. f. Mengikuti pameran-pameran yang relevan dengan tujuan dan target pemasaran. g. Membuat dan menyebarkan brosur produk- produk pemasaran dan pembuatan media luar ruang yang dipasang di kantor pusat dan cabang. h. Menggandeng sponsor untuk pembiayaan marketing.

2. Shipping Industry

During 2015, the national shipping industry slumped in the middle of slowing economic growth rate of 4.73 recorded in the third quarter and the sharp appreciation of the US Dollar against the Indonesia Rupiah to reach the psychological level of IDR14,000. This condition is exacerbated by the decline in world crude oil prices to US 40.73 per barrel per November 2015. At least 15 -20 of the approximately 14,000-flagged vessels currently does not work in a number of parking places for the charge that were not available. The ships are mainly tug and barge whose population is now more than 3,000 sets of the ship. This condition occurs because mining commodities trading was sluggish, especially coal. Absorptive capacity of PT PLN as the main market of coal transportation in the country stagnant for 2015 as 10,000 MW power plant project which has not increased, while the 35,000 MW project initiated by the government is still stalled. The offshore sector is also sluggish due to increased production from new oil and gas wells, as well as the lack of exploration and exploitation of new oil and gas due to low oil prices. Existing oil and gas production now is optimizing the old wells. On the other hand, the inter-island trade activities using general cargo and container ships are also not encouraging although slightly improving the flow of goods marked with the increase in the flow of goods at five major ports in Indonesia. BPS noted, during January-October 2015, the flow of goods in major 5 ports Tanjung Priok, Tanjung Perak, Panjang, Makassar, Balikpapan and other increased by 2.5 to 193 million tons compared with the same period last year 189 million tons. Source: quoted from page translogtoday.com dated December 13, 2015, entitled “INSA: National Shipping Industry slumped During 2015”

1. Marketing, Strategy and Market Share Aspects