42
siswa anggota ekstrakurikuler diharapkan memiliki kemampuan fisik yang lebih baik. Hal tersebut dapat mempengaruhi bagaimana siswa menggunakan
strategi kemandirian belajar. Strategi kemandirian belajar adalah tindakan dan proses yang dilakukan
untuk memperoleh informasi atau kemampuan oleh peserta didik. Strategi tersebut dapat berupa memanipulasi bahan ajar, merangkum, mengorganisir,
membuat catatan, berlatih dan menghafal. Strategi kemandirian belajar tersebut membutuhkan kemampuan kognitif yang terlatih. Jika dikaitkan dengan
kegiatan OSIS yang membutuhkan kemampuan kognitif dalam penyelesaian masalahnya maka dapat terjadi kemungkinan bahwa siswa yang aktif pada
kegiatan OSIS dapat menerapkan strategi kemandirian belajar yang lebih baik. Dibandingkan dengan kegiatan ekstrakurikuler bola basket yang lebih
menekankan kepada kemampuan fisik.
F. Kajian Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Anggi Puspitasari 2013 yang berjudul Self Regulated Learning Ditinjau Dari Goal Orientation Studi Komparasi Pada
Siswa SMA Negeri 1 Mertoyudan Kabupaten Magelang. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan self-regulated
learning antara siswa mastery goal dengan siswa performance goal. Penelitian tersebut menggunakan uji perbedaan dengan teknik uji-t
sehingga memperoleh nilai t=6,823 dengan nilai signifikansi atau p=0,000. Berdasarkan hasil uji analisis menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil uji
43
analisis menunjukkan bahwa self regulated learning siswa mastery goal lebih baik daripada siswa performance goal, di mana mean empirik siswa
mastery goal lebih tinggi dari mean empirik siswa performance goal 147,03129,83
2. Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Rofa Fahkrur Rozi 2014: 12 yang berjudul Kemandirian Belajar Ditinjau Dari
Lingkungan Belajar dan Keikutsertaan Siswa dalam Organisasi Sekolah pada Siswa SMK Negeir 1 Banyudono Tahun Ajaran 20132014. Hasil dari
penelitian tersebut menunjukkan bahwa lingkungan belajar dan keikutsertaan siswa dalam organisasi sekolah berpengaruh positif terhadap
kemandirian belajar. Hal ini dapat dilihat dari persamaan regresi linier sebagai berikut Y = 17,884 + 0,423X1 + 0,234X2, berdasarkan persamaan
tersebut terlihat bahwa koefisien regresi dari masing-masing variabel independen bernilai positif, artinya variabel lingkungan belajar dan
keikutsertaan siswa dalam organisasi sekolah secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kemandirian belajar.
G. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori di atas, maka dapat ditentukan hipotesis penelitian ini adalah terdapat perbedaan kemandirian belajar siswa pengurus
OSIS dengan kemandirian belajar siswa anggota ekstrakurikuler bola basket.
44
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian komparasi. Hal ini dikarenakan data yang nantinya diperoleh
berupa angka dan akan dianalisis dengan menggunakan analisis statistik. Sejalan dengan pendapat Saifuddin Azwar 2014: 5 yang berpendapat bahwa
pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal angka yang diolah dengan metode statistika.
Penelitian komparatif menurut Aswarni Sudjud dalam Suharsimi Arikunto, 2010: 310 yaitu penelitian yang akan dapat menemukan persamaan-
persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur kerja, tentang ide-ide, kritik terhadap orang, kelompok,
terhadap suatu ide atau prosedur kerja, dalam penelitian ini peneliti akan membandingkan perbedaan kemandirian belajar yang dimiliki oleh siswa
pengurus OSIS dan anggota ekstrakurikuler bola basket di SMA Negeri 1 Seyegan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada salah satu tingkat satuan pendidikan yakni SMA Negeri 1 Seyegan yang beralamat di Dusun Tegal Gentan,
Kalurahan Margoagung, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, Daerah