8
Menurut Gunn 1997 dimensi yang harus diperhatikan dalam pembangunan wisata berkelanjutan ada tiga, yaitu: 1 Jenis wisata harus sesuai
dengan kondisi sumber daya lokasi wisata tersebut, 2 Ketersediaan sumber daya
yang menentukan tingkat dan arah pembangunan wisata, dan 3 Perbandingan antara jumlah kunjungan nyata ke lokasi wisata dengan jumlah kunjungan yang
potensial. 2.2
Wisata Alam
Wells 1997 menyebutkan bahwa pariwisata alam adalah salah satu bentuk pariwisata yang atraksinya berada di tempat-tempat yang mempunyai nilai
ekologis. Menurut Suswantoro 1997, Kegiatan yang dapat dilakukan dalam kegiatan wisata alam adalah kegiatan rekreasi, pariwisata, pendidikan, penelitian,
kebudayaan, dan cinta alam. Semua kegiatan wisata ini dilakukan dalam obyek wisata yang ada. Pada umumnya obyek wisata tersebut berada pada suatu
kawasan dimana kawasan tersebut sering disebut sebagai kawasan wisata alam. Kawasan wisata alam ini merupakan suatu kawasan dengan ciri khas tertentu, baik
di darat maupun perairan, dengan mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya.
Suswantoro, 1997.
2.2.1 Wisata di Kawasan Konservasi
Jumlah orang yang mengambil bagian dalam berbagai kegiatan outdor semakin meningkat, seperti kegiatan hiking, cycling, dan kegiatan yang berbasis
pada air seperti kayaking di muara sungai maupun laut, dan scuba diving. Dari kegiatan outdor tersebut, terdapat perkembangan minat perjalanan petualangan
ringan soft adventure atau ekowisata ringan nature based tourism, dimana
9 perjalanan lebih casual, sedikit pendekatan kegiatan kepada atraksi alam, dan
menginginkan kenyamanan yang lebih tinggi, dan perjalanan petualangan berat hard adventure atau ekowisata yang melibatkan minat khusus, seperti keinginan
untuk dekat dengan alam atau kehidupan liar, dengan tingkat kenyamanan yang lebih rendah. Industri wisata harus dapat merespon kisaran minat tersebut untuk
mengembangkan berbagai paket relung pasar Eagles, 2002. Menurut Eagles 2002, kawasan konservasi merupakan tempat yang
menarik untuk memenuhi pertumbuhan permintaan wisata outdor kegiatan- kegiatan yang memberi penghargaan pada lingkungan alam. Hal ini merupakan
tantangan bagi pengelola kawasan konservasi untuk memastikan bahwa pengunjung mendapatkan kegiatan wisata yang diinginkan, dan di sisi lain juga
mampu meningkatkan kesadaran mereka untuk memelihara nilai-nilai yang dilindungi dengan kegiatan tersebut.
2.2.2 Taman Nasional
Undang-undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya, taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang
mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan dan pendidikan, menunjang budidaya,
pariwisata dan rekreasi. Sedangkan kawasan pelestarian alam sendiri didefinisikan sebagai kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun laut yang
mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
10 Dalam Undang-undang Nomor 5 tahun 1990 disebutkan bahwa, kawasan
taman nasional dikelola dengan sistem zonasi yang terdiri dari: 1.
Zona Inti Zona inti merupakan zona dengan persyaratan yang ketat,
yaitu bagian yang mutlak harus dilindungi dan dilestarikan. Perubahan sekecil apapun akibat
campur tangan manusia harus dicegah. Dengan demikian zona ini tertutup untuk umum.
2. Zona Pemanfaatan
Zona pemanfaatan merupakan zona yang mempunyai bentuk kegiatan paling luas. Kegiatan yang dapat dilakukan di dalam zona pemanfaatan adalah
kegiatan pariwisata alam, rekreasi, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, pemulihan jenis tumbuhan dan satwa asli, dan
kegiatan penunjang budi daya. Selain itu pembangunan sarana pariwisata alam boleh dilakukan di dalam zona pemanfaatan.
3. Zona lainnya sesuai dengan keperluan
Zona di luar kedua zona tersebut yang karena fungsi dan kondisinya ditetapkan sebagai zona tertentu seperti zona rimba, zona pemanfaatan tradisional, zona
rehabilitasi, dan zona lainnya.
2.2.3 Wisata Bahari