latihan membentuk dan meningkatkan keterampilan kerja. Semakin tinggi tingkat diklat seseorang, semakin tinggi pula tingkat
produktivitasnya Sirait, 2006.
4.4.6 Faktor pendukung yang terbentuk
Faktor lain yang terbentuk yaitu faktor kepribadian dengan nilai eigenvalues 1,11 dan memiliki keragaman data 15,89. Alasan
faktor ini dinamakan kepribadian, karena kepribadian merupakan sifatkarakter yang muncul sebagai cermin dari pribadi seseorang.
Selain itu, dalam menjalankan tugasnya, seorang pegawai dituntut untuk memiliki kepribadian mantap dan mampu menunjukkan
moralitas baik. Oleh karena itu, faktor kepribadian turut andil dalam peningkatan produktivitas pegawai dalam bekerja Yuniarsih dan
Suwatno, 2009. Selain didominasi oleh kepribadian, dalam faktor ini juga
terdapat peubah komitmen dan kemampuan. Dimana masing-masing peubah memengaruhi produktivitas pegawai. Komitmen bagi seluruh
pegawai PT BRI Persero Tbk. Kanca Pajajaran Bogor adalah suatu kesepakatan yang telah dibuat bersama dengan tujuan agar seluruh
pegawai memiliki keterlibatan langsung dalam penetapan komitmen selanjutnya, agar tidak ada pegawai yang merasa tidak setuju dengan
hasil keputusan komitmen yang baru dan komitmen ini selalu diperbaharui setiap 1 satu tahun sekali. Komitmen tersebut menjaga
mutu layanan prima sebagai budaya kerja, meningkatkan integritas kerja sebagai wujud Good Corporate Governance, meningkatkan
kebersamaan dan kepedulian sesama rekan kerja.
4.5. Analisis Faktor Organisasi
Faktor organisasi merupakan faktor yang berasal dari luar kemampuan pegawai, namun sangat menentukan tingkat keberhasilan suatu pekerjaan
Tjiptoheriyanto dan Nagib, 2008. Berikut ini adalah hasil dari penilaian pegawai terhadap faktor organisasi yang memengaruhi produktivitas
pegawai Tabel 7.
Tabel 7. Penilaian pegawai terhadap faktor organisasi No Peubah
Bobot Nilai Skor
Rataan Ket.
5 4 3 2 1 1
Visi, misi dan tujuan
30 25 2 0 0 4,49
Sangat Setuju
2 Sistem praktik
manajemen 7 35 12 3 0
3,81 Setuju
3 Sumber daya
mutu dan kuantitas
28 25 4 0 0 4,42 Setuju
4 Information and
Communication Technology
ICT 8 28 16 5 0
3,68 Cukup
Setuju 5 Budaya
kerja 26
29 2 0 0 4,42 Sangat
Setuju Skor Total Rataan
4,23 Setuju
Keterangan :
ሺହ௫ଷሻାሺସ௫ଶହሻାሺଷ௫ଶሻାሺଶ௫ሻାሺଵ௫ሻ ହ
= 4,49, dan perhitungan seterusnya diperoleh dengan cara yang serupa.
Sangat Setuju SS dapat dilihat pada Tabel 2 Hal. 19
Berdasarkan penilaian responden terhadap faktor organisasi yang berpotensi memengaruhi produktivitas pegawai, diperoleh hasil berikut :
a. Dari total skor rataan 5 lima peubah lalu dibagi dengan banyaknya
jumlah peubah tersebut, maka diperoleh hasil rataan akhir 4,23 yang
artinya responden setuju apabila faktor organisasi menjadi faktor yang
berkontribusi nyata terhadap produktivitas pegawai. b.
Visi, misi dan tujuan menjadi peubah yang paling bernilai besar terhadap produktivitas pegawai dengan perolehan skor rataan 4,49.
c.
Information and Communication Technology ICT menjadi peubah
yang paling bernilai kecil terhadap produktivitas pegawai dengan perolehan skor rataan 3,68.
4.5.1 Kaiser Meyer Olkin KMO
Nilai KMO berfungsi sebagai indikator kelayakan pengujian dengan kisaran nilai yang terbentuk antara 0,5 hingga 1,0. Penelitian
ini dikatakan layak apabila nilai KMO lebih dari 0,5 dan proses analisis dapat dilanjutkan. Berdasarkan hasil pengolahan data
terhadap 57 pegawai PT BRI Persero Tbk. Kanca Pajajaran Bogor yang diolah menggunakan analisis faktor, diperoleh nilai KMO faktor
organisasi dari 5 peubah adalah 0,735 yang artinya dengan nilai ini analisis faktor layak digunakan dalam penelitian. Nilai KMO dapat
dilihat pada Lampiran 10.
4.5.2 Anti-image Matrices
Anti-image Matrices merupakan tahap selanjutnya setelah
pengujian nilai KMO yang bertujuan untuk menguji korelasi parsial
antar peubah, dilihat dari Tabel Anti-image Correlation Lampiran
11. Pada tabel ini nilai yang dilihat adalah yang membentuk garis diagonal dan memiliki simbol “a”. Nilai yang memiliki simbol
tersebut merupakan nilai Measure of Sampling Adequacy MSA. Nilai MSA dari 5 peubah dapat dilihat dari pada Tabel 8. Jika nilai
MSA kurang dari 0,5, maka peubah tersebut akan direduksidikeluarkan.
Tabel 8. Nilai MSA untuk 5 peubah dalam faktor organisasi
No Peubah Nilai MSA
1. Sumber daya mutu dan kuantitas
0,782 2.
Information and Communication
Technology ICT
0,773 3.
Sistem praktik manajemen 0,759
4. Visi, misi dan tujuan
0,734 5. Budaya
Kerja 0,684
Berdasarkan hasil perhitungan di atas diketahui bahwa semua peubah telah memiliki nilai MSA lebih dari 0,5. Hal ini menunjukkan
bahwa semua peubah dalam faktor organisasi tersebut mempunyai pengaruh terhadap produktivitas pegawai.
4.5.3 Communalities
Tabel Communalities merupakan tabel yang bertujuan untuk memperlihatkan nilai hasil ekstraksi dari 5 peubah faktor dalam
organisasi Lampiran 12. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Communallities faktor organisasi
No Peubah Initial Extraction 1.
Visi, misi dan tujuan 1,000
0.712 2. Budaya
kerja 1,000 0.689
3. Sisitem praktik manajemen
1,000 0.630
4. Sumber daya mutu dan kuantitas
1,000 0.433
5. Information and Communication
Tehcnology ICT
1,000 0.242
Pada faktor ini nilai ekstraksi yang paling besar adalah visi, misi dan tujuan 71,2. Setiap perusahaan tentunya memiliki tujuan
yang ingin dicapai, begitu pula dengan PT BRI Persero Tbk. Kanca Pajajaran Bogor. Bagi perusahaan tersebut tujuan perusahan
merupakan hal dasar yang menjadi landasan untuk dapat mencapai produktivitas yang tinggi, karena didalamnya terdapat penjelasan
mengenai apa saja yang ingin dicapai. Sama halnya dengan 4 empat peubah lain, semakin besar nilai communalities yang dihasilkan, maka
menunjukan semakin kuat hubungan peubah dengan faktor yang akan terbentuk.
4.5.4 Total Variance Explained
Setelah mengetahui nilai ekstraksi masing-masing peubah pada Tabel Communalities, maka proses analisis dilanjutkan dengan melihat
hasil dari Tabel Total Variance Explained Lampiran 13 untuk mengetahui berapa jumlah faktor yang terbentuk dari hasil ekstraksi
peubah tersebut. Dalam penelitian ini terbentuk 1 satu faktor melalui pengelompokkan 5 lima yang digunakan saat penyebaran kuesioner.
Faktor yang terbentuk ini dapat dilihat pada nilai kepentingan relatif masing-masing faktor eigenvalues yang terdapat pada kolom
Total Variance Explained , nilai eigenvalues lebih besar daripada 1
satu maka faktor tersebut dianggap layak untuk dijadikan faktor yang memengaruhi produktivitas pegawai di PT BRI Persero Tbk.
Kanca Pajajaran Bogor. Setiap faktor mewakili pernyataan yang dianalisis dengan kekuatan setiap faktor yang ditunjukkan dengan
besarnya nilai ragam yang dijelaskan dengan eigenvalues. Tabel
Total Variance Explained berisi nilai faktor loading atau nilai
korelasi antar suatu peubah dengan 1 satu faktor yang terbentuk. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Faktor organisasi yang terbentuk Komponen
Utama Eigen-
values Ragam
Peubah Nilai
Loading
Visi, misi
dan tujuan
2,7 54,11 Visi, misi dan tujuan
0,84 Budaya kerja
0,83 Sistem praktik
manajemen 0,79
Sumber daya mutu dan kuantitas
0,66 Information and
Communication Tehcnology
ICT 0,49
4.5.5 Faktor yang terbentuk
Berdasarkan hasil Tabel 13 diketahui bahwa terdapat 1 satu faktor organisasi yang berpengaruh sebagai produktivitas pegawai PT
BRI Persero Tbk. Kanca Pajajaran Bogor dengan total kumulatif variasi data 54,11 Lampiran 13. Hal ini berarti bahwa 1 satu
faktor tersebut memiliki pengaruh yang kuat sebagai sumber produktivitas pegawai.
Faktor organisasi yang paling memengaruhi produktivitas pegawai dalam menyelesaikan tugas dan tanggungjawabnya adalah
faktor visi dan misi perusahaan dengan perolehan eigenvalues paling besar 2,7. Faktor tersebut memiliki nilai yang paling nyata
dibandingkan faktor lainnya dengan keragaman data 54,11. Alasan faktor ini dinamakan visi dan misi karena dalam rangka pencapaian
tujuan akhir, manajemen mutlak perlu menyatakan arah yang akan ditempuh oleh perusahaan, sehingga terwujud suatu keadaan yang
diinginkan pada suatu waktu tertentu di masa depan Siagian, 2002. Selain didominasi oleh visi, misi dan tujuan, dalam faktor ini
juga terdapat peubah budaya kerja, sistem praktik manajemen, sumber daya mutu dan kuantitas dan Information and Communication
Technology ICT. Dimana masing-masing peubah memengaruhi
produktivitas pegawai. Budaya kerja menggambarkan bahwa perusahaan yang ingin maju harus memiliki budaya kerja yang jelas,
agar para pegawai dapat memahami, apakah yang hendak dilakukan dan hal-hal apakah yang tidak boleh dilakukan. Sistem praktik
manajemen menjelaskan mengenai bagaimana aturan kerja perusahaan. Menurut perusahaan, pengertian sumber daya dapat dikhususkan pada
mutu dan kuantitas SDM. Sebagai contoh, apabila perusahaan menggunakan SDM dengan mutu yang kurang baik dan kuantitas
berlebihan tentunya bukan merupakan tindakan efektif dan efisien bagi perusahaan, karena hanya akan memperbesar anggaran perusahaan.
4.6. Upaya Peningkatan Produktivitas Pegawai