Sifat Pengenaan PPh Dasar Pengenaan PPh

7 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK dasar pengenaan PPh Pasal 21 dihitung dengan cara jumlah penghasilan bruto dikurangi dengan jumlah sebesar Rp450.000,00. c. Penghasilan sehari atau rata-rata penghasilan sehari lebih dari Rp450.000,00 atau akumulasi penghasilannya dalam sebulan telah lebih dari Rp4.500.000,00, tetapi idak lebih dari Rp10.200.000,00, dasar pengenaan PPh Pasal 21 dihitung dengan cara jumlah penghasilan bruto dikurangi dengan PTKP harian sejumlah hari kerja yang sebenarnya. d. Dalam hal jumlah penghasilan kumulaif dalam satu bulan kalender telah melebihi Rp10.200.000,00, PPh Pasal 21 dihitung dengan menerapkan tarif Pasal 17 ayat 1 huruf a Undang- Undang Pajak Penghasilan atas jumlah Penghasilan Kena Pajak yang disetahunkan e. Sedangkan atas penghasilan sehari atau rata-rata penghasilan sehari idak melebihi Rp450.000,00 dan akumulasi penghasilannya dalam sebulan idak melebihi Rp4.500.000,00 idak dilakukan pemotongan PPh Pasal 21. 3. Bukan Pegawai Dasar pengenaan PPh Pasal 21 untuk penghasilan yang diterima atau diperoleh Bukan Pegawai adalah sebagai berikut: a. Bukan Pegawai yang menerima penghasilan bersifat berkesinambungan. Yang dimaksud dengan penghasilan bersifat berkesinambungan adalah penghasilan yang diterima atau diperoleh dari satu bendahara pemerintah dalam satu tahun pajak lebih dari satu kali. Dasar pengenaan PPh Pasal 21 yang diterima atau diperoleh Bukan Pegawai yang menerima penghasilan bersifat berkesinambungan adalah sebesar 50 lima puluh persen dari jumlah penghasilan bruto dikurangi PTKP per bulan. PTKP tersebut dapat diberikan sepanjang orang pribadi yang bersangkutan Bukan Pegawai telah mempunyai NPWP dan hanya memperoleh penghasilan dari hubungan kerja dengan satu Pemotong PPh Pasal 21 8 BENDAHARA MAHIR PAJAK b. Bukan Pegawai yang menerima penghasilan yang idak bersifat berkesinambungan. Dasar pengenaan PPh Pasal 21 yang diterima atau diperoleh Bukan Pegawai yang menerima penghasilan yang idak bersifat berkesinambungan adalah sebesar 50 lima puluh persen dari jumlah penghasilan bruto. Pengerian jumlah penghasilan bruto bagi Bukan Pegawai adalah sebagai berikut: 1. dalam hal pemberian jasanya, pemberi jasa bukan Pegawai mempekerjakan orang lain sebagai Pegawainya maka besarnya jumlah penghasilan bruto adalah sebesar jumlah pembayaran setelah dikurangi dengan bagian gaji atau upah dari Pegawai yang dipekerjakan tersebut, kecuali apabila dalam kontrakperjanjian idak dapat dipisahkan bagian gaji atau upah dari Pegawai yang dipekerjakan tersebut maka besarnya penghasilan bruto tersebut adalah sebesar jumlah yang dibayarkan; 2. dalam hal pemberian jasanya, pemberi jasa Bukan Pegawai melakukan penyerahan material atau barang, maka besarnya jumlah penghasilan bruto sebagaimana dimaksud pada angka 1 hanya atas pemberian jasanya saja, kecuali apabila dalam kontrakperjanjian idak dapat dipisahkan antara pemberian jasa dengan material atau barang maka besarnya penghasilan bruto tersebut termasuk pemberian jasa dan material atau barang; 3. dalam hal jumlah penghasilan bruto dibayarkan kepada dokter yang melakukan prakik di rumah sakit pemerintah, maka besarnya jumlah penghasilan bruto adalah sebesar jasa dokter yang dibayar oleh pasien melalui rumah sakit sebelum dipotong biaya-biaya atau bagi hasil oleh rumah sakit pemerintah tersebut; 4. dasar pengenaan PPh atas penghasilan yang dikenai PPh Pasal 21 yang bersifat inal adalah jumlah bruto honorarium atau imbalan idak tetap dan teratur lainnya yang menjadi beban APBN atau APBD dan dibayarkan kepada pejabat negara, PNS termasuk CPNS, anggota TNI atau POLRI, dan pensiunannya. 9 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

d. Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP

Besarnya PTKP per tahun adalah sebagai berikut: Jumlah PTKP Diperuntukkan Rp54.000.000,00 untuk diri Wajib Pajak orang pribadi Rp4.500.000,00 tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin Rp4.500.000,00 tambahan untuk seiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 iga orang untuk seiap keluarga Besarnya PTKP per bulan adalah sebagai berikut: Jumlah PTKP Diperuntukkan Rp4.500.000,00 untuk diri Wajib Pajak orang pribadi Rp375.000,00 tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin Rp375.000,00 tambahan untuk seiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 iga orang untuk seiap keluarga Besarnya PTKP per hari adalah sebesar PTKP setahun dibagi dengan 360 hari. Besarnya PTKP bagi karyawai berlaku ketentuan sebagai berikut: 1. bagi karyawai kawin, sebesar PTKP untuk dirinya sendiri; dan 2. bagi karyawai idak kawin, sebesar PTKP untuk dirinya sendiri ditambah PTKP untuk keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya. Jumlah tanggungan keluarga yang diperhitungkan sebagai dasar PTKP adalah jumlah tanggungan keluarga pada awal tahun kalender. 10 BENDAHARA MAHIR PAJAK

e. Tarif PPh

1. Tarif PPh atas penghasilan yang dikenai PPh yang idak bersifat inal, sesuai dengan Pasal 17 UU PPh adalah sebagai berikut: Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif sampai dengan Rp50.000.000,00 5 di atas Rp50.000.000,00 s.d. Rp250.000.000,00 15 di atas Rp 250.000.000,00 s.d. Rp500.000.000,00 25 di atas Rp500.000.000,00 30 2. Tarif PPh atas penghasilan yang dikenai PPh yang bersifat inal berupa honorarium atau imbalan idak tetap dan teratur lainnya yang menjadi beban APBN atau APBD dan dibayarkan kepada PNS termasuk CPNS adalah sebagai berikut: a. sebesar 0 nol persen dari jumlah bruto honorarium atau imbalan lain bagi PNS Golongan I dan Golongan II, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Tamtama dan Bintara, dan Pensiunannya; b. sebesar 5 persen dari jumlah bruto honorarium atau imbalan lain bagi PNS Golongan III, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Perwira Pertama, dan pensiunannya; c. sebesar 15 lima belas persen dari jumlah bruto honorarium atau imbalan lain bagi Pejabat Negara, PNS Golongan IV, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Perwira Menengah dan Perwira Tinggi, dan Pensiunannya. Skema pemotongan PPh Pasal 21 oleh bendahara pemerintah atas pembayaran yang berasal dari APBNAPBD kepada Pejabat Negara, PNS termasuk CPNS, anggota TNI atau POLRI, dan pensiunannya adalah sebagai berikut: