30
IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Perkebunan Aek Pamienke, Labuhan Batu Utara, Sumatera Utara. Pemilihan provinsi Sumatera Utara sebagai lokasi
penelitian dilakukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa Sumatera Utara merupakan salah satu daerah yang sangat cocok dalam budidaya
karet karena memiliki iklim yang basah. Penetapan perusahaan PT Socfin Indonesia Socfindo sebagai perusahaan yang diteliti karena produksi karet alam
perusahaan tersebut pada tahun 2010-2011 menjadi urutan pertama yang menghasilkan produksi karet alam paling besar dibandingkan lima perkebunan
karet lainnya di Sumatera Utara, yaitu PT Perkebunan Nusantara III PTPN III, PT Tolan Tiga Indonesia, London Sumatera LONSUM, Bakrie, dan PT Ukindo
Indonesia yang dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6
. Grafik Produksi Karet Alam Enam Perusahaan Perusahaan Karet Tahun 2010-2011
Sumber : PT Socfindo 2011
Gambar 6 menunjukkan bahwa produksi karet alam yang dihasilkan oleh PT Socfindo pada tahun 2011 adalah 24,976 tonha dengan peningkatan 0,031
persen dari tahun 2010, sedangkan untuk perkebunan Aek Pamienke sebagai daerah penelitian dikarenakan perkebunan tersebut merupakan perkebunan karet
yang memiliki lahan terluas di PT Socfindo dibandingkan empat perkebunan karet
31 lainnya, yaitu
3.941,25 Ha.
Waktu pengumpulan data dimulai pada bulan Maret 2012 sampai dengan April 2012.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung, pencatatan dan
wawancara langsung dengan staf divisi bagian tanaman PT Socfindo dan staff manager, asisten kepala lapangan, asisten kepala pabrik, dan asisten setiap
afdeling di perkebunan Aek Pamienke untuk mengetahui proses produksi, risiko produksi yang dihadapi perusahaan, penyebab terjadinya risiko dan mengetahui
bagaimana penanganannya. Proses wawancara dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan.
Data sekunder yang diperoleh dari PT Socfindo meliputi luas areal tanaman karet, harga karet, jumlah pohon yang mati akibat cuaca ataupun
penyakit, biaya yang dikeluarkan untuk penanganan penyakit, dan data produksi dari tahun 2009-2011. Selain itu, ada beberapa data yang dapat mendukung untuk
mengetahui risiko antara lain Badan Pusat Statistik BPS, Departemen Pertanian, Direktorat Jendral Perkebunan, Perpustakaan, dan situs atau literatur yang
mendukung.
4.3 Metode Pengumpulan Data