Sejarah Keberadaan Gambaran Umum Obyek Penelitian

44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. Sejarah Keberadaan

Rumah Susun Penjaringan Sari berada di wilayah Surabaya bagian timur tepatnya berada di wilayah Kecamatan Rungkut, dan lebih spesifik lagi berada di Kelurahan Penjaringan Sari, oleh karena itu rumah susun terebut dinamakan Rumah Susun Penjaringan Sari. Pembangunan Rumah Susun Penjaringan Sari tahap yang pertama dibangun di atas tanah bekas ganjaran Kelurahan Penjaringan Sari yang telah dibebaskan oleh Panitia Pembebasan Tanah untuk kepentingan umum Dinas Pekerjaan Umum Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya dan dibangun pada tahun 1995 oleh Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya. Pembangunan Rumah Susun Penjaringan Sari tahap pertama terdiri dari 3 blok yaitu blok A, B dan C dengan luas bangunan sekitar 9000 m 2 . Dengan rincian hunian sebagai berikut : Tabel 4.1 Jumlah Hunian Rumah Susun Penjaringan Sari I BLOK JUMLAH KAMAR RUSUN KAMAR YANG DITEMPATI FASUM MUSHOLA A 80 73 4 3 B 80 74 3 3 C 80 75 3 2 Sumber : Unit PelaksanaTeknis Dinas III Penjaringansari 2010 Berdasarkan data tersebut di atas, maka dapat dilihat bahwa pada Rumah Susun Penjaringan Sari tahap I memiliki 3 blok dimana masing-masing blok terdiri 80 unit hunian, sehingga kesluruhan hunian yang ada di Rumah Susun Penjaringan Sari tahap I adalah 240 unit hunian. Dari 240 unit hunian ada sebagian unit hunian yang digunakan sebagai fasilitas umum. Untuk blok A fasilitas umumunya tersiri dari ; 1 Pendidikan Usia Dini PAUD , 2 Perpustakaan Umum, 3 Tempat Pendidikan Alquran TPA , 4 Kantor RT. Untuk blok B fasilitas umumunya tersiri dari ; 1 Pendidikan Usia Dini PAUD , 2 Tempat Pendidikan Alquran TPA , 3 Kantor RT. Untuk blok C fasilitas umumunya tersiri dari ; 1 Pendidikan Usia Dini PAUD , 2 Tempat Pendidikan Alquran TPA , 3 Kantor RT. Serta mushola pada setiap bloknya sehingga total keseluruhan unit hunian yang dihuni adalah 222 unit hunian. Rumah Susun Penjaringan Sari tahap I diperuntukkan pada warga kota Surabaya yang terkena proyek pelebaran jalan perbantuan Bank Dunia ataupun proyek-proyek Pemerintahan Kota Surabaya, khususnya mereka yang memiliki Kartu Tanda Penduduk KTP Kota Surabaya. Pemanfaatan Rumah Susun Penjaringan Sari selain untuk warga yang terkena proyek juga diperuntukkan bagi Pegawai Negeri Sipil Dinas atau Badan lainnya di lingkungan Pemerintahan Kota Surabaya. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 21 tahun 2003, maka penetapan tarif sewa perhunian berdasarkan Perda tersebut antara lain sebagai berikut : 1. Lantai I : Rp. 20.000 per bulan 2. Lantai II : Rp. 15.000 per bulan 3. Lantai III : Rp. 10.000 per bulan 4. Lantai IV : Rp. 5.000 per bulan Selain Rumah Susun Penjaringan Sari tahap I ada juga Rumah Susun Penjaringan Sari tahap II yang dibangun pada tahun 2004 oleh Pemerintahan Propinsi Jawa Timur dengan luas kawasan sekitar 9000 m 2 Sesuai dengan Peraturan WaliKota Surabaya No. 77 tahun 2009, maka penetapan tarif sewa perhunian berdasarkan Perwali tersebut antara lain sebagai berikut : , yang diperuntukkan bagi warga Kota Surabaya yang terkena gusuran di wilayah stren kali yang berada di Kecamatan Semampir. Rumah Susun Penjaringan Sari tahap II terdiri dari 3 blok yaitu blok D, E dan F, masing-masing blok juga terdiri dari 4 lantai dengan 96 unit hunian sehingga total hunian seluruh blok sebesar 288 unit hunian dan sudah terisi penuh. Kondisi fasilitas antara Rumah Susun Penjaringan Sari tahap I dengan Rumah Susun Penjaringan Sari tahap II berbeda, pada rumah susun yang baru sudah terdapat kamar mandi dan dapur di dalam masing-masing kamar rumah susun, sedangkan rumah susun yang lama fasilitas kamar mandi dan dapur masih berupa fasilitas umum yang terdapat di masing-masing lantai. 5. Lantai I : Rp. 234.000 per bulan 6. Lantai II : Rp. 211.000 per bulan 7. Lantai III : Rp. 187.000 per bulan 8. Lantai IV : Rp. 152.000 per bulan Rumah Susun merupakan suatu kebijakan nasional, hampir di kota-kota besar yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia terdapat rumah susun yang dikelola pemerintahan setempat, tidak terkecuali di Kota Surabaya.

2. Visi dan Misi Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah