Perhitungan pendapatan utama yang diperoleh dari penjualan tanaman hias dilakukan dengan menghitung semua pendapatan kerja keluarga. Pendapatan ini
berasal dari penjualan tanaman dikurangi dengan semua biaya yang dikeluarkan, baik biaya tunai, ataupun biaya yang diperhitungkan, termasuk biaya bunga
modal. Bunga modal disertakan karena dianggap bahwa modal itu diperoleh pedagang dengan cara meminjam atau karena modal itu tersedia untuk beberapa
alternatif penggunaan.
6.2.1 Penerimaan Usaha
Faktor penentu keberhasilan suatu usaha dapat dilihat dari berapa besar pendapatan yang diperoleh. Pendapatan adalah nilai sisa penerimaan setelah
dikurangi seluruh total biaya. Penerimaan usaha pedagang tanaman hias diperoleh dari banyaknya tanaman yang terjual, dikalikan dengan harga jual masing-masing
tanaman. Harga jual dari masing-masing tanaman hias harus disesuaikan dengan
berapa harga beli dari masing-masing tanaman hias dan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk merawat tanaman hias tersebut. Ada beberapa tanaman hias
yang memerlukan biaya perawatan yang cukup besar seperti Aglaonema dan Anthurium
. Harga masing-masing tanaman berbeda, untuk tanaman hias Puring rata-rata dijual Rp 15.000,- per batang, tanaman hias Lili Paris dijual dengan
harga Rp 500,- per batang, tanaman hias Mawar dengan harga Rp 5.000,- per batang. dan tanaman hias Aglaonema Rp 75.000,- per batang. Harga masing-
masing tanaman di Jalan Pajajaran dan jalan Dadali relatif sama.
Pada analisis pendapatan ini, diambil pedagang tanaman hias sebanyak 30 orang, masing-masing dari Jalan Pajajaran sebanyak 23 pedagang tanaman hias
dan dari Jalan Dadali sebanyak 7 pedagang tanaman hias. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penerimaan pedagang tanaman hias di Kota Bogor dapat dilihat
pada Lampiran 7. Rata-rata penerimaan pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran sebesar Rp 6.080.434,78,- per bulan dan di Jalan Dadali sebesar Rp
5.235.714,29,- per bulan. Hal ini menunjukkan bahwa penerimaan usaha penjualan tanaman hias pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran lebih besar
dibandingkan dengan penerimaan usaha penjualan tanaman hias pedagang di Jalan Dadali. Adanya perbedaan penerimaan ini karena lokasi Jalan Pajajaran
lebih strategis daripada Jalan Dadali. Besarnya penerimaan yang diperoleh akan sangat menentukan berapa pendapatan yang diterima. Selain penerimaan
penjualan tanaman hias, pedagang juga mempunyai penerimaan lain dari usaha penjualan produk diluar tanaman hias. Untuk lebih jelasnya rata-rata jumlah
penerimaan usaha penjualan produk diluar tanaman hias pedagang tanaman hias di Kota Bogor, dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Rata-rata Penerimaan Usaha Penjualan Produk diluar Tanaman Hias Pedagang Tanaman Hias di Kota Bogor, Periode Agustus 2008
Jenis Penerimaan Jl. Pajajaran
Jumlah Rp Jl. Dadali
Jumlah Rp
Penjualan Pupuk Kandang Penjualan Pupuk Kompos
Penjualan Pupuk Organik Penjualan Sekam
Penjualan Pakis Pembuatan Taman
DekorasiPenyewaan 265.565,22
420.869,57 361.304,35
131.304,35 206.739,13
239.130,43 273.913,04
775.000,00 685.714,29
14.285,71 764.285,71
667.857,14 114.285,71
292.857,14
Total Penerimaan 1.898.826,09
3.314.285,71
Berdasarkan Tabel 14, jumlah penerimaan usaha penjualan produk diluar tanaman hias pedagang tanaman hias di Jalan Dadali lebih besar dibandingkan
penerimaan penjualan produk diluar tanaman hias pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran. Jumlah penerimaan pedagang tanaman hias di Jalan Dadali sebesar Rp
3.314.285,71,- per bulan, sedangkan jumlah penerimaan penjualan produk diluar tanaman hias pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran sebesar Rp 1.898.826,09,-
per bulan.
6.2.2 Biaya Usaha