Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Komoditi Perkebunan

13 Tabel 6 . Standar Mutu Komoditi Karet No Mutu Karet Nomor Standar Nasional Indonesia 1 Karet SIR 3CV SNI. 06-1903-1990 2 Karet Sir 3 L SNI. 06-1903-1990 3 Karet Sir 3 WF SNI. 06-1903-1990 4 Karet SIR 5 SNI. 06-1903-1990 5 Karet SIR 10 SNI. 06-1903-1990 6 Karet SIR 20 SNI. 06-1903-1990 7 Karet SIR lainnya SNI. 06-1903-1990 8 Karet Spesifikasi teknis TSRN lainnya SNI. 06-1903-1990 9 Ban dalam dari karet untuk sepeda motor SNI. 06-1542-1989 10 Ban dalam dari karet untuk scooter SNI. 06-1542-1989 11 Sarung tangan bedah dari karet SNI.06-1301-1989 12 Sarung tangan lainnya dari karet SNI.06-1301-1989 13 Sepatu olahraga dari karet SNI.06-1844-1990 Sumber : Bank Sentral Republik Indonesia 2010 Semakin banyak standar mutu yang dihasilkan akan menunjukkan semakin banyak jumlah produksi karet alam dalam suatu perusahaan. Konsumsi karet alam pada saat ini masih jauh di bawah karet sentetis atau buatan pabrik. Hal ini dikarenakan karet alam memiliki beberapa kelebihan yang belum dapat digantikan oleh karet sintetis, di antaranya : 1 Memiliki daya elastis atau daya lenting yang sempurna 2 Memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah 3 Tidak mudah panas low heat build up 4 Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakan groove cracking resistance Selain kelebihannya, karet alam juga memiliki kelemahan dalam penggunaannya. Kelemahan karet alam dalam penggunaannya terletak pada keterbatasannya dalam memenuhi kebutuhan pasar. Saat pasar membutuhkan pasokan tinggi, para produsen karet alam tidak dapat meningkatkan produksi dalam waktu singkat, sehingga harga cenderung tinggi.

2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Komoditi Perkebunan

Memproduksi komoditi perkebunan akan mengalami banyak kendala yang dapat mempengaruhi produksi komoditi tersebut dalam suatu perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya produksi dapat diakibatkan oleh berbagai 14 faktor-faktor yang tidak terduga ataupun faktor yang dapat dikendalikan dengan baik oleh suatu perusahaan. Variabel yang dapat digunakan sebagai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi, antara lain input-input produksi yang dapat mengurangi dan meningkatkan risiko, seperti pupuk, pestisida, tenaga kerja, luas lahan, bibit, urea, dan lain sebagainya. Sambudi 2005, Tumanggor 2009, Saragih 2010 menggunakan variabel input produksi tersebut sebagai faktor- faktor untuk melihat pengaruh terhadap produksi kopi arabika, kakao, dan kelapa sawit. Penelitian Sambudi 2005 dan Tumanggor 2009 menggunakan variabel luas lahan, tenaga kerja, pupuk, dan pestisida. Tetapi Sambudi 2005 menggunakan variabel tambahan yaitu urea dan bibit, sedangkan Tumanggor 2009 menggunakan variabel tambahan umur tanaman, dan pada penelitian Saragih 2010 hanya menggunakan tiga input produksi, yaitu luas lahan, tenaga kerja, dan pupuk. Pengaruh suatu variabel terhadap produksi dapat dilihat dari hasil perhitungan statistik yang menggunakan suatu metode untuk menghitung dan menganalisisnya. Variabel luas lahan, tenaga kerja, pupuk, bibit, urea, dan pestisida berpengaruh nyata terhadap produksi kopi arabika pada penelitian Sambudi 2005 dan Saragih 2010 berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa sawit yaitu luas lahan dan tenaga kerja. Sedangkan pada penelitian Tumanggor 2009, semua variabel tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kakao dan termasuk umur tanaman. Maka dari itu, pengaruh nyata atau tidak nya suatu variabel input-input produksi terhadap suatu produksi, tergantung dari komoditi perkebunan yang diteliti yang dapat menjelaskan adanya perbedaan risiko produksi yang dihadapi. Penelitian terhadap produksi teh sangat berbeda dengan produksi kopi arabika, kakao, ataupun kelapa sawit. Karena variabel yang digunakan dalam produksi teh berbeda dengan variabel input-input produksi yang digunakan pada penelitian sebelumnya. Variabel produksi yang digunakan untuk melihat pengaruh terhadap produksi teh olahan, yaitu teh basah, tenaga kerja, listrik, dan solar. Penelitian Verianti 2004, Septiana 2005, dan Sukmawati 2006 menyatakan bahwa untuk variabel yang berpengaruh nyata terhadap produksi teh olahan adalah teh basah. Berbeda dengan Penelitian Kartika 1999 yang menyatakan 15 bahwa teh basah menjadi variabel yang tidak berpengaruh nyata terhadap produksi teh olahan. Variabel solar hanya berpengaruh nyata pada penelitian Septiana 2005, tetapi tidak berpengaruh nyata pada penelitian Kartika 1999 dan Verianti 2004. Variabel lainnya seperti tenaga kerja dan listrik menunjukkan hasil yang tidak berpengaruh nyata terhadap produksi teh olahan. Metode yang digunakan untuk menghitung pengaruh pada umumnya adalah metode regresi linier berganda dengan pendekatan Ordinary Least Square OLS . Untuk menggambarkan suatu proses produksi di dalam teori produksi dapat melalui fungsi produksi, yaitu fungsi produksi linier dan fungsi produksi Cobb-douglas. Berdasarkan alat analisis dan metode tersebut, maka pengaruh dari variabel-variabel faktor produksi terhadap produksi dapat dijelaskan melalui hasil nilai peluang yang lebih besar atau lebih kecil dari taraf nyata yang telah ditetapkan dan tanda koefisien akan menjelaskan masing-masing variabel dapat meningkatkan atau menurunkan produksi. Hasil etimasi model yang baik atau kurang baik dapat dilihat dari nilai r- squared yang menyatakan bahwa dari seluruh variabel yang digunakan telah dapat menjelaskan seluruh model fungsi produksi. Artinya, seberapa besar variabel- variabel yang digunakan dapat menjelaskan pengaruh terhadap seluruh kegiatan produksi. R-squared yang tinggi diperoleh oleh Septiana 2005 dengan 97,4 persen, Sambudi 2005 dengan 95,5 persen, kemudian Verianti 2004 dengan 94,4 persen, Saragih 2010 dengan 93,51 persen, dan Sukmawati 2006 dengan 92,3 persen. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian telah dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kopi arabika dan teh. Kesimpulan dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan bahwa terdapat banyak faktor-faktor yang mempengaruhi produksi pada komoditi perkebunan. Faktor-faktor tersebut ada yang dapat dikendalikan dengan baik dan ada yang tidak dapat dikendalikan seperti risiko yang diakibatkan oleh faktor alam, seperti curah hujan. Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu. Persamaan metode yang digunakan pada penelitian ini sama dengan metode yang digunakan pada penelitian sebelumnya, yaitu metode regresi linier berganda dengan menggunakan pendekatan Ordinary Least Square OLS. 16 Tujuannya adalah untuk dapat melihat pengaruh antara variabel dependen Y terhadap lebih dari satu variabel independen X 1 ,X 2 ,….,X n . Sedangkan untuk perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terdapat pada fungsi produksi yang digunakan, komoditi perkebunan yang diteliti, dan variabel faktor produksi yang dianalisis. Fungsi produksi pada penelitian ini menggunakan fungsi produksi linier dan pada penelitian sebelumnya menggunakan fungsi Cobb- Douglas. Komoditi perkebunan yang diteliti pada penelitian ini adalah karet dan komoditi penelitian sebelumnya adalah kopi arabika dan teh. Sedangkan variabel faktor produksi yang dianalisis pada penelitian ini tidak dapat menggunakan variabel input-input produksi seperti yang digunakan pada penelitian sebelumnya.

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Karet Alam