Pengertian Partisipasi Jenis-jenis Partisipasi

8. Jumlah pegawai negeri relatif banyak tetapi kurang bermutu dan asal jadi.

c. Peranan Birokrasi

Peranan merupakan serangkain perilaku yang diharapkan dilakukan oleh seseoarang. Pada tingkat organisasi berlaku bahwa semakin kita dapat memahami tepatnya keselarasan atau integritas antara tujuan dan misi organisasi. Thoha dalam Tangkilisan 2005 : 266 .

2. Konsep Pastisipasi

a. Pengertian Partisipasi

Menurut Tangkilisan 2005 : 321 partisipasi merupakan unsur yang sangat penting dan menentukan dalam usaha mencapai keberhasilan pembangunan. Pada dasarnya partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan seseorang dalam kegiatan bersama yang berkaitan dengan pelaksanaan proses pembangunan, terutama yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup. Menurut Riyadi dan Supriyadi 2003 : 66 bahwa partisipasi dikembangkan sebagai suatu strategi untuk menciptakan kesempatan baru dan untuk mengeksplorasi mengadakan penyelidikan arah pembangunan yang barusebagai konsekuensinya akibatnya,. Masyarakat akan berperan sebagai subyek pembangunan yang aktif, dan bukan sekedar sebagai obyek yang pasif. Gaventa dalam Sukardi 2009 : 47-48 juga berpendapat bahwa partisipasi warga mencakup akses warga untuk mengidentifikasi prioritas lokal, merencanakan dan melaksanakan program, dengan mendudukkan warga sebagai aktor kunci pembuat kebijakan, baik sebagai pelaksana maupun penerima manfaat dalam proses pemerintahan lokal. Pendapat yang sama juga diungkapkan Clayton dalam Sukardi 2009 : 48 yang mengungkapkan bahwa partisipasi merupakan proses dimana orang, termasuk organisasi dalam komunitasnya berkolaborasi dalam proyek dan program pembangunan. Dalam hal ini partisipasi harus mampu mendorong pembangunan yang berkesinambungan.

b. Jenis-jenis Partisipasi

Menurut Sukardi 2009 : 67 menjelaskan ada 2 dua jenis partisipasi, antara lain : 1 Partisipasi warga melalui lembaga parlemen legislatif, yang pada umumnya berlaku dalam demokrasi perwakilan, dimana aspirasi warga di representasikan oleh partai-partai politik atau anggota legislatif yang duduk di parlemen melalui sistem pemilihan umum atau referendum. Sistem perwakilan semacam ini seringkali menimbulkan ketidakpuasan warga, karena partai – partai politik dan anggota parlemen sering tidak memperjuangkan aspirasi warga tetapi memperjuangkan kepentingan partai dan kepentingan kelompok dan kepentingan individu anggota dewan. 2 Partisipasi warga tanpa melalui parlemen legislatif, atau “Participation by – passes Parliament”. Dimana warga bersama – sama dengan organisasai sosial masyarakat berperan langsung dalam menentukan kebijakan meskipun ada lembaga perwakilan legislatif. Sementara itu Vaneklasen dan Miller dalam Sirajudin 2006 : 175- 176 membagi partisipasi dalam beberapa jenis, yaitu : 1 Partisipasi Simbolis Yaitu masyarakat duduk dalam lembaga resmi tanpa melalui proses pemilihan dan tidak mempunyai kekuasaan yang sesungguhnya. 2 Partisipasi Pasif Yaitu masyarakat diberi informasi apa yang sudah diputuskan dan apa yang sudah terjadi. Pengambil keputusan menyampaikan informasi tetapi tidak mendengarkan tanggapan dari masyarakat sehingga informasi hanya berjalan satu arah yaitu dari pengambil keputusan ke masyarakat. 3 Partisipasi Konsultatif Yaitu masyarakat berpartisipasi dengan cara menjawab beberapa pertanyaan. Hasil jawaban masyarakat ini akan dianalisis oleh pihak luar untuk mengidentifikasi masalah dan cara untuk mengatasi masalah tersebut tanpa perlu memasukkan pandangan masyarakat. 4 Partisipasi dengan Insentif Material Yaitu masyarakat menyumbangkan tenaganya untuk mendapatkan makanan, uang atau imbalan lainnya. Masyarakat menyediakan sumber daya, namun tidak terlibat di dalam memutuskan apa yang dilakukan sehingga mereka tidak memiliki keterikatan untuk meneruskan partisipasinya ketika masa pemberian insentif selesai. 5 Partisipasi Fungsional Yaitu masyarakat berpartisipasi karena ada permintaan dari lembaga eksternal untuk memenuhi tujuan. Mungkin ada keputusan bersama, tetapi biasanya terjadi setelah keputusan besar telah diambil. 6 Partisipasi Interaktif Yaitu masyarakat berpartisipasi dalam mengembangkan dan menganalisa rencana kerja. Partisipasi dilihat sebagai hak, bukan hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan, prosesnya melibatkan metodologi dalam mencari perspektif yang berbeda serta menggunakan proses belajar yang terstruktur. Karena masyarakat dilibatkan dalam pengambilan keputusan maka mereka mempunyai ketertarikan untuk mempertahankan tujuan dan institusi lokal di masyarakat juga menjadi kuat. 7 Pengorganisasian Diri Yaitu masyarakat berpartisipasi dengan merencanakan aksi secara mandiri. Mereka mengembangkan kontak dengan lembaga eksternal untuk sumber daya dan saran-saran teknis yang dibutuhkan, nmun kontrol bagaiman sumber daya itu digunakan berada di tangan masyarakat sepenuhnya. Jenis partisipasi ini sangat ideal karean menunjukkan bagaimana masyarakat sudah sangat berdaya, mampu mengadvokasi dirinya sendiri masalah yang menimpanya.

3. Konsep Manajemen