Strategi Meningkatan Produktivitas TINJAUAN PUSTAKA

2.4. Strategi Meningkatan Produktivitas

Menurut Siagian 2002, agar peningkatan produktivitas kerja dapat terwujud, pemimpin perlu memahami secara tepat tentang faktor-faktor penentu keberhasilan peningkatannya adalah “….etos kerja yang harus dipegang teguh oleh semua pegawai dalam organisasi”. Menurutnya etos kerja adalah norma-norma yang bersifat mengikat dan ditetapkan secara eksplisit serta praktik-praktik yang diterima dan diakui sebagai kebiasaan yang wajar untuk dipertahankan dan diterapkan dalam kehidupan kekaryaan anggota dalam suatu organisasi. Etos kerja yang dimaksud adalah : 1. Perbaikan terus menerus Salah satu upaya untuk dapat meningkatkan produktivitas kerja adalah dengan melakukan perbaikan terus-menerus oleh seluruh komponen organisasi. Pandangan ini bukan hanya merupakan salah satu kiat dalam mengelola organisasi dengan baik, tetapi merupakan salah satu etos kerja yang penting sebagai bagian dari manajemen mutakhir. Hal ini menjadi penting, karena organisasi dihadapkan kepada tuntutan agar terus menerus berubah, baik secara internal maupun eksternal. 2. Peningkatan mutu hasil pekerjaan Peningkatan produktivitas kerja dapat dicapai melalui peningkatan hasil kerja oleh semua orang dan segala komponen oganisasi. Mutu tidak hanya berkaitan dengan produk yang terbentuk dan dipasarkan, baik berupa barang maupun jasa, akan tetapi menyangkut segala jenis kegiatan yang diselenggarakan oleh semua pegawai dalam organisasi. Peningkatan mutu SDM merupakan aspek lain yang sangat penting sebagai peningkatan mutu hasil kerja. 3. Pemberdayaan SDM SDM merupakan unsur paling strategik dalam organisasi. Oleh karena itu, pemberdayaan SDM merupakan etos kerja yang sangat mendasar dan harus dipegang teguh oleh semua pimpinan dalam hierarkhi organisasi, manakala pimpinan berupaya unuk meningkatkan produktivitas kerja pegawainya. Menurut Mangkuprawira dan Hubeis 2007, beberapa strategi untuk merancang tercapainya mutu dan produktivitas tinggi, yaitu : 1. Strategi perancangan kerja kembali a. Perbaikan alur kerja jelas. b. Pengurangan kerja fisik berulang-ulang. c. Menyesuaikan sinar lampu dengan kondisi ruangan kerja. d. Membolehkan pegawai untuk melakukan kegiatan pribadi di sekitar tempat kerja. e. Menggunakan warna ruangan kerja yang menyenangkan. f. Menyediakan kantor privat dan ruang kerja nyaman. g. Menyediakan tempat atau ruang istirahat. h. Penyusunan, penyesuaian dan pemindahan peralatan, bagian-bagian pokok dan ruang kerja. i. Menempatkan sesama para anggota tim secara berdekatan, sehingga dapat berinteraksi dengan mudah. j. Menyediakan peralatan kursi, meja dan lemari kantor yang sesuai dengan kondisi tubuh dan kegiatan kerja pegawai. 2. Komputerisasi dan alat otomatis a. Memberitahukan pada pegawai tentang manfaat komputer dan alat otomatis. b. Melibatkan pegawai dalam keputusan untuk operasional komputerisasi. c. Mengkomunikasikan isu-isu implementasi kepada seluruh karyawan, seperti bagaimana dan kapan komputer digunakan, pekerjaan apa yang dapat menggunakan komputer dan masalah-masalah yang dihadapi. d. Melatih karyawan tertentu dalam menggunakan komputer dan alat otomatisasi, serta mengevaluasi hasil pelatihannya. e. Membolehkan pegawai memanfaatkan waktunya untuk mempraktikkan pengetahuannya dalam menggunakan komputer dan alat otomatis. f. Memiliki staf pemelihara alat-alat baru yang tersedia setiap saat untuk memperbaiki alat. g. Meningkatkan mutu peralatan secara berkala. 3. Pendekatan rancangan pekerjaan a. Pengayaan pekerjaan Tujuannya adalah untuk meningkatkan motivasi, kepuasan dan kinerja karyawan. b. Rotasi pekerjaan Adalah teknik perancangan kembali suatu pekerjaan yang hanya diperuntukkan bagi pegawai yang memiliki kesempatan untuk pindah dari pekerjaan yang 1 satu ke yang lainnya untuk belajar dan memperoleh pengalaman dari keragaman tugas. Tujuannya adalah untuk meningkatkan keterampilan karyawan dalam melakukan pekerjaan lebih dari 1 satu tugas. c. Perluasan pekerjaan Adalah pemberian pekerjaan tambahan kepada pegawai agar mereka mendapat pengetahuan dan pengalaman serta tanggungjawab baru. Syaratnya adalah beban kerja pegawai tidak menjadi berlebihan di atas standar operasi kerja organisasi.

2.5. Penelitian Terdahulu yang Relevan