Pemotongan PPh Pasal 23 Cara Penghitungan dan Pemotongan

17 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Jasa Lain yang Menjadi Objek Pemotongan PPh Pasal 23 antara lain: 1. Jasa penilai appraisal; 2. Jasa aktuaris; 3. Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan; 4. Jasa hukum; 5. Jasa arsitektur; 6. Jasa perencanaan kota dan arsitektur landscape; 7. Jasa perancang design; 8. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara; 9. Jasa penebangan hutan; 10. Jasa pengolahan limbah; 11. Jasa penyedia tenaga kerja dan atau tenaga ahli outsourcing services; 12. Jasa perantara danatau keagenan; 13. Jasa kustodianpenyimpanan peniipan, kecuali yang dilakukan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia KSEI; 14. Jasa pembuatan saranan promosi ilm, iklan, poster, photo, slide, klise, banner, pamphlet , baliho dan folder; 15. Jasa sehubungan dengan sotware atau hardware atau sistem komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan dan perbaikan; 16. Jasa pembuatan danatau pengelolaan website; 17. Jasa internet termasuk sambungannya; 18. Jasa penyimpanan, pengolahan, danatau penyaluran data, informasi, dan atau program; 19. Jasa instalasipemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, danatau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin danatau seriikasi sebagai pengusaha konstruksi; 20. Jasa pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, danatau perhutanan 21. Jasa dekorasi; 22. Jasa pencetakanpenerbitan; 23. Jasa penerjemahan; 24. Jasa pengangkutanekspedisi kecuali yang telah diatur dalam Pasal 15 Undang-Undang Pajak Penghasilan; 25. Jasa pelayanan kepelabuhanan; 26. pemeliharaan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, TV kabel, danatau bangunan, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan inempunyai izin danatau seriikasi sebagai pengusaha konstruksi; 27. Jasa perawatan kendaraan dan atau alat transportasi darat, laut dan udara; 28. Jasa maklon; 29. Jasa penyelidikan dan keamanan; 30. Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer; 31. Jasa pembasmian hama; 32. Jasa kebersihan atau cleaning service; 18 BENDAHARA MAHIR PAJAK 33. Jasa penyediaan tempat. dan atau waktu dalam media masa, media luar ruang atau media lain untuk penyampaian informasi, danatau jasa periklanan; 34. Jasa freight forwarding; 35. Jasa logisik; 36. Jasa pengurusan dokumen; 37. Jasa pengepakan; 38. Jasa loading dan unloading; 39. Jasa pelaihan danatau kursus; 40. Jasa seriikasi; 41. Jasa survey; 42. Jasa laboratorium dan atau pengujian kecuali yang dilakukan oleh lembaga atau insitusi pendidikan dalam rangka perieliian akademis; 43. Jasa katering atau tata boga; 44. Jasa sedot sepic tank; 45. Jasa pemeliharaan kolam; 46. Jasa pengelolaan parkir; 47. Jasa penyondiran tanah; 48. Jasa penyiapan danatau pengolahan lahan; 49. Jasa pembibitan danatau penanaman bibit; 50. Jasa pemeliharaan tanaman; 51. Jasa pemanenan; 52. Jasa pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, danatau perhutanan 53. Jasa pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, danatau perhutanan Besarnya pemotongan PPh Pasal 23 adalah: a. Sebesar 15 lima belas persen dari jumlah bruto atas royali dan hadiahpenghargaan; b. Sebesar 2 dua persen dari jumlah bruto atas: 1 sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta. 2 imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konsultan dan jasa lain. Yang dimaksud dengan jumlah bruto adalah: a. untuk jasa katering adalah seluruh jumlah penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh bendahara kepada Wajib Pajak penyedia jasa katering; b. untuk jasa selain jasa katering adalah seluruh jumlah penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh bendahara kepada Wajib Pajak penyedia 19 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK jasa, idak termasuk: 1 pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dibayarkan oleh Wajib Pajak penyedia tenaga kerja kepada tenaga kerja yang melakukan pekerjaan, berdasarkan kontrak dengan pengguna jasa; 2 pembayaran kepada penyedia jasa atas pengadaan pembelian barang atau material yang terkait dengan jasa yang diberikan; 3 pembayaran kepada pihak keiga yang dibayarkan melalui penyedia jasa, terkait jasa yang diberikan oleh penyedia jasa; danatau 4 pembayaran kepada penyedia jasa yang merupakan pengganian reimbursement atas biaya yang telah dibayarkan penyedia jasa kepada pihak keiga dalam rangka pemberian jasa bersangkutan. Peraturan terkait pelaksanaan pemotongan PPh Pasal 23 adalah: 1. Pasal 23 Undang-Undang PPh 2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 141PMK.032015 20 BENDAHARA MAHIR PAJAK

5. Pemotongan Pemungutan PPh Pasal 4 ayat 2

Pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan PPh Pasal 4 ayat 2 adalah cara pelunasan pajak dalam tahun berjalan antara lain melalui pemotongan atau pemungutan pajak yang bersifat inal atas penghasilan tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Penghasilan tertentu yang dikenai Pajak Penghasilan bersifat inal adalah:

a. Persewaan Tanah danatau Bangunan

1 Objek PPh Final adalah sewa tanah danatau bangunan berupa tanah, rumah, rumah susun, apartemen, kondominium, gedung perkantoran, pertokoan, gedung pertemuan termasuk bagiannya, rumah kantor, toko, rumah toko, gudang, bangunan industri. PP h Pas al 4 2 Sewa Tanah danatau Bangunan 10 X Jumlah Bruto PPh PHTB 0 X Nilai Pengalihan 2,5 X Nilai Pengalihan Jasa Konstruksi Pelaksanaan Konstruksi 2 X Jumlah Bruto, bagi pengusaha konstruksi- kualifikasi kecil 3 X Jumlah Bruto, bagi pengusaha konstruksi lainnya 4 X Jumlah Bruto, bagi pengusaha tanpa kualifikasi usaha Perencanaan Pengawasan Konstruksi 4 Jumlah Bruto, bagi pengusaha konstruksi 6 X Jumlah Bruto, bagi pengusaha tanpa kualifikasi usaha Pemotongan PPh Pasal 4 2 21 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK 2 Besarnya PPh Final yang dipotong adalah 10 sepuluh persen dari jumlah bruto nilai persewaan , baik yang menyewakan Wajib Pajak orang pribadi maupun badan. 3 Jumlah bruto nilai persewaan adalah jumlah yang dibayarkan terutang oleh penyewa termasuk biaya perawatan, pemeliharaan, keamanan, fasilitas lainnya, dan service charge baik perjanjiannya dibuat secara terpisah maupun disatukan.

b. Pengalihan Hak atas Tanah danatau Bangunan

1 Objek PPh inal adalah: a. penghasilan dari pengalihan hak atas tanah danatau bangunan melipui penjualan, tukar-menukar, perjanjian pemindahan hak, pelepasan hak, penyerahan hak, lelang, hibah, waris, atau cara lain yang d isepakai. b. Perjanjian pengikatan jual beli atas tanah danatau bangunan beserta perubahannya. 2 Besarnya PPh dari pengalihan hak atas tanah danatau bangunan: a. 2,5 dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan selain pengalihan hak atas tanah danatau bangunan berupa Rumah Sederhana atau Rumah Susun Sederhana yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah danatau bangunan; b. 0 atas pengalihan hak atas tanah danatau bangunan kepada pemerintah, badan usaha milik negara yang mendapat penugasan khusus dari Pemerintah, atau badan usaha milik daerah yang mendapat penugasan khusus dari kepala daerah sesuai UU yang mengatur mengenai pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepeningan umum. 3 Pembebasan PPh Final dapat diberikan atas pengalihan hak atas tanah danatau bangunan kepada: a. orang pribadi yang mempunyai penghasilan di bawah PTKP yang jumlah bruto pengalihan hak atas tanah danatau bangunannya kurang dari Rp60.000.000,00 enam puluh juta rupiah dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah. b. pengalihan harta berupa tanah danatau bangunan yang