Penghasilan yang Dikenai PPh Bersifat Final

33 | H a l a m a n c Penyusutan aktiva tetap. Penyusutan aktiva tetap sebagaimana atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 satu tahun, dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undangPajak Penghasilan beserta peraturan pelaksanaannya. 3 Penyesuaian atau koreksi fiskal lainnya yang terkait dengan surplus Bank Indonesia, mengikuti peraturan perUndang-undangan di bidang Pajak Penghasilan yang berlaku secara umum.

B. Penghasilan yang Dikenai PPh Bersifat Final

Pasal 4 ayat 2 Undang-undang Pajak Penghasilan mengatur bahwa penghasilan di bawah ini dapat dikenai pajak bersifat final: 1. Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi 16 , surat utang negara 17 , dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi; 2. Penghasilan berupa hadiah undian; 3. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura; 4. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah danatau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah danatau bangunan; 5. Penghasilan tertentu lainnya,yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan antara lain: 1 Perlu adanya dorongan dalam rangka perkembangan investasi dan tabungan masyarakat; 2 Kesederhanaan dalam pemungutan pajak; 34 | H a l a m a n 3 Berkurangnya beban administrasi baik bagi Wajib Pajak maupun Direktorat Jenderal Pajak; 4 Pemerataan dalam pengenaan pajaknya; 5 Memperhatikan perkembangan ekonomi dan moneter, atas penghasilan-penghasilan tersebut perlu diberikan perlakuan tersendiri dalam pengenaan pajaknya.Perlakuan tersendiri dalam pengenaan pajak atas jenis penghasilan tersebut termasuk sifat, besarnya, dan tata cara pelaksanaan pembayaran, pemotongan, atau pemungutan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Dengan pertimbangan kemudahan, kesederhanaan, kepastian, pengenaan pajak yang tepat waktu, dan pertimbangan lainnya, maka dapat diatur pelunasan pajak dalam tahun berjalan yang bersifat final atas jenis-jenis penghasilan tertentu seperti dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2, Pasal 21, Pasal 22, dan Pasal 23Undang-undang Pajak Penghasilan. Pajak Penghasilan yang bersifat final tersebut tidak dapat dikreditkan dengan Pajak Penghasilan yang terutang. Pasal 19 PP 94 Tahun 2010mengatur bahwa dalam hal penghasilan tidak dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final dengan Peraturan Pemerintah tersendiri, atas penghasilan tersebut dikenai Pajak Penghasilan berdasarkan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 Undang-undang Pajak Penghasilan. Jenis penghasilan yang dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final adalah sebagai berikut: M enegaskan objek PPh Pasal 4 ayat 2 yang selama ini tidak secara eksplisit diatur dalam ket ent uan ini, sepert i ant ara lain: - Bunga obligasi dan Surat Ut ang Negara - Hadiah undian - Pengalihan saham pasangan perusahaan modal ventura - Persew aan t anah dan bangunan M emindahkan bunga simpanan koperasi yang sekarang dikenai PPh Pasal 23 final menjadi objek PPh Pasal 4 ayat 2 final. M enambah objek PPh Pasal 4 ayat 2 final meliput i: - Penghasilan dari t ransaksi derivat if; dan - Penghasilan dari usaha jasa konst ruksi dan real estat e. 35 | H a l a m a n No Jenis Penghasilan Tarif Dasar Hukum 1 Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek § PP 41 Tahun 1994 stdd PP 14 Tahun 1997 § 282KMK.041997 Untuk semua transaksi penjualan saham 0,1 x jumlah bruto nilai transaksi penjualan Untuk transaksi penjualan Saham Pendiri 18 § 0,1 x jumlah bruto nilai transaksi penjualan § PPh Tambahan: 0,5 x Nilai Jual Saham pada saat Penawaran Umum Perdana 2 Hadiah Undian 25 x jumlah bruto hadiah undian PP 132 Tahun 2000 3 Penghasilan dari Persewaan Tanah danatau Bangunan 10 x jumlah bruto nilai persewaan tanah dan atau bangunan § PP 29 Tahun 1996 sttd PP 5 Tahun 2002 § 394KMK.041996 sttd 120KMK.032001 4 Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia 20 x jumlah bruto PP 131 Tahun 2000 5 Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah danatau Bangunan 5 x jumlah bruto nilai pengalihan hak 19 atas tanah danatau bangunan PP 48 Tahun 1994 stdd PP 71 Tahun 2008 6 Pengalihan hak atas Rumah Sederhana dan Rumah Susun Sederhana yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah danatau bangunan 1 x jumlah bruto nilai pengalihan 7 Penghasilan Perusahaan Modal Ventura dari Transaksi Penjualan Saham atau Pengalihan Penyertaan Modal pada Perusahaan Pasangan Usaha 0,1 x jumlah bruto nilai transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal PP 4 Tahun 1995 8 Penghasilan yang diterima diperoleh WP Perusahaan Pelayaran dalam negeri 1,2 x Peredaran Bruto 416KMK.041996 9 Penghasilan yang diterima diperoleh WP Perusahaan Pelayaran danatau Penerbangan luar negeri 2,64 x Peredaran Bruto 417KMK.041996 10 Pemungutan PPh Pasal 22 atas penjualan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas kepada penyaluragen. 154PMK.032010 § Bahan bakar minyak § SPBU Pertamina: 0,25 x Penjualan penjualan tidak termasuk PPN § SPBU bukan Pertamina dan Non SPBU: 0,3 x Penjualan penjualan tidak termasuk PPN § Bahan bakar gas 0,3 x Penjualan penjualan tidak termasuk PPN § Pelumas Bunga dan diskonto obligasi yang diperdagangkan danatau dilaporkan perdagangannya di bursa efek § PP 6 Tahun 2002 § 121KMK.042002 a. Bunga obligasi dengan kupon interest bearing bond 20 x jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan holding period obligasi b. Diskonto obligasi dengan kupon 20 x selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi, tidak termasuk bunga berjalan accrued interest c. Diskonto obligasi tanpa bunga zero coupon bond 20 x selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi 11 Selisih Lebih Revaluasi Aktiva Tetap 10 x selisih lebih penilaian 79PMK.032008 36 | H a l a m a n kembali aktiva tetap perusahaan di atas nilai sisa buku fiskal semula 12 Uang Pesangon, Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, atau Jaminan Hari Tua yang dibayarkan sekaligus 20 PP 68 Tahun 2009 § Uang Pesangon a. 0 atas penghasilan bruto s.d. Rp50.000.000,00; b. 5atas penghasilan bruto di atas Rp50.000.000,00 s.d. Rp100.000.000,00; c. 15 atas penghasilan bruto di atas Rp100.000.000,00 s.d. Rp500.000.000,00; d. 25 atas penghasilan bruto di atas Rp500.000.000.00. § Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, atau Jaminan Hari Tua a. 0 atas penghasilan bruto s.d. Rp50.000.000.00; b. 5 atas penghasilan bruto di atas Rp50.000.000,00. 13 Honorarium atau imbalan lain dengan nama apapun yang menjadi beban APBN atau APBD PP 80 Tahun 2010 § Bagi PNS Golongan I dan Golongan II, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Tamtama dan Bintara, dan Pensiunannya 0 x jumlah bruto honorarium atau imbalan lain § bagi PNS Golongan III, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Perwira Pertama, dan pensiunannya 5 x jumlah bruto honorarium atau imbalan lain § Bagi pejabat Negara, PNS Golongan IV, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat perwira Menengah dan perwira Tinggi, dan Pensiunannya. 15 x jumlah bruto honorarium atau imbalan lain 14 Diskonto Surat Perbendaharaan Negara PP 27 Tahun 2008 § Bagi WP Dalam Negeri BUT 20 x diskonto SPN § WP pendudukberkedudukan di luar negeri 20 x diskonto SPN 15 Bunga Simpanan yang Dibayarkan oleh Koperasi kepada Anggota Koperasi Orang Pribadi PP 15 Tahun 2009 a bunga simpanan s.d. Rp240.000,00 per bulan b bunga simpanan lebih dari Rp240.000,00 per bulan 10 16 Bunga Obligasi PP 16 Tahun 2009 a Bunga dari Obligasi dengan kupon § Bagi WP Dalam Negeri BUT 15 x jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan Obligasi § Bagi WP Luar Negeri selain BUT 20 x jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan Obligasi atau sesuai tarif P3B b Diskonto dari Obligasi dengan kupon § Bagi WP Dalam Negeri BUT 15 x selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan Obligasi, tidak termasuk bunga berjalan 37 | H a l a m a n § Bagi WP Luar Negeri selain BUT 20 x selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan Obligasi, tidak termasuk bunga berjalan c Diskonto dari Obligasi tanpa bunga § Bagi WP Dalam Negeri BUT 15 x selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan Obligasi § Bagi WP Luar Negeri selain BUT 20 x selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan Obligasi d Bunga danatau diskonto dari Obligasi yang diterima danatau diperoleh WP Reksadana yang terdaftar pada Bapepam LK § Tahun 2009 – 2010 § Tahun 2011 – 2013 5 § Tahun 2014 dan seterusnya 15 17 Dividen yang diterima atau diperoleh WP OP Dalam Negeri 10 x Ph Bruto PP 19 Tahun 2009

C. Yang Dikecualikan dari Objek Pajak Penghasilan