Aspek Permodalan Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

BAB VI ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG TANAMAN HIAS

6.1 Aspek Permodalan

Modal adalah merupakan hal yang pokok dalam melakukan kegiatan bisnis. Tanpa adanya modal, bisnis yang akan dilakukan tidak akan bisa berjalan dengan lancar. Pedagang tanaman hias mengeluarkan modal untuk usahanya ini memang tidak terlalu besar, melainkan dimulai dengan usaha kecil-kecilan. Tetapi ada juga beberapa pedagang tersebut yang meneruskan usaha orangtuanya, sehingga modal yang dikeluarkan bukan modal sendiri melainkan modal orangtua. Modal awal untuk melakukan usaha tanaman hias bervariasi mulai dari Rp 1.000.000,- sampai dengan Rp 10.000.000,-. Modal yang digunakan untuk melakukan usaha perdagangan tanaman hias adalah modal yang berasal dari pedagang sendiri. Komponen modal tersebut berupa uang tunai atau asset lainnya seperti pompa air. Modal berupa uang tunai dibutuhkan sebagai biaya membeli tanaman, biaya perawatan seperti: pupuk kandang, pupuk kompos, sekam, pakis, dan obat-obatan. Modal berupa uang tunai tersebut dikeluarkan secara bertahap dan dalam jangka waktu yang relatif lama. Modal lainnya yang tidak dikeluarkan secara tunai adalah tanah yang digunakan untuk berdagang tanaman hias. Pada saat penelitian dilakukan, para pedagang tanaman hias tidak dikenakan biaya sewa tetapi diperoleh dari hasil kesepakatan antara pedagang dengan pihak Pemerintah Kota Bogor. Menurut informasi dari pedagang tanaman hias, terhitung mulai bulan Desember 2008 kemungkinan besar mereka akan dikenakan biaya sewa sebesar Rp 400,- per meter oleh Pemerintah Kota Bogor, dalam hal ini Dinas Perdagangan dan Perindustrian.

6.2 Analisis Pendapatan Usaha Tanaman Hias

Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya pembelian tanaman hias atau biaya-biaya yang dikeluarkan dalam menjalankan usaha, sehingga besarnya pendapatan sangat ditentukan oleh nilai penerimaan, dan berapa besar biaya yang dikeluarkan. Semakin kecil biaya yang dikeluarkan maka semakin besar pendapatan yang diterima. Analisis mengenai pendapatan usaha tanaman hias diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pedagang khususnya, yaitu menggambarkan kondisi sekarang atas kegiatan usaha perdagangan tanaman hias dan menggambarkan keadaan yang akan datang dari perencanaan suatu usaha penjualan tanaman hias. Analisis pendapatan usaha ini juga bermanfaat untuk mengukur berhasil atau tidaknya usaha yang dilakukan. Pedagang tanaman hias selain memiliki pendapatan dari penjualan tanaman hias yang merupakan pendapatan utama, rata-rata pedagang tanaman hias juga mendapatkan penghasilan tambahan dari usaha penjualan produk diluar tanaman hias yang mereka geluti. Usaha penjualan produk diluar tanaman hias pedagang tanaman hias banyak digeluti mengingat banyak dari konsumen yang tidak hanya mencari tanaman hias saja, tetapi mereka juga banyak yang mencari barang-barang komplemen dari tanaman hias itu sendiri, seperti pupuk, sekam, pakis dan sebagainya. Pendapatan pedagang tanaman hias dari usaha penjualan produk diluar tanaman hias ini cukup besar, bahkan hampir sama dengan dari usaha pokok mereka sendiri, yaitu menjual tanaman hias. Untuk lebih jelasnya mengenai pendapatan usaha penjualan produk diluar tanaman hias pedagang tanaman hias dapat dilihat pada Lampiran 8. Perhitungan pendapatan utama yang diperoleh dari penjualan tanaman hias dilakukan dengan menghitung semua pendapatan kerja keluarga. Pendapatan ini berasal dari penjualan tanaman dikurangi dengan semua biaya yang dikeluarkan, baik biaya tunai, ataupun biaya yang diperhitungkan, termasuk biaya bunga modal. Bunga modal disertakan karena dianggap bahwa modal itu diperoleh pedagang dengan cara meminjam atau karena modal itu tersedia untuk beberapa alternatif penggunaan.

6.2.1 Penerimaan Usaha

Faktor penentu keberhasilan suatu usaha dapat dilihat dari berapa besar pendapatan yang diperoleh. Pendapatan adalah nilai sisa penerimaan setelah dikurangi seluruh total biaya. Penerimaan usaha pedagang tanaman hias diperoleh dari banyaknya tanaman yang terjual, dikalikan dengan harga jual masing-masing tanaman. Harga jual dari masing-masing tanaman hias harus disesuaikan dengan berapa harga beli dari masing-masing tanaman hias dan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk merawat tanaman hias tersebut. Ada beberapa tanaman hias yang memerlukan biaya perawatan yang cukup besar seperti Aglaonema dan Anthurium . Harga masing-masing tanaman berbeda, untuk tanaman hias Puring rata-rata dijual Rp 15.000,- per batang, tanaman hias Lili Paris dijual dengan harga Rp 500,- per batang, tanaman hias Mawar dengan harga Rp 5.000,- per batang. dan tanaman hias Aglaonema Rp 75.000,- per batang. Harga masing- masing tanaman di Jalan Pajajaran dan jalan Dadali relatif sama. Pada analisis pendapatan ini, diambil pedagang tanaman hias sebanyak 30 orang, masing-masing dari Jalan Pajajaran sebanyak 23 pedagang tanaman hias dan dari Jalan Dadali sebanyak 7 pedagang tanaman hias. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penerimaan pedagang tanaman hias di Kota Bogor dapat dilihat pada Lampiran 7. Rata-rata penerimaan pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran sebesar Rp 6.080.434,78,- per bulan dan di Jalan Dadali sebesar Rp 5.235.714,29,- per bulan. Hal ini menunjukkan bahwa penerimaan usaha penjualan tanaman hias pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran lebih besar dibandingkan dengan penerimaan usaha penjualan tanaman hias pedagang di Jalan Dadali. Adanya perbedaan penerimaan ini karena lokasi Jalan Pajajaran lebih strategis daripada Jalan Dadali. Besarnya penerimaan yang diperoleh akan sangat menentukan berapa pendapatan yang diterima. Selain penerimaan penjualan tanaman hias, pedagang juga mempunyai penerimaan lain dari usaha penjualan produk diluar tanaman hias. Untuk lebih jelasnya rata-rata jumlah penerimaan usaha penjualan produk diluar tanaman hias pedagang tanaman hias di Kota Bogor, dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Rata-rata Penerimaan Usaha Penjualan Produk diluar Tanaman Hias Pedagang Tanaman Hias di Kota Bogor, Periode Agustus 2008 Jenis Penerimaan Jl. Pajajaran Jumlah Rp Jl. Dadali Jumlah Rp Penjualan Pupuk Kandang Penjualan Pupuk Kompos Penjualan Pupuk Organik Penjualan Sekam Penjualan Pakis Pembuatan Taman DekorasiPenyewaan 265.565,22 420.869,57 361.304,35 131.304,35 206.739,13 239.130,43 273.913,04 775.000,00 685.714,29 14.285,71 764.285,71 667.857,14 114.285,71 292.857,14 Total Penerimaan 1.898.826,09 3.314.285,71 Berdasarkan Tabel 14, jumlah penerimaan usaha penjualan produk diluar tanaman hias pedagang tanaman hias di Jalan Dadali lebih besar dibandingkan penerimaan penjualan produk diluar tanaman hias pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran. Jumlah penerimaan pedagang tanaman hias di Jalan Dadali sebesar Rp 3.314.285,71,- per bulan, sedangkan jumlah penerimaan penjualan produk diluar tanaman hias pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran sebesar Rp 1.898.826,09,- per bulan.

6.2.2 Biaya Usaha

Pengeluaran usaha pedagang tanaman hias terbagi ke dalam dua variabel biaya, yaitu biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Uraian selengkapnya dari masing-masing biaya adalah sebagai berikut:

6.2.2.1 Biaya Tunai

Biaya tunai yang dikeluarkan pedagang tanaman hias terdiri dari biaya untuk pembelian tanaman hias, biaya perawatan tanaman hias, biaya pembelian pot, biaya sewa angkutan, biaya tenaga kerja luar keluarga, dan biaya lain-lain. Hal ini biaya lain-lain adalah: biaya pembayaran rekening listrik dan biaya sampah. Termasuk dalam biaya perawatan tanaman hias; biaya pupuk kandang, biaya pupuk kompos, biaya pupuk NPK, biaya sekam, biaya pakis, dan biaya obat-obatan.

1. Biaya Pembelian Tanaman Hias

Biaya pembelian tanaman hias merupakan biaya terbesar yang dikeluarkan oleh pedagang. Biasanya tanaman hias yang didapat berasal dari petani yang khusus membudidayakan tanaman hias atau dari pedagang perantara. Harga tanaman hias yang berasal dari petani itu relatif murah, sehingga pedagang tanaman hias dapat menjual tanaman tersebut dengan keuntungan yang cukup besar. Keuntungan yang diambil dari setiap tanaman berbeda-beda. Untuk tanaman Puring biasanya dibeli dengan harga Rp 7.500,- per batang, Lili Paris Rp 350,- per batang, Mawar Rp 2.000,- per batang, Aglaonema ada yang Rp 17.500,- per batang dan untuk Aglaonema jenis Pride Sumatera Rp 50.000,- per batang. Rata-rata pengeluaran pembelian tanaman hias untuk lokasi di Jalan Pajajaran mencapai Rp 3.084.476,09,- per bulan dan rata-rata pengeluaran pembelian tanaman hias untuk lokasi di Jalan Dadali mencapai Rp 2.700.178,57 per bulan. Pembayaran pembelian tanaman hias ini biasanya dilakukan secara tunai atau cash .

2. Biaya Perawatan Tanaman Hias

Pupuk kandang merupakan pupuk yang dinilai keharusan bagi pedagang tanaman hias ataupun petani tanaman hias dalam menjalankan usahanya. Hal ini disebabkan pupuk kandang menjadi pupuk dasar dalam memberikan kesuburan bagi tanaman. Pupuk kandang ini merupakan pupuk yang digunakan sebagai media tanam dari tanaman hias, terutama tanaman hias yang besar atau dalam bentuk pohon. Pengadaan pupuk kandang di lokasi penelitian relatif tersedia dengan lancar karena banyak supplier yang mengirimkan pupuk kandang ke lokasi penelitian. Rata-rata pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran menghabiskan pupuk kandang ini sebanyak 4,8 karung per bulan 48 kg, dengan harga beli Rp 8.000 per karung, sedangkan di Jalan Dadali sebanyak 3,4 karung per bulan 34 kg dengan harga yang sama Rp 8.000,- per karung atau Rp 800,- per kg. Jika dikonversikan dalam nilai rupiah adalah Rp 38.608,70,- per bulan untuk lokasi di Jalan Pajajaran dan Rp 27.428,37 per bulan di lokasi Jalan Dadali. Penggunaan pupuk kandang tergantung jumlah varietas tanaman dan ukuran polybag tanaman. Pupuk kompos digunakan pedagang sebagai campuran dengan pupuk kandang untuk menanam tanaman yang baru dipindahkan. Pedagang tanaman hias memperoleh pupuk kompos ini dengan cara berlangganan. Harga dari pupuk kompos ini sama dengan pupuk kandang yaitu Rp 8.000,- per karung, dengan isi 10 kg. Pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran menghabiskan pupuk kompos ini sebanyak 3,9 karung 39 kg per bulan, sedangkan pedagang tanaman hias di Jalan Dadali menghabiskan pupuk kompos ini sebanyak 3 karung 30 kg per bulan. Jika dikonversikan dalam nilai rupiah adalah Rp 30.956,52,- per bulan untuk lokasi di Jalan Pajajaran dan Rp 24.000,- per bulan di lokasi Jalan Dadali. NPK digunakan untuk merangsang pertumbuhan tanaman; pertumbuhan batang akar; terutama untuk pertumbuhan daun. Pupuk ini digunakan satu kali dalam seminggu terutama pada tanaman yang membutuhkan banyak pupuk seperti bunga Mawar. Rata-rata pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran menghabiskan NPK sebanyak 1,08 kg per bulan, sedangkan pedagang tanaman hias di Jalan Dadali menghabiskan NPK ini sebanyak 1 kg per bulan. Jika dikonversikan dalam nilai rupiah adalah Rp 10.260,87,- per bulan untuk lokasi di Jalan Pajajaran dan Rp 9.500,- per bulan di lokasi Jalan Dadali. Sekam adalah sampah dari penggilingan padi. Pedagang tanaman hias mendapatkan dengan cara dikirim. Harga sekam juga hampir sama dengan harga pupuk kandang dan kompos yaitu Rp 7.500,- per karung dengan isi 10 kg. Sekam juga tersedia dalam ukuran yang berbeda, yaitu dengan ukuran 3 kg. Penggunaan sekam masing-masing pedagang berbeda-beda sesuai dengan jenis tanaman yang mereka jual, karena tidak semua tanaman hias menggunakan sekam sebagai media tanam. Rata-rata pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran menghabiskan sekam sebanyak 4,6 karung 46 kg per bulan, sedangkan pedagang tanaman hias di Jalan Dadali menghabiskan sekam sebanyak 2,7 karung 27 kg per bulan. Jika dikonversikan dalam nilai rupiah adalah Rp 34.891,30,- per bulan untuk lokasi di Jalan Pajajaran dan Rp 20.357,14,- per bulan di lokasi Jalan Dadali. Pakis diolah dari batang pakis cycas yang direbus kemudian dijemur selama beberapa menit. Pakis juga digunakan sebagai media tanam untuk tanaman hias. Penggunaan pakis setiap bulannya tidak terlalu banyak, karena pakis ini digunakan pada tanaman tertentu seperti Aglaonema dan Anthurium. Harga pakis adalah Rp 850,- per kilogram. Rata-rata pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran menghabiskan pakis sebanyak 3,3 karung 33 kg per bulan, sedangkan pedagang tanaman hias di Jalan Dadali menghabiskan pakis sebanyak 3 karung 30 kg per bulan. Jika dikonversikan dalam nilai rupiah adalah Rp 27.717,39,- per bulan untuk lokasi di Jalan Pajajaran dan Rp 25.500,- per bulan di lokasi Jalan Dadali. Penggunaan obat-obatan juga dilakukan sebagai langkah preventif untuk mencegah datangnya serangan hama seperti penyakit kutu daun, penyakit layu daun, penyakit jamur, dan penyakit-penyakit lainnya. Bagi pedagang tanaman hias, kegiatan penyemprotan merupakan suatu keharusan dengan tujuan untuk mencegah serangan hama. Penyemprotan biasanya dilakukan pada pagi atau sore hari, karena pada waktu itu hama menyerang tanaman. Penyemprotan dilakukan satu kali dalam seminggu. Pedagang tanaman hias biasanya menggunakan obat Kurakron dengan harga Rp 84.000.,- per botol atau Decis dengan harga Rp 38.000,- per botol, tetapi karena harga Kurakron lebih mahal pedagang tanaman hias kebanyakan lebih memilih menggunakan Decis. Penggunaan obat ini harus sesuai dengan dosis yang telah ditentukan, dengan cara dicampur dengan air kemudian disemprotkan pada tanaman hias. Rata-rata pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran menghabiskan obat-obatan ini sebanyak 0,28 botol per bulan, sedangkan pedagang tanaman hias di Jalan Dadali menghabiskan obat-obatan sebanyak 0,27 botol per bulan. Jika dikonversikan dalam nilai rupiah adalah Rp 10.891,30,- per bulan untuk lokasi di Jalan Pajajaran dan Rp 10.285,71,- per bulan di lokasi Jalan Dadali.

3. Biaya Pembelian Pot

Biaya pembelian pot tanaman hias adalah biaya yang dikeluarkan terkait dengan fisik tanaman, yaitu biaya untuk pemakaian media sebagai tempat tumbuh tanaman hias. Biaya untuk pembelian pot bervariasi tergantung dari jenis pot yang digunakan. Untuk pot plastik berukuran sedang pedagang mengeluarkan biaya Rp 2.000,-buah. Penggunaan pot tergantung jenis tanaman. Artinya tidak semua tanaman menggunakan pot yang baru, hanya tanaman tertentu saja. Tanaman yang menggunakan pot yang baru adalah tanaman yang harganya relatif mahal dan berukuran sedang, seperti Aglaonema, Anthurium dan Petonia. Sedangkan untuk tanaman kecil seperti Lili paris dan Sutra bombay biasanya hanya menggunakan polybag yang sudah digunakan sejak pembelian tanaman hias dari petani. Rata- rata penggunaan pot di Jalan Pajajaran sebesar Rp 147.391,30,- per bulan, sedangkan di Jalan Dadali sebesar Rp 119.285,71,- per bulan.

4. Biaya Transportasi

Dalam menjalankan usaha tanaman hias ini tentu memerlukan biaya untuk transportasi atau pengangkutan. Biasanya pedagang tanaman hias ada yang dibebani biaya transportasi karena mereka membeli langsung tanaman hias dari petani dengan cara mendatangi ke lokasi petani. Biaya transportasi dikeluarkan untuk penyewaan alat angkut dan sopir kendaraan. Besarnya biaya sewa kendaraan disesuaikan dengan lokasi tempat pembelian tanaman hias. Sewa kendaraan untuk ke Cipanas sebesar Rp 200.000,- dan ke Parung atau Ciapus sebesar Rp 150.000,- biaya tersebut belum termasuk biaya akomodasi selama perjalanan yang bisa mencapai Rp 50.000,- setiap satu kali pembelian. Biasanya pedagang tanaman hias melakukan pembelian tanaman hias satu kali dalam satu bulan, tetapi jika ada pesanan yang mendadak tidak menutup kemungkinan pedagang melakukan pembelian tanaman hias lebih dari satu kali. Rata-rata pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran dibebani biaya transportasi sebesar Rp 167.391,30,- per bulan. Sedangkan rata-rata pedagang tanaman hias di Jalan Dadali dibebani biaya transportasi sebesar Rp 128.571,43,- per bulan. Pedagang tanaman hias yang hanya menunggu tanaman hias diantar langsung oleh petani tidak dibebani biaya transportasi.

5. Biaya TKLK

Biaya tenaga kerja adalah biaya tenaga kerja yang sifatnya tetap dan harus dibayar tunai. Dalam hal ini tenaga kerja adalah tenaga kerja dari luar keluarga TKLK, yang dibayar berupa gaji. Rata-rata gaji tenaga kerja luar Rp 20.000,- per hari atau jika dikonversikan dalam sebulan adalah Rp 600.000,-. Cara pembayaran gaji, tidak dilakukan secara tunai Rp 600.000,- per bulan tetapi setiap hari dibayar Rp 10.000,- dan sisanya dibayar pada saat hari Lebaran. Untuk lebih jelasnya rata-rata penggunaan tenaga kerja luar keluarga dalam usaha tanaman hias di Kota Bogor, periode bulan Agustus 2008 dapat dilihat pada Tabel 15 dan 16. Tabel 15. Rata-rata Penggunaan TKLK Usaha Tanaman Hias di Jl. Pajajaran, Periode Agustus 2008 Jenis Pekerjaan Jumlah TKDK HKP, HKW Upah HKP, HKW Rp Nilai Upah TKLK Rp Pembelian Pemupukan Penataan dan bersih-bersih Penyiraman Pemangkasan Bongkar Muat 3,00 HKP 1,00 x 4 HKW 2,50 x 4 HKW 0,80 x 30 HKW 2,50 x 4 HKP 3,00 HKP 20.000 15.000 15.000 15.000 20.000 20.000 60.000 60.000 150.000 360.000 200.000 60.000 Jumlah TKDK 57,5 HOK

890. 000 Tabel 16. Rata-rata Penggunaan TKLK Usaha Tanaman Hias di Jl. Dadali, Periode Agustus

2008 Jenis Pekerjaan Jumlah TKDK HKP, HKW Upah HKP, HKW Rp Nilai Upah TKLK Rp Pembelian Pemupukan Penataan dan bersih-bersih Penyiraman Pemangkasan Bongkar Muat 1,00 HKP 0,50 x 4 HKW 0,50 x 4 HKW 0,50 x 30 HKW 0,50 x 4 HKP 2,00 HKP 20.000 15.000 15.000 15.000 20.000 20.000 20.000 30.000 30.000 225.000 40.000 40.000 Jumlah TKDK 28,75 HOK 385.000 Berdasarkan Tabel 15, rata-rata jumlah biaya penggunaan tenaga kerja luar keluarga TKLK pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran sebesar Rp 890.000,- per bulan. Sedangkan rata-rata penggunaan TKLK oleh pedagang tanaman hias di Jalan Dadali adalah sebesar Rp 385.000,- per bulan. Total penggunaan TKLK sebanyak 57,5 HOK di Jalan Pajajaran, yang terdiri dari tenaga kerja laki-laki 15 Hari Kerja Pria HKP dan 41,5 hari Kerja Wanita HKW. Sedangkan penggunaan TKLK di Jalan Dadali sebanyak 28,75 HOK, yang terdiri dari 5 HKP dan 23,75 HKW. Hal ini menunjukkan angka yang cukup berbeda, pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran lebih banyak menggunakan TKLK dibadingkan pedagang tanaman hias di Jalan Dadali.

6. Biaya Lain-lain

Setiap bulan pedagang tanaman hias juga dipungut biaya sampah, sekitar Rp 5.000,- sampai dengan Rp 15.000,-. Biaya ini dipungut untuk menjaga kebersihan lokasi penjualan tanaman hias. Sedangkan biaya listrik terutama adalah untuk penyiraman tanaman hias pada pagi atau sore hari. Biaya listrik sekitar Rp 20.000,- sampai dengan Rp 200.000,- per bulan. Besarnya biaya listrik tergantung penggunaan masing-masing pedagang tanaman hias. Rata-rata biaya lain-lain di Jalan Pajajaran sebesar Rp 69.2717,30,- per bulan, sedangkan di Jalan Dadali sebesar Rp 86.428,57,- per bulan. Rincian selengkapnya untuk total biaya tunai rata-rata yang dikeluarkan pedagang tanaman hias dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Rata-rata Biaya Tunai Usaha Tanaman Hias di Kota Bogor, Periode Agustus 2008 Keterangan Jl. Pajajaran Jl. Dadali Jumlah Rp Persent ase Jumlah Rp Persent ase 1. Biaya Pembelian Tanaman Hias 2. Biaya Perawatan: Biaya Pupuk Kandang Biaya Pupuk Kompos Biaya Pupuk NPK Biaya Sekam Biaya Pakis Biaya Obat-obatan 3. Biaya Pot 4. Biaya Transportasi 5. Biaya Tenaga Kerja Luar Keluarga 6. Biaya Lain-lain Listrik, Sampah 3.084.476,09 38.608,70 30.956,52 10.260,87 34.891,30 27.717,39 10.891,30 147.391,30 167.391,30 890.913,04 69.217,39 68,35 0,86 0,69 0,23 0,77 0,61 0,24 19,70 3,70 3,20 1,53 2.700.178,57 27.428,57 24.000,00 9.500,00 20.357,14 25.500,00 10.285,71 119.285,71 128.571,43 385.714,29 86.428,57 76,30 0,76 0,68 0,27 0,58 0,72 0,29 10,90 3,63 3,37 2,40 Jumlah Biaya Tunai 4.512.715,22 100 3.537.250,00 100 Berdasarkan Tabel 17, biaya yang paling besar dikeluarkan dalam usaha tanaman hias ini baik pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran, maupun pedagang tanaman hias di Jalan Dadali adalah biaya pembelian tanaman hias itu sendiri yaitu: masing-masing sebesar 68 persen dan 76 persen dari jumlah biaya tunai. Besarnya biaya pembelian tanaman hias dapat menyebabkan rendahnya tingkat pendapatan yang diterima oleh pedagang tanaman hias. Kondisi seperti ini akan dijadikan acuan bagi pedagang tanaman hias menentukan berapa harga jual yang sesuai dengan tanaman hias tersebut. Harga masing-masing jenis tanaman berbeda satu sama lain. Selain biaya tunai yang digunakan untuk usaha tanaman hias, pedagang juga mengeluarkan biaya tunai untuk penjualan produk diluar tanaman hias, yaitu penjualan pupuk kandang, pupuk kompos, pupuk organik, sekam, pakis, pembuatan taman dan dekorasi. Biaya tersebut mencapai 20 persen dari total biaya tunai usaha tanaman hias. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 20.

6.2.2.2 Biaya yang Diperhitungkan

Pengeluaran usaha yang berupa biaya diperhitungkan digunakan untuk menghitung berapa besarnya pendapatan kerja pedagang kalau bunga modal dan nilai tenaga kerja dalam keluarga diperhitungkan. Nilai biaya yang diperhitungkan terdiri dari tenaga kerja dalam keluaraga TKDK, bunga modal yang diperhitungkan sebagai pinjaman dengan asumsi tingkat suku bunga bank pemerintah yang berlaku pada saat tertentu. Berikut ini merupakan komponen- komponen biaya yang harus diperhitungkan untuk menghitung pendapatan pedagang tanaman hias:

1. Biaya Tenaga Kerja Dalam Keluarga TKDK

Biaya tenaga kerja yang berasal dari dalam keluarga merupakan salah satu komponen dari jenis biaya biaya yang diperhitungkan dalam satu usaha. Penilaian TKDK didasarkan atas upah tenaga kerja yang berlaku pada waktu anggota keluarga menyumbangkan kerja dan pada tempat mereka bekerja, yaitu sebesar Rp 15.000,-HKW dan Rp 20.000,-HKP. Rata-rata biaya TKDK di Jalan Pajajaran diperhitungkan sebesar Rp 948.913,30,- per bulan dan untuk lokasi di Jalan Dadali, rata-rata penggunaan TKDK diperhitungkan sebesar Rp 1.242.857,14 . Untuk lebih jelasnya rata-rata penggunaan tenaga kerja dalam keluarga di Jalan Pajajaran dan Jalan Dadali dapat dilihat pada Tabel 19 dan 20. Tabel 18. Rata-rata Penggunaan TKDK Usaha Tanaman Hias di Jalan Pajajaran, Periode Agustus 2008 Jenis Pekerjaan Jumlah TKDK HKP, HKW Upah HKP, HKW Rp Nilai Upah TKDK Rp Pembelian Pemupukan Penataan dan bersih-bersih Penyiraman Pemangkasan Bongkar Muat 3,00 HKP 0,70 x 4 HKW 2,50 x 4 HKW 1,00 x 30 HKW 2,60 x 4 HKP 2,00 HKP 20.000 15.000 15.000 15.000 20.000 20.000 60.000 42.000 150.000 450.000 208.000 40.000 Jumlah TKDK 68,9 HOK 950.000 Tabel 19. Rata-rata Penggunaan TKDK Usaha Tanaman Hias di Jalan Dadali, Periode Agustus 2008 Jenis Pekerjaan Jumlah TKDK HKP, HKW Upah HKP, HKW Rp Nilai Upah TKDK Rp Pembelian Pemupukan Penataan dan bersih-bersih Penyiraman Pemangkasan Bongkar Muat 3,00 HKP 0,70 x 4 HKW 2,50 x 4 HKW 1,40 x 30 HKW 4,00 x 4 HKP 2,00 HKP 20.000 15.000 15.000 15.000 20.000 20.000 60.000 42.000 150.000 630.000 320.000 40.000 Jumlah TKDK 89,5 HOK 1.242.000 Berdasarkan Tabel 18, rata-rata jumlah biaya penggunaan tenaga kerja dalam keluarga TKDK pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran sebesar Rp 950.000,- per bulan. Sedangkan rata-rata penggunaan TKLK oleh pedagang tanaman hias di Jalan Dadali adalah sebesar Rp 1.242.000,- per bulan. Total penggunaan TKLK sebanyak 68,9 HOK di Jalan Pajajaran, yang terdiri dari tenaga kerja laki-laki 15,4 Hari Kerja Pria HKP dan 53,5 Hari Kerja Wanita HKW. Sedangkan penggunaan TKDK di Jalan Dadali sebanyak 89,5 HOK, yang terdiri dari 21 HKP dan 68,5 HKW. Hal ini menunjukkan bahwa pedagang tanaman hias di Jalan Dadali lebih banyak memanfaatkan TKDK sendiri, daripada harus membayar tenaga dari luar.

2. Biaya Penyusutan

Biaya penyusutan dilakukan pada peralatan yang dimiliki dan digunakan pedagang tanaman hias dalam usahanya. Adapun peralatan yang sering digunakan dalam usaha ini, yaitu gunting pangkas dan golok. Kedua alat tersebut menurut pengakuan pedagang tanaman hias relatif awet dan tahan lama, sehingga biaya penyusutan tidak diperhitungkan dalam penelitian ini. Hal yang menjadi pertimbangan tidak dimasukkannya komponen biaya penyusutan adalah nilai alat yang digunakan relatif kecil, umur ekonomis dari alat yang awet, bisa mencapai 5 tahun lebih.

3. Biaya Bunga Modal

Biaya bunga modal merupakan salah satu komponen biaya yang diperhitungkan. Biaya bunga modal ini dihitung dengan asumsi biaya bunga bank pada tahun tertentu dikalikan dengan biaya tunai. Asumsi bunga modal untuk menganalisa pendapatan pedagang tanaman hias ini adalah sebesar 1,5 persenbulan Bank Mandiri, sehingga besarnya biaya bunga modal atas biaya tunai diperoleh rata-rata sebesar Rp 67.690,73,- per bulan di Jalan Pajajaran, sedangkan bunga modal atas biaya tunai di Jalan Dadali sebesar Rp 53.058,75,- per bulan. Manfaat menghitung biaya bunga modal ini adalah sebagai pembanding atau biaya korbanan atas sejumlah uang yang dialokasikan pada cabang usaha pedagang tanaman hias. Sehingga dapat dilihat apakah dengan menanamkan uang pada usaha tanaman hias di Kota Bogor tersebut akan menguntungkan atau tidak.

4. Biaya Sewa

Komponen lain yang masuk dalam biaya yang diperhitungkan adalah biaya sewa lahan. Karena lahan yang digunakan oleh para pedagang yaitu di sepanjang jalan jalur hijau di Kota Bogor merupakan tanah milik pemerintah kota dan pihak pemerintah kota sendiri tidak menarik biaya sewa, maka biaya sewa ini juga tidak dihitung dalam komponen biaya diperhitungkan dalam penelitian ini. Analisis pendapatan usaha tanaman hias diperoleh dengan cara mengurangkan antara jumlah penerimaan dengan jumlah pengeluaran total, yang semuanya dihitung dalam satu bulan. Tingkat pendapatan usaha tanaman hias di Kota Bogor sangat bervariasi. Hal ini disebabkan perbedaan besar biaya yang digunakan untuk pembelian tanaman hias dan beberapa harga jual dari masing- masing tanaman hias tersebut. Pendapatan atas biaya tunai jauh lebih besar jika dibandingkan dengan pendapatan atas biaya total. Pendapatan atas biaya total ini kisaran nilainya bisa positif dan bisa juga negatif. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Penerimaan, Pengeluaran, Pendapatan serta RC Usaha Pedagang Tanaman Hias di Kota Bogor, Periode Agustus 2008 No Indikator Jl. Pajajaran Jumlah Rp Jl. Dadali Jumlah Rp

I. ARUS PENERIMAAN

1. Penerimaan penjualan tanaman hias 2. Penerimaan produk diluar tanaman hias: a. Penjualan pupuk kandang b. Penjualan pupuk kompos c. Penjualan pupuk organik d. Penjualan sekam e. Penjualan pakis f. Pembuatan taman g. Penyewaandekorasi Total penerimaan 6.080.434,78 265.565,22 420.869,57 361.304,35 131.304,35 206.739,13 239.130,43 273.913,04 7.979.260,87 5.235.714,29 775.000,00 685.714,29 14.285,71 764.285,71 667.857,14 114.285,71 292.857,14 8.550.000,00 II. ARUS PENGELUARAN A. Biaya Tunai: Biaya tunai usaha penjualan tanaman hias: 1. Biaya pembelian tanaman hias 2. Biaya perawatan tanaman hias a. Biaya Pupuk kandang b. Biaya Pupuk kompos c. Biaya Pupuk NPK d. Biaya Sekam e. Biaya Pakis f. Biaya Obat-obatan 3. Biaya pot 4. Biaya transportasi 5. Biaya tenaga kerja luar keluarga TKLK 6. Biaya lain-lain Jumlah biaya tunai usaha penjualan tanaman hias Biaya tunai produk diluar tanaman hias: 1. Biaya pembelian pupuk kandang 2. Biaya pembelian pupuk kompos 3. Biaya pembelian pupuk organik 4. Biaya pembelian sekam 5. Biaya pembelian pakis 6. Biaya akomodasi pembuatan taman 7. Biaya akomodasi penyewaan Jumlah biaya produk diluar tanaman hias Total biaya tunai 3.084.476,09 38.608,70 30.956,52 10.260,87 34.981,30 27.717,39 10.891,30 147.391,30 167.391,30 890.913,04 69.217.39 4.512.715,22 203.152,17 352.391,30 293.478,26 102.717,39 158.543,48 32.391,30 30.869,57 1.173.543,48 5.686.258,70 2.700.178,57 27.428,57 24.000,00 9.500,00 20.357,14 25.500,00 10.285,71 119.285,71 128.571,43 385.714,29 86.428,57 3.537.250,00 605.714,29 534.285,71 7.857,14 567.857,14 550.000,00 12.857,14 29.285,71 2.307.857,14 5.845.107,14 B. Biaya Diperhitungkan: 1. Biaya tenaga kerja dalam keluarga TKDK 2. Biaya penyusutan 3. Biaya bunga modal 4. Biaya sewa Total biaya diperhitungkan 948.913,04 - 67.690,73 - 1.016.603,77 1.242.857,14 - 53.058,75 - 1.295.915,89 TOTAL SELURUH PENGELUARAN 6.702.862,47 7.141.023,03 III. PENDAPATAN 1. Pendapatan atas biaya tunai 2.293.002,17 2.704.892,86 2. Pendapatan atas biaya total 1.276.398,40 1.408.976,97

IV. PERHITUNGAN EFISIENSI RC

A. RC Atas Biaya Tunai 1,40 1,46 B. RC Atas Biaya Total 1,19 1,19 Berdasarkan Tabel 20, tingkat pendapatan rata-rata pedagang tanaman hias atas biaya tunai di Jalan Pajajaran diperoleh Rp 2.293.002,17,- per bulan atau jika dikonversikan untuk setiap tahunnya memperoleh Rp 27.516.026,04,- per tahun. Sedangkan pendapatan pedagang tanaman hias atas biaya total adalah sebesar Rp 1.276.398,48,- per bulan, atau jika dikonversikan untuk setiap tahunnya memperoleh Rp 15.316.781,76,- per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa biaya diperhitungkan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pendapatan, angkanya hampir mencapai lima puluh persen dari biaya total. Usaha yang dilakukan oleh pedagang tanaman hias melibatkan anggota keluarga yang lain, maka berdasarkan kriteria pendapatan usaha yang paling sesuai digunakan adalah konsep pendapatan kerja keluarga, dimana pendapatan keluarga ini diperoleh dengan menambah penghasilan kerja pedagang dengan nilai kerja keluarga. Untuk penelitian ini maka pendapatan kerja keluarga pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran sebesar Rp 2.225.311,52,- per bulan, atau sebesar Rp 26.703.738,24,- per tahunnya. Sedangkan tingkat pendapatan rata-rata pedagang tanaman hias atas biaya tunai di Jalan Dadali diperoleh Rp 2.704.892,86,- per bulan atau jika dikonversikan untuk setiap tahunnya memperoleh Rp 32.458.714,32,- per tahun. Sedangkan pendapatan pedagang tanaman hias atas biaya total adalah sebesar Rp 1.408.976,97,- per bulan, atau jika dikonversikan untuk setiap tahunnya memperoleh Rp 16.907.723,64,- per tahun. Pendapatan kerja keluarga pedagang tanaman hias di Jalan Dadali diperoleh sebesar Rp 2.651.834,11,- per bulan, atau jika dikonversikan dalam setahun sebesar Rp 31.822.009,32,- per tahun. Dengan lebih besarnya jumlah pendapatan kerja keluarga pedagang tanaman hias di Jalan Dadali menunjukkan bahwa mereka lebih banyak menggunakan tenaga kerja dalam keluarga TKDK dibandingkan pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran. Dari segi pendapatan penjualan tanaman hias, pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran lebih unggul dibandingkan pedagang tanaman hias di Jalan Dadali. Hal ini karena lokasi Jalan Pajajaran lebih strategis dibandingkan Jalan Dadali. Tetapi dari pendapatan total, pedagang tanaman hias di Jalan Dadali lebih unggul dibandingkan Jalan Pajajaran. Hal ini karena pendapatan produk diluar tanaman hias pedagang tanaman hias di Jalan Dadali lebih besar dibadingkan pendapatan produk diluar tanaman hias pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran.

6.2.3 Analisis Keuntungan Usaha

Dari analisis RC usaha pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran, diperoleh angka RC atas biaya tunai sebesar 1,40 dan RC atas biaya total sebesar 1,19. Pengertian RC atas biaya tunai sebesar 1,40 adalah untuk tiap Rp1,00 yang dikeluarkan oleh pedagang maka akan memperoleh penerimaan sebesar Rp1,40,00. Untuk RC atas biaya total sebesar 1,19 berarti untuk setiap pengeluaran Rp1,00 akan diperoleh penerimaan sebesar Rp1,19,00. Sedangkan analisis RC usaha pedagang tanaman hias di Jalan Dadali, diperoleh angka RC atas biaya tunai sebesar 1,46 dan RC atas biaya total sebesar 1,19. Pengertian RC atas biaya tunai sebesar 1,46 adalah untuk tiap Rp1,00 yang dikeluarkan oleh pedagang maka akan memperoleh penerimaan sebesar Rp1,46,00 . Untuk RC atas biaya total sebesar 1,19 berarti untuk setiap pengeluaran Rp1,00 akan diperoleh penerimaan sebesar Rp1,19,00. Berdasarkan analisis di atas, maka dapat diidentifikasi bahwa usaha penjualan tanaman hias yang dilakukan oleh pedagang tanaman hias di Kota Bogor secara ekonomis masih menguntungkan walaupun pesaing sudah semakin banyak. BAB VII ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHA TANAMAN HIAS

7.1 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan usaha tanaman hias digunakan analisis regresi berganda multiple regression. Metode ini digunakan karena dalam menentukan pendapatan ada banyak variabel-variabel yang dianggap dapat mempengaruhinya. Peubah-peubah yang dimasukkan dalam persamaan pendapatan tanaman hias adalah peubah yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan usaha tanaman hias yaitu: Lahan X 1 , Tenaga Kerja X 2 , harga beli tanaman hias Puring X 3 , harga beli tanaman hias Aglaonema X 4 , harga beli tanaman hias Anggrek X 5 , harga beli tanaman hias Krisan X 6 , harga jual tanaman hias Puring X 7 , harga jual tanaman hias Aglaonema X 8 , harga jual tanaman hias Anggrek X 9 , harga jual tanaman hias Krisan X 10 , pupuk kandang X 11 , pupuk kompos X 12 , pupuk NPK X 13 , sekam X 14 , pakis X 15 , Obat X 16 , transportasi X 17 , pot X 18 . Pengujian terhadap ketepatan model fungsi pendapatan dengan melihat koefisien determinasi R 2 , F hitung, T hitung , maupun P value dari masing-masing parameter Tabel 22, sehingga menghasilkan model linear sebagai berikut: Ln Y = 11,8 - 0,076 Ln Lahan - 0,192 Ln TK - 0,142 Ln HB Puring - 0,460 Ln HB Aglonema - 0,171 Ln HB Anggrek - 0,508 Ln HB Krisan + 0,057 Ln HJ Aglaonema - 0,285 Ln HJ Anggrek + 1,49 Ln HJ Krisan + 0,212 Ln P.kandang + 0,101 Ln P.Kompos + 0,247 Ln P.NPK + 0,349 Ln Sekam + 0,907 Ln Pakis - 0,250 Ln Obat - 0,0086 Ln Transport - 0,639 Ln Pot Tabel 21. Hasil Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Tanaman Hias di Kota Bogor, Periode Agustus 2008 Variabel Koefisien Regresi Simpangan Baku Koefisien T hitung P value VIF Constant Ln Lahan X 1 Ln TKLK X 2 Ln HB. Puring X 3 Ln HB. Aglaonema X 4 Ln HB. Anggrek X 5 Ln HB. Krisan X 6 Ln HJ. Aglaonema X 8 Ln HJ. Anggrek X 9 Ln HJ. Krisan X 10 Ln Pupuk Kandang X 11 Ln Pupuk Kompos X 12 Ln Pupuk NPK X 13 Ln Sekam X 14 Ln Pakis X 15 Ln Obat X 16 Ln Transportasi X 17 Ln Pot X 18 11,79 -0,0760 -0,19194 -0,1418 -0,4599 -0,1710 -0,5078 0,0567 -0,2846 1,4872 0,2124 0,1014 0,2473 0,3492 0,9073 -0,2504 -0,00858 -0,6392 12,24 0,1603 0,03443 0,9908 0,3765 0,2447 0,3848 0,5886 0,3764 0,8353 0,2254 0,1326 0,1544 0,2094 0,2835 0,4327 0,01144 0,3612 0,96 -0,47 -5,58 -0,14 -1,22 -0,70 -1,32 0,10 -0,76 1,78 0,94 0,76 1,60 1,67 3,20 -0,58 -0,75 -1,77 0,355 0,644 0,000 0,889 0,245 0,498 0,212 0,925 0,464 0,100 0,365 0,459 0,135 0,121 0,008 0,574 0,468 0,102 5,9 2,8 4,1 4,6 1,7 2,9 3,2 2,2 2,3 7,4 3,2 2,2 5,5 6,3 4,4 2,9 4,3 S = 0,2219 R-Sq = 87,9 R-Sqadj = 70,7 Keterangan: = Nyata pada tingkat kepercayaan 99 = Nyata pada tingkat kepercayaan 90 = Nyata pada tingkat kepercayaan 85 = Nyata pada tingkat kepercayaan 75 Berdasarkan Tabel 22, hasil pendugaan analisis regresi diperoleh koefisien determinan R 2 sebesar 87,9 persen dan koefisien determinasi terkoreksi R adj sebesar 70,7 persen. Nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 87,9 persen mempunyai arti bahwa 87,9 persen keragaman pendapatan usaha tanaman hias dapat diterangkan oleh variabel-variabel bebas: Lahan X 1 , Tenaga Kerja X 2 , harga beli tanaman hias Puring X 3 , harga beli tanaman hias Aglaonema X 4 , harga beli tanaman hias Anggrek X 5 , harga beli tanaman hias Krisan X 6 , harga jual tanaman hias Puring X 7 , harga jual tanaman hias Aglaonema X 8 , harga jual tanaman hias Anggrek X 9 , harga jual tanaman hias Krisan X 10 , pupuk kandang X 11 , pupuk kompos X 12 , pupuk NPK X 13 , sekam X 14 , pakis X 15 , Obat X 16 , transportasi X 17 , pot X 18 . Keragaman pendapatan usaha tanaman hias di Kota Bogor juga masih perlu diterangkan oleh variabel lain di luar model yang telah digunakan sebesar 12,1 persen. Dari hasil dugaan terlihat bahwa uji F signifikan pada selang kepercayaan 95 persen. Sehingga dapat dihipotesiskan bahwa secara bersama-sama variabel bebas yaitu: Lahan X 1 , Tenaga Kerja X 2 , harga beli tanaman hias Puring X 3 , harga beli tanaman hias Aglaonema X 4 , harga beli tanaman hias Anggrek X 5 , harga beli tanaman hias Krisan X 6 , harga jual tanaman hias Puring X 7 , harga jual tanaman hias Aglaonema X 8 , harga jual tanaman hias Anggrek X 9 , harga jual tanaman hias Krisan X 10 , pupuk kandang X 11 , pupuk kompos X 12 , pupuk NPK X 13 , sekam X 14 , pakis X 15 , Obat X 16 , transportasi X 17 , pot X 18 , berpengaruh nyata terhadap pendapatan usaha tanaman hias. Pengujian varibel bebas secara parsial dilakukan dengan uji-t, hasil ini menunjukkan bahwa variabel-variabel yang berpengaruh nyata adalah: Tenaga Kerja X 2 , dan pakis X 15 , nyata pada tingkat kepercayaan 99 persen. harga jual tanaman hias Krisan X 6 , nyata pada tingkat kepercayaan 90 persen. NPK X 13 , sekam X 14 , dan pot X 18 , nyata pada tingkat kepercayaan 85 persen. Harga beli tanaman hias Aglaonema X 4 , dan harga beli tanaman hias Krisan X 6 nyata pada tingkat kepercayaan 75 persen. Dari pendugaan model tersebut dilakukan pemeriksaan terhadap asumsi OLS. Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai R 2 dan banyaknya jumlah koefisien yang signifikan. Jumlah R 2 yang diperoleh adalah sebesar 87,9 persen dengan jumlah koefisien yang signifikan sebanyak delapan variabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan tidak terdapat masalah multikolinearitas. Analisis sisaan menunjukkan bahwa sisaan telah menyebar normal, kenormalan sisaan ditunjukkan oleh tebaran titik-titik sisaan yang menyebar membentuk garis lurus. Plot antara sisaan dengan nilai dugaan juga telah menunjukkan bahwa titik-titik telah menyebar secara acak dan tidak membentuk pola. Dalam model regresi berganda nilai koefisien regresi adalah merupakan nilai elastisitas dari masing-masing variabel tersebut. Berdasarkan Tabel 22 nilai koefisien regresi dari masing-masing faktor pendapatan yang bertanda positif adalah variabel: harga jual tanaman hias Krisan X 10 , NPK X 13 , sekam X 14 , dan pakis X 15 . Sedangkan variabel yang bertanda negatif adalah: TKLK X 2 , harga beli tanaman hias Aglaonema X 4 , harga beli tanaman hias Krisan X 6 , dan pot X 18 . Angka positif pada koefisien regresi menunjukkan hubungan yang searah antara pendapatan dengan penggunaan faktor-faktor pendapatan usaha tanaman hias. Sedangkan angka negatif pada koefisien regresi menunjukkan hubungan yang berkebalikan antara pendapatan dengan penggunaan faktor-faktor pendapatan usaha tanaman hias.

7.2 Penjelasan Masing-masing Faktor a. TKLK X