Beban limbah budidaya dan dampaknya terhadap perairan pesisir

2.4. Beban limbah budidaya dan dampaknya terhadap perairan pesisir

Pakan dipergunakan udang untuk pertumbuhannya tetapi tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan udang sebagian berupa limbah organik dalam bentuk hasil metabolisme dan sisa pakan yang tidak termanfaatkan. Budidaya udang intensif menghasilkan limbah organik terutama yang berasal dari pakan, feses dan bahan- bahan terlarut, yang terbuang ke perairan dan akan mempengaruhi kualitas lingkungan pesisir. Pakan buatan menyediakan sebagian besar nitrogen 92; fosfor 51 dan bahan organik 40 dalam tambak intensif. Dari total pakan udang hanya 16,7 yang dirubah menjadi biomassa, sisanya adalah sisa pakan yang tidak dikonsumsi, kotoran dan dieleminasi menjadi metabolit Primavera, 1998 selanjutanya Primavera dan Apud 1994 menambahkan kira-kira 35 merupakan limbah organik berupa sisa pakan 15 dan sisa metabolisme udang 20. Menurut Boyd dan Weddig 1997, pupuk dan pakan yang diaplikasikan kedalam kolam mengandung nitrogen dan posfor digunakan untuk meningkatkan produksi kolam tambak, kedua senyawa ini dapat merangsang pertumbuhan fitoplankton. Pakan diberikan di kolam tidak semuanya dimakan udang tetapi ada sisa yang tidak termakan udang, sisa pakan yang tidak dimakan mengendap di dasar kolam dan diuraikan mikroorganisme menjadi bahan anorganik seperti amonia, fosfat, dan karbon dioksida sedangkan pakan yang dimanfaatkan udang sebagian dirubah untuk penambahan bobot tubuhnya dan dikeluarkan atau diekresikan ke air dalam bentuk karbon dioksida, amonia, dan metabolit lainnya. Bahan anorganik di dalam kolam ini selanjutnya dimanfaatkan fitoplankton melalui proses asimilasi Universitas Sumatera Utara sehingga menambah kesuburan eutrofikasi di kolam. Peningkatan pemberian pupuk dan pakan dalam kolam akan meningkatkan pertumbuhan fitoplankton di kolam. Dengan demikiaan Boyd dan Weddig 1997 menambahkan air buangan dari limbah tambak kaya akan nutrisi dan mengandung bahan organik yang terlarut dan tersuspensi, bahan- bahan ini keluar pada saat pertukaran air selanjutnya masuk ke perairan alami di dekat pertambakan. tidak mungkin untuk meningkatkan produksi dengan pupuk dan pakan tanpa tidak menyebabkan eutrofikasi di kolam. Rönnbäck 2001, dampak lingkungan dari budidaya udang timbul dari pemanfaatan sumberdaya seperti tanah, air, benih dan pakan. Efek yang ditimbulkan usaha budidaya dapat terjadi secara langsung ataupun tidak langsung. Efek budidaya secara langsung berupa pelepasan zat eutrofikasi, bahan kimia beracun dan transfer penyakit dan parasit sedangkan efek secara tidak langsung berupa hilangnya habitat dan ruang niche serta perubahan dalam jaring-jaring makanan. Buangan limbah dari pertambakan ini akan mengalami pengenceran dan diasimilasi di perairan pesisir, apabila buangan dari tambak tidak melampaui kapasitas asimilasi perairan maka eutrofikasi perairan tidak akan terjadi sebaliknya perairan pesisir akan mengalami eutrofikasi apabila buangan limbah melebihi kapasitas asimilasinya. Budidaya udang secara intensif menghasilkan rata-rata buangan nitrogen berkisar 6 – 664 kgkm 2 tahun dan menghasilkan buangan pertahunnya sebesar 9 – 485 tontahun, sedangkan buangan fosfor berkisar antara 0,4 – 77 kgkm 2 tahun dan buangan tahunan sebesar 0,7 – 35 tontahun. Untuk mengurangi dampak dari Universitas Sumatera Utara buangan limbah tambak diajurkan dibuat kolam pengendapan yang diisi ikan, moluska dan ganggang laut Lacerda, 2006. Hitungan besar limbah tambak dalam bentuk Nitrogen N dan Pospor P yang lebih sederhana sebagai berikut, apabila pakan yang diberikan bermutu tinggi yaitu dengan kadar protein pakan 35 kandungan N dan P masing-masing 84 g dan 18 g akan dapat menghasilkan FCR 1,5 Food Corversion Ratio yang artinya untuk menghasilkan 1 kg berat udang dibutuhkan 1,5 kg pakan. Dalam kondisi tersebut hanya 27,5 g N dan 3 g P yang dikonversi menjadi daging dan 56,6 g N dan 15 g P yang terbuang ke perairan. Limbah yang terbuang dalam bentuk N dan P sangat ditentukan oleh kapasitas produksi tambak, sehingga semakin tinggi produksi tambak persatuan luas kgha maka semakin besar limbah N dan P yang terbuang ke perairan Boyd, 2001. Konsentrasi BOD 5 dan TSS terus meningkat selama masa pemeliharaan, mendekati panen konsentrasi BOD 5 meningkat menjadi 10mgL sementara TSS meningkat menjadi 150 mgL. Beban limbah yang diterima perairan dari 20 limbah yang dibuang pada saat pengeringan adalah BOD 5 33 dan limbah TSS 35 yang dilepaskan selama panen, dengan demikian ada sekitar 180 kgha beban BOD 5 dan 3200 kgha beban TSS yang dikeluarkan pada saat pengosongan kolam Boyd, 2001. Nyanti et al 2011, konsentrasi TSS, COD, BOD 5 , total nitrat, total fosfat dan Clorophil-a tinggi di perairan pesisir. Besarnya beban dari masing-masing parameter ini yang dibuang ke perairan dari lokasi pertambakan secara berurut adalah: 3.533,3 kgha TSS ; 7.824,4 kgha COD; 735,6 kgha BOD 5 ; 167,8 kgha Total nitrat; 3,0 kgha total fosfat dan 0,52 kgha Clorophil-a. Universitas Sumatera Utara Kandungan protein pellet pakan udang buatan cukup tinggi yaitu sekitar 40, sehingga pelet yang mengalami pembusukan perombakan menghasilkan senyawa nitrogen anorganik berupa N-NH 3 N-NH 4 + Tingginya kandungan limbah organik menyebabkan bakteri di perairan meningkat sehingga menyebabkan timbulnya penyakit pada udang dan menyebabkan kematian udang. Limbah organik di dalam tambak berupa sisa pakan akan mengalami dekomposisi menjadi CO amoniaamonium yang merupakan salah satu senyawa toksid bagi udang Boyd, 1990. 2 Manajemen limbah diperlukan untuk keberlanjutan usaha budidaya ikanudang di tambak. Jumlah limbah yang dibuang ke perairan dapat diminimalkan dengan sistem air tertutup dan semi tertutup, sistem ini dilakukan dengan cara mendaur ulang air melalui serangkaian waduk, kolam treatment dengan menempatkan ikan, bivalva dan ganggang dan kanal selanjutnya air kembali ke kolam produksi. Sistem air tertutup dan semi tertutup juga dapat meminimalkan masuknya organisme penyakit dari perairan alami dan menciptakan kualitas air masuk yang cocok untuk keberlanjutan usaha budidaya Primavera, 2006. , amoniak, fosfat dan mikro nutrien lain yang hadir di dalam kolam dan menambah kesuburan tambak, namun keberadaan amoniak dan nitrat menyebabkan media pemeliharaan tidak nyaman bagi kehidupan udang dan mengakibatkan udang stress sehingga berpeluang menimbulkan serangan penyakit. Dengan meningkatnya kesuburan tambak, kelimpahan fitoplankton dalam air akan meningkat hal ini berakibat pada meningkatnya kebutuhan oksigen Maarif dan Somamiharja, 2000. Universitas Sumatera Utara

2.5. Daya dukung lingkungan perairan pesisir