20
peristiwa, terdiri dari mengidentifikasi peristiwa yang dibutuhkan, mengumpulkan data, dan mengevaluasi data; 2 menyusun data,
terdiri dari mentranslasikan data, menginterpretasikan data dan mengklasifikasikan data; 3 analisis data, terdiri dari: melihat
hubungan, mencatat
persamaan dan
perbedaan, dan
mengidentifikasikan tren, sekuensi, dan keteraturan. d.
Analisis data Peserta didik bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah
dirumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh. Faktor penting dalam menguji hipotesis yaitu pemikiran ‘benar’ atau
‘salah’. Setelah memperoleh kesimpulan, dari data percobaan peserta didik dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Apabila
ternyata hipotesis itu salah atau ditolak, peserta didik dapat menjelaskan sesuai dengan proses inquiry yang telah dilakukannya.
e. Membuat Kesimpulan
Langkah penutup dari pembelajaran inquiry yaitu membuat kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa.
4. Siklus Belajar 5E
Menurut Yamidah 2006:09 siklus belajar 5E adalah metode pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan konstruktivistik. Pada
pendekatan konstruktivistik, guru sebagai fasilitator proses inquiry, dengan cara memberi permasalahan yang memacu siswa untuk berpikir, serta
melakukan proses inquiry. Guru juga menyediakan sumber belajar yang
21
diperlukan siswa untuk melakukan proses tersebut. Prinsip-prinsip konstruktivisme adalah sebagai berikut:
a. Pengetahuan dibangun peserta didik secara aktif
b. Tekanan dalam proses belajar terletak pada peserta didik
c. Mengajar adalah membantu peserta didik belajar
d. Tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil
belajar e.
Kurikulum menekankan partisipasi siswa f.
Guru sebagai fasilitator Menurut Wena 2011:170-173 pembelajaran siklus merupakan suatu
model pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis. Model pembelajaran siklus pertama kali diperkenalkan oleh Robert Karplus dalam Science
Curriculum Improvement StudySCIS Trowbrigde Bybee,1996. Siklus belajar merupakan salah satu model pembelajaran yang mulanya terdiri dari
tiga tahap yaitu: a.
Eksplorasi b.
Pengenalan konsep c.
Penerapan konsep Pada proses selanjutnya tiga tahap tersebut dilkembangkan menjadi
lima tahap Lorsbach,2002 yang terdiri dari pembangkitan minat engagement, eksplorasi eksploration, penjelasan explanation, elaborasi
elaboration, dan evaluasi evaluation
22
Tahap pembelajaran siklus belajar ini adalah sebagai berikut: a.
Pembangkitan minat engagement Pada tahap ini,guru berusaha untuk membangkitkan minat dan
keingintahuan peserta didik tentan topik yang diajarkan . Pada tahap ini guru menyampaikan tujuan dan kemampuan apa saja yang
harus diperoleh peserta didik. Engagement bisa diartikan pula tahapan untuk menarik perhatian peserta didik terhadap materi
yang dipelajari. Hal ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang fenomena fisis dalam kehidupan sehari-hari dan
peserta didik memberikan respon atau jawaban . Dalam hal ini guru harus membangun keterkaitan antara pengalaman keseharian
peserta didik dengan topik pembelajaran yang akan dibahas. Tugas guru dalam tahap ini adalah mengakses pengetahuan peserta didik
dan membantu mereka menjadi terlibat dalam sebuah konsep baru melalui penggunakan kegiatan singkat yang mendorong rasa igin
tahu dan menimbulkan pengetahuan sebelumnya. b.
Eksplorasieksploration Kegiatan eksplorasi dirancang agar peserta didik di kelas
memiliki kesamaan,pengalaman konkrit dimana mereka terus merumuskan konsep, proses, dan keterampilan. Tujuan dari
kegiatan eksplorasi adalah untuk membangun pengalaman peserta didik, untuk dapat memperkenalkan dan mendiskusikan konsep,
proses, atau keterampilan. Selama tahap eksplorasi peserta didik
23
belajar melalui suatu tindakan dan reaksi mereka sendiri yaitu mereka mengeksplorasi materi baru dan ide baru. Pada tahap ini
peserta didik membentuk kelompok untuk mengeksplorasi materi yang dipelajari, dalam kelompok ini peserta didik didorong untuk
menguji hipotesis dan atau membuat hipotesis baru, mencoba alternatif pemecahannya dengan teman sekelompok, melakukan
dan mencatat pengamatan serta ide-ide atau pendapat yang berkembang dalam diskusi. Setelah itu peserta didik melakukan
penyelidikan dan selama kegiatan ini berlangsung peserta didik memiliki waktu untuk dapat mengesplorasi objek, peristiwa, atau
situasi. Sebagai hasil dari keterlibatan mental dan fisik mereka dalam kegiatan tersebut, peserta didik membangun hubungan,
mengamati pola, mengidentifikasi variabel, dan mempertanyakan peristiwa. Peran guru dalam tahap eksplorasi adalah sebagai
fasilitator atau pelatih. c.
Penjelasan explanation Kata “eksplanation” atau “ penjelasan” berarti tindakan atau
proses yang mana konsep, proses, atau keterampilan menjadi mudah dipahami, dan jelas. Pada fase ini, guru mengarahkan
perhatian peserta didik untuk aspek tertentu dari keterlibatan dan eksplorasi pengalaman. Pertama, guru meminta penjelasan peserta
didik untuk memberikan penjelasan mereka. Kedua, guru memperkenalkan penjelasan ilmiah atau teknologi secara langsung,
24
eksplisit dan formal. Fase ini, guru harus mendorong peserta didik untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri, meminta
bukti dan klarifikasi dari penjelasan mereka, mendengarkan secara kritis pendapat teman atau guru dan mengarahkan untuk kegiatan
diskusi. Aktifitas peserta didik pada fase ini menunjukkan pemahaman mereka, mengembangkan penjelasan berdasarkan
pengalaman sebelumnya, menggunakan bahasa formal, istilah ilmiah, dan informasi konten untuk membantu mereka dalam
meggambarkan dan menjelaskan. Hasil yang diharapkan pada fase ini adalah peserta didik mampu menemukan istilah-istilah dan
konsep yang sedang dipelajari. Kunci untuk fase ini adalah menyajikan konsep, proses, atau keterampilan singkat, sederhana,
jelas, dan langsung. Pada tahap ini guru dituntut mendorong peserta didik untuk
menjelaskan suatu konsep dengan kalimat pemikiran sendiri, meminta bukti dan klarifikasi atas penjelasan peserta didik .
d. Elaborasi elaboration
Elaboration yaitu kegiatan memperluas, memperdalam atau menerapkan konsep yang telah dipahami peserta didik. Pada fase
ini peserta didik mengaplikasikan konsep dan keterampilan berpikir dalam situasi baru yang serupa.
Pada tahap ini peserta didik menerapkan konsep dan keterampilan yang telah dipelajari dalam situasi baru atau konteks
25
yang berbeda . Dengan demikian peserta didik akan dapat belajar secara bermakna, karena telah dapat menerapkan mengaplikasikan
konsep yang baru dipelajarinya dalam situasi baru. e.
Evaluasi evaluation Pada tahap evaluasi, guru dapat mengamati pengetahuan atau
pemahaman peserta didik dalam menerapkan konsep baru. Peserta didik dapat melakukan evaluasi diri dengan mengajukan
pertanyaan terbuka dan mencari jawaban yang menggunakan observasi, bukti, dan penjelasan yang diperoleh sebelumnya.
Evaluasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Tahap evaluasi mendorong peserta didik untuk menilai pemahaman, dan
kemampuan, serta memberikan kesempatan bagi guru untuk mengevaluasi kemajuan peserta didik dalam mencapai tujuan
pendidikan. Pada tahap ini guru dapat melihat apa yang peserta didik pahami dan yang bisa dilakukan peserta didik saat ini. Tahap
ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk lebih meningkatkan pemahaman dan keterampilannya.
Siklus belajar 5E merupakan sebuah model pembelajaran yang bersifat konstruktivis yang menuntut peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran
melalui kegiatan yang disusun secara berturutan agar peserta didik dapat membangun konsep dan memahami konsep secara mendalam dan dapat
menerapkan konsep itu dalam situasi yang berbeda
26
5. Penguasaan Konsep