Data sekunder diperoleh dari studi pustaka yang diperlukan untuk mencari referensi, literatur dan dokumen perusahaan berkaitan dengan
penelitian yang dilakukan sebagai data pelengkap dan pembanding data yang ada.
3.4. Pengolahan dan Analisis Data 3.4.1
Uji validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen Simamora, 2002. Suatu
instrumen dianggap valid, apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Uji validitas untuk tiap dimensi instrumen menggunakan
uji validitas internal yang mengkorelasikan antara skor tiap butir dengan skor total. Validitas internal dapat dicapai, apabila terdapat
kesesuaian antara bagian-bagian kuesioner dengan kuesioner secara keseluruhan. Teknik statistika yang digunakan adalah teknik korelasi
Pearson Product Moment dengan rumus berikut :
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑ ∑
− −
− =
2 2
2 2
xy
Y Y
n X
X n
Y X
XY n
r
………3
r
xy
adalah korelasi antar X dan Y, n adalah jumlah responden, X adalah skor masing-masing pertanyaan dari setiap responden dan Y
adalah skor total semua pertanyaan dari setiap responden
3.4.2 Uji reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat keandalan kuesioner Simamora, 2002. Kuesioner reliabel adalah kuesioner yang apabila digunakan
secara berulang-ulang kepada kelompok sama akan menghasilkan data sama. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menghitung
konsistensi internal dari instrumen. Reliabilitas internal diperoleh dengan menganalisis data yang berasal dari 1 satu kali pengujian
kuesioner. Teknik statistika yang digunakan adalah teknik korelasi Alpha Cronbach
dengan rumus berikut :
⎟ ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎜
⎝ ⎛
− ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ −
=
∑
2 1
2 11
σ σ
1 1
k k
r …………………………4
r
11
adalah reliabilitas instrumen, k adalah banyaknya butir pertanyaan,
∑
2
σ
adalah jumlah ragam butir dan
2 1
σ
adalah jumlah ragam total
3.4.3 Analisis deskriptif
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang
ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan Arikunto, 2009. Selain itu, menurut Sekaran dalam
Suharso 2009, penelitian deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan menjelaskan karakteristik peubah yang diteliti dalam suatu
situasi. Tujuan penelitian deskriptif adalah memberikan informasi kepada peneliti mengenai gambaran rinci tentang aspek-aspek yang
relevan dengan fenomena mengenai perhatian perspektif seseorang, organisasi dan orientasi industri.
3.4.4 Analisis faktor
Faktor analisis merupakan salah satu keluarga analisis multivariat yang bertujuan untuk meringkas, atau mereduksi peubah
amatan secara keseluruhan menjadi beberapa peubah atau dimensi baru, akan tetapi peubah atau dimensi baru terbentuk tetap mampu
merepresentasikan peubah utama. Dalam analisis faktor, dikenal 2 dua pendekatan utama, yaitu exploratory factor analysis dan
confirmatory factor analysis . Exploratory factor analysis digunakan
apabila banyaknya faktor yang terbentuk tidak ditentukan terlebih dahulu. Sebaliknya confirmatory factor analysis digunakan apabila
faktor yang terbentuk telah ditetapkan terlebih dahulu Yamin dan Kurniawan, 2009.
Suliyanto 2005 mendefinisikan analisis faktor sebagai suatu teknik untuk menganalisis tentang saling ketergantungan
interdependence dari beberapa peubah secara simultan dengan
tujuan untuk menyederhanakan hubungan antara beberapa peubah yang diteliti menjadi sejumlah faktor yang lebih sedikit. Prinsip
utama analisis faktor adalah korelasi, artinya peubah yang memiliki korelasi erat akan membentuk suatu faktor, sedangkan peubah yang
ada dalam suatu faktor akan memiliki korelasi lemah dengan peubah yang terdapat pada faktor lain. Berikut adalah asumsi terkait dengan
korelasi, antara lain : 1.
Korelasi atau keterkaitan antar peubah harus kuat. Hal ini dapat diidentifikasikan dari nilai determinannya yang
mendekati nol. 2.
Indeks perbandingan jarak antara koefisien korelasi dengan koefisien korelasi parsialnya secara keseluruhan harus kecil.
Hal ini dapat diidentifikasikan dengan nilai Kaiser Meyer Olkin- Measure Sampling Adquancy
KMO-MSA. Nilai KMO yang kecil menunjukkan bahwa analisis faktor bukan merupakan
pilihan yang tepat. Untuk dapat dilakukan analisis faktor, nilai KMO dianggap cukup apabila nilai KMO
≥ 0,5 dan nilai MSA dianggap cukup apabila nilai MSA
≥ 0,5. Apabila terdapat peubah yang tidak memiliki nilai MSA
≥ 0,5, maka peubah tersebut harus dikeluarkan dari analisis faktor secara bertahap
satu per satu. Rataan penganalisisan faktor digunakan software Statistical Package for Social Science
SPSS 16.00 for Windows
. Hasil dari analisis faktor adalah faktor matriks yang berisi
koefisien bobot kontribusi suatu peubah terhadap faktor atau yang sering disebut dengan faktor loading. Untuk mempermudah
interpretasi, dilakukan rotasi faktor, sehingga faktor matriks yang pada awalnya kompleks menjadi lebih mudah. Untuk menamakan
faktor yang terbentuk, dilakukan dengan cara berikut : a.
Memberikan nama faktor yang dapat mewakili nama-nama peubah yang membentuk faktor tersebut.
b. Memberikan nama faktor berdasarkan peubah yang memiliki
nilai faktor loading tertinggi.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN