5 penggunaan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan budidaya. Data sekunder
merupakan data penunjang dalam penelitian ini. Data sekunder diperoleh berdasarkan informasi dari instansi dan lembaga terkait seperti Dinas Peternakan
dan Perikanan Kabupaten Bogor, Kantor Desa Petir, dan literatur-literatur. Untuk data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya data monografi
Kabupaten Bogor dan data produksi perikanan Kabupaten Bogor.
2.4 Metode Pengambilan Sampel
Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling. Purposive Sampling merupakan penentuan sampel dengan mempertimbangkan
kriteria-kriteria tertentu yang telah dibuat terhadap obyek yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun dalam penentuan sampel telah terpilih sebanyak 16
orang yang merupakan pembudidaya di Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Sampel yang diambil memenuhi kriteria seperti berpengalaman
budidaya minimal satu tahun, melakukan budidaya secara monokultur dan melakukan usaha pendederan gurame mulai dari ukuran kuaci 2-2,5 cm sampai
menghasilkan benih ukuran korek 10-11 cm.
2.5 Metode Analisis Data
Analisis data merupakan proses penyederhanaan data yang telah dikumpulkan mengenai objek permasalahan yang diterapkan kedalam bentuk
yang mudah diinterpretasikan. Informasi dan data yang telah terkumpul setelah ditabulasikan kemudian dapat dianalisis dengan menggunakan metode analisis
fungsi produksi model Cobb-Douglas dan analisis finansial.
2.5.1 Analisis Fungsi Produksi
Analisis fungsi produksi yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan pendekatan fungsi produksi model Cobb-Douglas. Fungsi produksi
Cobb-Douglas digunakan untuk menduga hubungan antara produksi pendederan gurame dengan penggunaan faktor produksi yang meliputi benih gurame, urea,
TSP, kapur, postal, tepung pelet dan tenaga kerja. Model pendugaan dari persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas ini adalah sebagai berikut :
Y = …………………………………………1
6
Keterangan : Y = Produksi ikan gurame ekor
X
5
X = Postal kg
1
= Padat tebar benih gurame ekorm
2
X
6
= X
Tepung Pelet kg
2
X = Urea kg
7
X = Tenaga Kerja Jam Kerja
3
u = Kesalahan = TSP kg
X
4
e = Logaritma natural, e = 2,718 = Kapur kg
Untuk memudahkan pendugaan terhadap persamaan diatas, maka persamaan tersebut diubah kedalam bentuk linear dengan regresi berganda, persamaan
tersebut menjadi :
LnY = ln a + b
1
lnX
1
+ b
2
lnX
2
+ b
3
lnX
3
+ b
4
lnX
4
+ b
5
lnX
5
+ b
6
lnX
6
+ b
7
lnX
7
............2 Elastisitas produksi digunakan untuk adanya perubahan dari produk yang
dihasilkan karena perubahan faktor produksi yang digunakan. Nilai b
i
1 Uji statistik t, digunakan untuk mengetahui seberapa besar masing-masing
faktor produksi X pada fungsi
Cobb-Douglas menunjukkan elastisitas X terhadap Y. Ketepatan model yang digunakan sebagai alat analisis diuji dengan menggunakan uji statistik sebagai
berikut :
i
H sebagai variabel bebas mempengaruhi produksi Y
sebagai variabel tidak bebas. Prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut :
: b
i
= 0 faktor produksi Xi tidak berpengaruh terhadap produksi Y H
1
: b
i
≠ 0 faktor produksi Xi berpengaruh terhadap produksi Y t
hitung
= b
i
– 0Sbi
Keterangan : Sb
i
= standard error dari b b
i
- Jika t
= koefisien regresi
hitung
t
tabel
, maka H diterima, artinya X
i
- Jika t
tidak berpengaruh nyata terhadap Y.
hitung
t
tabel
, maka H ditolak, artinya X
i
2 Uji statistik f uji simultan, digunakan untuk mengetahui faktor produksi
X berpengaruh nyata terhadap
Y.
i
H secara bersama mempengaruhi output Y. Hipotesis yang diuji
adalah
H : bi = 0 tidak ada pengaruh
1
: bi ≠ 0 ada pengaruh
7 F
hitung
= JKRk-1
- Jika F
JKD n-k
Keterangan : JKR = Jumlah Kuadrat Regresi
JKD = Jumlah Kuadrat Residual n = Jumlah Sampel
k = Jumlah Variabel
hitung
F
tabel
, maka terima H
- Jika F
, artinya faktor produksi secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat produksi pada
selang kepercayaan tertentu.
hitung
F
tabel
, maka tolak H
Untuk menguji ketepatan pada analisis fungsi produksi dilakukan uji lanjutan yakni analisis statistik dan dilakukan pula analisis ekonometrik. Adapun
fungsi dari analisis ekonometrik adalah untuk mengetahui apakah model regresi memenuhi asumsi normalitas, multikolinearitas, homoskedastisitas, dan
autokorelasi Santoso, 2000. Normalitas adalah suatu kondisi dalam model regresi yaitu nilai Y
variabel dependent didistribusikan secara normal terhadap nilai X variabel independent. Suatu model regresi yang baik harus memenuhi asumsi normalitas
Multikolinearitas adalah permasalahan dalam suatu model regresi yang diakibatkan adanya korelasi antar variabel independent. Cara yang digunakan
untuk mengatasi masalah multikolinearitas adalah dengan menambah jumlah sampel dan mengeluarkan variabel yang memiliki
korelasi tinggi. Homoskedastisitas adalah asumsi dalam model regresi dimana variasi disekitar
garis regresi seharusnya konstan untuk setiap nilai X Santoso, 2000. Bila asumsi tersebut tidak terpenuhi maka model regresi mengalami
problem heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas merupakan masalah yang terjadi pada model regresi jika terjadi asumsi variance error term konstan untuk setiap
nilai pada variabel penjelas dilanggar. Masalah heteroskedastisitas ini sering terjadi pada data cross-section. Cara mengatasi masalah heteroskedastisitas ini
diantaranya adalah dengan : , artinya faktor produksi secara bersama-
sama berpengaruh nyata terhadap tingkat produksi pada selang kepercayaan tertentu.
a Menggunakan Weight Least Square Regression nilai variabel dibagi
dengan nilai variabel yang dianggap menyebabkan heteroskedastisitas. …………………………………………………3
8 b
Menggunakan fungsi log untuk variabel penjelas yang mengakibatkan heteroskedastisitas.
Autokorelasi adalah masalah dalam model regresi linear karena adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi ini biasanya terjadi pada model regresi yang menggunakan data time series atau berdasarkan waktu berkala Santoso
2000. Analisis Return to Scale RTS sangat penting untuk dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan usaha yang sedang diteliti tersebut berada dalam
kondisi increasing, constant, atau decreasing return to scale. Analisis RTS ini dilakukan dengan menjumlahkan besaran elastisitas bi. Berdasarkan persamaan
8 maka : 1 b
1
+ b
2
+ b
3
+ b
4
a. Jika b
1 ……………………………………………… 4
1
+ b
2
+ b
3
+ b
4
b. Jika b
1, maka usaha berada dalam keadaan decreasing return to scale. Artinya apabila faktor produksi yang digunakan ditambahkan
maka besarnya penambahan output akan lebih kecil dari proporsi penambahan input.
1
+ b
2
+ b
3
+ b
4
c. Jika b
= 1, maka usaha berada dalam keadaan constant return to scale, dimana penambahan proporsi input yang digunakan akan sama
dengan penambahan proporsi output yang dihasilkan.
1
+ b
2
+ b
3
+ b
4
Tingkat alokasi input yang optimal dapat diketahui melalui analisis dari fungsi keuntungan, yaitu :
Π = TR – TC atau pendederan ikan gurame dapat tercapai pada saat turunan pertama dari fungsi keuntungan usaha terhadap faktor produksi sama dengan nol,
yaitu :
Π = P
1, maka usaha berada dalam keadaan increasing return to scale, dimana proporsi penambahan output yang digunakan akan
lebih besar dari penambahan proporsi input.
y
Y – P
xi
X
i
P
y
d
y
d
xi
= P
xi
P
y
PM
xi
= P
xi
NPM
xi
= P
xi
………………………………………………….................. 5
9
2.5.2 Analisis Finansial
Analisis finansial merupakan analisis yang dilakukan pada suatu proyek yang dapat ditinjau dari sudut badan atau orang yang menanamkan uangnya dalam
proyek tersebut. Bagian dari analisis finansial yakni analisis usaha dan analisis kriteria investasi.
2.5.2.1 Analisis Usaha
Analisis usaha dalam bidang perikanan merupakan pemeriksaan keuangan untuk mengetahui keberhasilan usaha yang telah dicapai selama usaha perikanan
itu berlangsung Rahardi et al., 1998. Analisis usaha terdiri dari analisis pendapatan usaha, analisis imbangan penerimaan dan biaya RC, analisis
payback period PP, dan analisis break even point BEP.
a. Analisis Pendapatan Usaha
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui komponen-komponen input dan output yang terlibat didalam usaha dan besar keuntungan yang diperoleh dari hasil
usaha. Secara matematis konsep pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut : Π =
………….……………………………… 6
Keterangan : Π
= Pendapatan Rp per panen Y
= Total Produksi ekor per panen X
i
= Jumlah input i yang digunakan unit P
y
= Harga persatuan output Rp P
yi
= Harga persatuan input Rp P
y
.Y = Penerimaan total Rp
P
x
.ΣX
i
= Biaya Total Rp
b. Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya RC
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana manfaat yang diperoleh dari kegiatan usaha selama periode tertentu apakah cukup
menguntungkan atau tidak. Secara matematis analisis biaya imbangan dirumuskan sebagai berikut :
RC = ……………………………………………………………………... 7
Keterangan : TR = Total Revenue atau Penerimaan total Rp
TC = Total Cost atau Biaya Total Rp
Dengan kriteria usaha sebagai berikut :
10 -
RC 1, usaha menguntungkan -
RC = 1, usaha impas -
RC = 1, usaha rugi
c. Payback period PP
Payback period merupakan lama waktu yang dibutuhkan proyek atau usaha untuk menghasilkan arus kas yang cukup untuk membayar pengeluaran
awal. Metode payback period menurut Martin, et al. 1991 secara sistematis dinyatakan dalam rumus berikut:
Payback Period =
d. Analisis Break Event Point BEP