Aspek-Aspek Dalam Penilaian Kredit

5. Payment Ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik, sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya. 6. Profitability Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya. 7. Protection Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

2.2.8.7. Aspek-Aspek Dalam Penilaian Kredit

Penilaian suatu kredit layak atau tidak untuk diberikan dapat dilakukan dengan menilai seluruh aspek yang ada. Menurut Kasmir 2004:107 aspek-aspek yang dinilai antara lain : 1. Aspek YuridisHukum Yang kita nilai dalam aspek ini adalah masalah legalitas badan usaha serta izin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit. Penilaian dimulai dengan akte pendirian perusahaan, sehingga dapat diketahui siapa pemilik dan besarnya modal masing-masing pemilik. Kemudian juga diteliti keabsahannya adalah sebagai berikut : a Surat Izin Usaha Industri S.I.U.I untuk sektor industri b Surat Izin Usaha Perdagangan S.I.U.P untuk sektor perdagangan. c Tanda Daftar Perusahaan TDP d Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP e Keabsahan surat-surat yang dijaminkan misalnya sertifikat tanah. f Serta hal-hal yang dianggap penting lainnya. 2. Aspek Pemasaran Dalam aspek ini yang kita nilai adalah permintaan terhadap produk yang dihasilkan sekarang ini dan dimasa yang akan dating prospeknya bagaimana. Yang perlu diteliti dalam aspek ini adalah : a Pemasaran produknya minimal 3 bulan yang lalu atau 3 tahun yang lalu. b Rencana penjualan dan produksi minimal 3 bulan atau 3 tahun yang akan datang. c Peta kekuatan pesaing yang ada. d Prospek produk secara keseluruhan. 3. Aspek Keuangan Aspek yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang dimiliki untuk membayai usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut. Disamping itu hendaknya dibuatkan cash flow daripada keuangan perusahaan. Penilaian bank dari segi aspek keuangan biasanya dengan suatu kriteria kelayakan investasi yang mencakup antara lain : a Rasio-rasio Keuangan b Payback period c Net Present Value NPV d Profitability Indek PI e Internal Rate of Return IRR f Break Even Point BEP 4. Aspek TeknisOperasi Aspek ini membahas masalah yang berkaitan dengan produksi seperti kapasitas mesin yang digunakan, masalah lokasi, lay out ruangan dan mesin-mesin termasuk jenis mesin yang digunakan. 5. Aspek Manajemen Untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya manusia yang dimiliki serta latar belakang pengalaman sumber daya manusianya. Pengalaman perusahaan dalam mengelola berbagai proyek yang ada dan pertimbangan lainnya. 6. Aspek Sosial Ekonomi Menganalisis dampaknya terhadap perekonomian dan masyarakat umum seperti : a Meningkatkan ekspor barang b Mengurangi pengangguran atau lainnya c Meningkatkan pendapatan masyarakat d Tersedianya sarana dan prasarana e Meningkatkan isolasi daerah tertentu 7. Aspek Amdal Menyangkut analisis terhadap lingkungan baik darat, air atau udara jika proyek atau usaha tersebut dijalankan. Analisis ini dilakukan secara mendalam apakah apabila kredit tersebut disalurkan maka proyek yang dibiayai akan mengalami pencemaran lingkungan di sekitarnya. 2.2.9. Teori yang Melandasi Pengaruh Pertambahan Dana, Alokasi Dana, Jumlah Anggota dan Pendapatan Koperasi Terhadap Keputusan Pemberian Kredit. Menurut Ahmed Belkaoui Dukat, 1986:142, dasar akuntansi bukanlah pemilik bukan pula kesatuan usaha akan tetapi sekelompok aktiva dan kewajiban- kewajiban yang bersangkutan serta batasan-batasan yang bersangkutan yang mengatur pemakaian aktivalah yang menjadi dasar akuntansi, yakni yang disebut “dana”. Teori dana memandang satuan usaha sebagai satuan yang terdiri dari sumber-sumber ekonomi dana dan kewajiban-kewajiban yang bersangkutan serta batasan-batasan yang bersangkutan dalam pemikiran dana tersebut. Oleh karena itu, teori dana lebih terpusat pada aktiva dalam arti bahwa teori dana lebih menitikberatkan pada administrasi dan kelayakan pemakaian aktiva. Teori Perkreditan menurut John Law Wijaya, 1991:94, bank diperbolehkan menerima deposito, memberi pinjaman, mengedarkan uang kertas bank bank notes dan menjual belikan surat-surat wesel dan lain-lain warkat dagang. Bank tidak boleh meminjam ataupun melakukan usaha dagang. Menurut Law, kebanyakan perekonomian membutuhkan lebih banyak uang, dan ini mendorong produksi dan perdagangan. Law juga mengatakan bahwa kenaikan produksi barang barang-barang diakibatkan oleh pertambahan volume uang. Teori Kuantitas yang dikemukakan Adam Smith tahun 1776 yaitu semakin banyak jumlah uang yang beredar, harga semakin tinggi, semakin sedikit jumlah uang harga semakin rendah Soule, 1994. Teori Keseimbangan Bunga menurut Keyness tahun 1936, ada suatu tingkat bunga alamiah dimana semua faktor yang berpengaruh terhadap tingkat bunga itu dalam keadaan keseimbangan Soule, 1994. Teori Laba Efisiensi Manajerial menekankan bahwa perusahaan yang dikelola secara efisien akan memperoleh laba diatas rata-rata laba normal. Sesuai dengan konsep koperasi maka orientasi usahanya lebih menekankan pada pelayanan usaha yang dapat memberikan manfaat dan kepuasan bersama para angotanya Arifin, 2001:78. Pertambahan dana mempengaruhi kebijaksanaan dalam pemberian kredit. Hal ini disebabkan karena pemasukan terbesar koperasi berasal dari simpanan anggota yang terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, beserta bunga angsuran pinjaman. Dengan demikian uang tunai yang tersedia di koperasi cukup untuk memberikan kredit bagi anggota yang mengajukan permohonan Muchlis, 2001. Alokasi dana merupakan faktor yang berperan dalam pemberian suatu kredit. Sebab dengan realisasi yang besar maka pihak bank akan mempertimbangkan besarnya kredit yang disalurkan. Dalam hal ini alokasi dana merupakan hasil yang bersumber dari donasi pemilik, hasil operasi, cadangan ekspansi dan kredit. Dengan demikian besarnya alokasi dana akan mengakibatkan jumlah kredit yang diberikan besar pula Susanti, 2001. Jumlah anggota merupakan faktor yang berperan dalam pemberian kredit. Sebab dengan semakin banyaknya jumlah anggota maka jumlah simpanan koperasi akan semakin besar dan untuk kemudian dipinjamkan kembali kepada anggota-anggota yang memerlukan bantuan modal. Dengan demikian banyaknya jumlah anggota akan mempengaruhi keputusan pemberian kredit Revrisond, 1997:100. Jumlah simpanan koperasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan akan uang oleh anggota yang membutuhkan uang tersebut sebagai modal untuk produksi sehingga menimbulkan permintaan kredit kepada koperasi. Dengan adanya jumlah uang yang beredar akan menimbulkan pinjaman kredit oleh anggota terhadap koperasi yang kemudian menimbulkan pendapatan pada KPRI “Sumber Rejeki”. Pendapatan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pemberian kredit. Pendapatan menunjukkan kemampuan koperasi dalam dalam menjalankan usahanya, sehingga untuk mengetahui besarnya kredit yang akan dikeluarkan oleh bank maka realisasi pendapatan perlu dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk memutuskan suatu kredit. Dengan realisasi pendapatan yang besar, maka bank akan mempertimbangkan besarnya kredit yang diberikan Windasari, 2001. Berdasarkan teori-teori tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pertambahan dana koperasi berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela dan bunga angsuran pinjaman serta pinjaman dari bank.. Sehingga uang tunai yang tersedia di koperasi cukup untuk memberikan kredit bagi anggota yang mengajukan permohonan. Alokasi dana merupakan faktor yang berperan dalam pemberian kredit. Sebab dengan realisasi yang besar maka pihak koperasi akan mempertimbangkan besarnya kredit yang akan disalurkan. Alokasi dana merupakan hasil yang telah diperoleh yang bersumber dari simpanan anggota, hasil operasi, cadangan dana dan kredit. Sehingga besarnya alokasi dana akan mengakibatkan jumlah kredit yang diberikan semakin besar. Jumlah anggota mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pemberian kredit. Semakin banyak anggota maka simpanan anggota akan semakin besar sehingga dapat memenuhi kebutuhan anggota yang ingin mengajukan kredit. Pendapatan menunjukkan kemampuan koperasi dalam menjalankan usahanya sehingga untuk mengetahui besarnya kredit yang akan dikeluarkan oleh koperasi, maka pendapatan perlu dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pemberian kredit. Beberapa teori diatas dapat menghasilkan beberapa variabel yaitu pertambahan dana X 1 , alokasi dana X 2 , jumlah anggota X 3 , pendapatan koperasi X 4 dan keputusan pemberian kredit Y.

2.3. Kerangka Pikir

Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu, maka dapat dibuat premis-premis yang dapat digunakan sebagai dasar yang dapat mendukung hipotesis dalam melakukan penelitian, yaitu sebagai berikut : Premis 1 : Pemberian kredit dipengaruhi oleh jumlah simpanan dan besarnya gaji Muchlis, 2001. Premis 2 : Pemberian kredit eksploitasi dipengaruhi oleh target pendapatan, realisasi pendapatan dan jaminan Windasari, 2001. Premis 3 : Pertambahan dana mempunyai pengaruh dalam pemberian kredit, hal ini disebabkan pemasukan terbesar dalam koperasi berasal dari modal sendiri dan modal pinjaman Undang-undang No.251992 pasal 41, bab VII tentang Perkoperasian. Premis 4 : Pengalokasian dana simpan pinjam dalam koperasi sangat berpengaruh dalam keputusan pemberian kredit simpan pnjam Sudarsono, 1994:172. Premis 5 : Jumlah anggota yang banyak akan mengakibatkan jumlah simpanan yang besar sehingga mempengaruhi keputusan pemberian kredit Revrisond, 1997:100. Premis 6 : Teori dana memandang satuan usaha sebagai satuan yang terdiri dari sumber-sumber ekonomi dana dan kewajiban-kewajiban yang bersangkutan serta batasan-batasan yang bersangkutan dalam pemikiran dana tersebut Dukat, 1986:142.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH) Dan Bantuan Keuangan Provinsi (BKP) Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Dengan Belanja Pelayanan Dasar Sebagai Moderating Variabel (Stud

5 68 181

Analisis Peranan Koperasi Simpan Pinjam Terhadap Pengembangan usaha Mikro dan Kecil di Kota Padangsidimpuan.

30 148 79

Analisis Perbandingan Koperasi Simpan Pinjam (KOPDIT) Dengan Koperasi Unit Desa (KUD) Di Kabupaten Karo( Studi Kasus : Kopdit Unam Dan Kud Sada Kata )

7 160 53

Analisis Sistem Pemberian Dan Penagihan Kredit Pada Koperasi Simpan Pinjam Mahanta Kabupaten Karo

3 104 62

PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL KOPERASI SIMPAN PINJAM Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Pedagang Kecil Koperasi Simpan Pinjam Putri Manunggal Kecamatan Pulokarto di Kabuapten Sukoharjo.

0 11 14

PENGARUH PERTAMBAHAN DANA DAN BESARNYA GAJI TERHADAP Jumlah PEMBERIAN KREDIT SIMPAN PINJAM PADA KPRI GURU JAYA SAMPANG MADURA.

3 4 82

1 PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP KEBERHASILAN USAHA ANGGOTA KOPERASI SIMPAN PINJAM SEPAKAT MAKMUR PEMANGKAT

0 1 9

PENGARUH PERTAMBAHAN DANA, ALOKASI DANA, JUMLAH ANGGOTA SERTA PENDAPATAN KOPERASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT SIMPAN PINJAM KPRI “SUMBER REJEKI” DUDUKSAMPEYAN KABUPATEN GRESIK

0 0 22

KATA PENGANTAR - PENGARUH PERTAMBAHAN DANA DAN BESARNYA GAJI TERHADAP Jumlah PEMBERIAN KREDIT SIMPAN PINJAM PADA KPRI GURU JAYA SAMPANG MADURA

0 0 19

EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada Koperasi Simpan Pinjam Sentra Dana SKRIPSI

0 1 167