Terapi farmakologi Penatalaksanaan Terapi Hipertensi

Lanjutan Tabel III. Kelompok Makanan Penyajian Harian Takaran Sajian Daging tanpa lemak, daging unggas dan ikan 6 atau kurang 1 ons daging tanpa lemak, daging unggas, dan ikan yang dimasak 1 butir telur Kacang-kacangan dan biji-bijian 4-5 kaliminggu 13 gelas atau 1½ ons kacang-kacangan 2 sendok makan selai kacang 2 sendok makan atau ½ ons biji-bijian Lemak dan minyak 2-3 1 sendok teh margarin 1 sendok teh minyak sayur 1 sendok makan mayonais Manis-manisan dan penambahan gula 5 atau kurang dari 5 kaliminggu 1 sendok makan gula 1 sendok makan jeli 1 gelas lemonade sari jeruk Mengkonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi seperti sayuran, buah, dan produk rendah lemak dengan mengurangi lemak jenuh akan menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 8-14 mmHg. Pembatasan mengkonsumsi alkohol dengan tidak lebih dari dua gelas sehari 30 ml untuk laki-laki dan tidak lebih dari satu gelas sehari 15 ml untuk wanita dan orang yang memiliki kelebihan berat badan. Penghentian atau pembatasan merokok merupakan pencegahan yang paling kuat untuk penyakit kardiovaskular seperti hipertensi dan melakukan aktivitas fisik seperti olahraga WHO, 2005.

2. Terapi farmakologi

Pemilihan obat antihipertensi awal tergantung pada derajat tekanan darah untuk obat yang dipilih. Angiostensin-Converting Enzyme ACE inhibitor seperti captopril, lisinopril, enalapril, Angiotensin II Receptor Blocker ARB seperti valsartan, losartan, irbesartan, Calcium Channel Blockers CCBs seperti amlodipin, nifedipin dan diuretik thiazide HCT dapat menjadi pilihan pertama first-line. β-blocker digunakan untuk mengobati baik pada kondisi dan indikasi tertentu penyakit yang menyertai atau sebagai terapi kombinasi pertama untuk obat antihipertensi pada pasien tanpa indikasi tertentu penyakit yang menyertai. Morbiditas dan mortilitas yang lebih erat terkait dengan tekanan darah sistolik dari dua tekanan darah diastolik pada pasien umur 50 tahun keatas. Diuretik, ACE Inhibitor, dan ARB lebih memberikan manfaat dan aman pada orang tua. Penggunaan obat antihipertensi secara teratur dan taat akan mempengaruhi kondisi tekanan darah pasien Dipiro et al., 2008. Pada pedoman ESCESH manfaat utama pengobatan antihipertensi adalah penurunan tekanan darah. Pada pedoman ini diuretik tiazid, chlorthalidone, dan indapamide, beta blocker, antagonis kalsium, angiotensin converting enzyme ACE inhibitor, angiotensin receptor blockers ARB merupakan obat antihipertensi yang sesuai untuk pengobatan awal dan pemeliharaan baik sebagai monoterapi maupun dalam beberapa kombinasi. Terapi dengan ACEI dan ARB adalah paling banyak digunakan. Penelitan meta analisis menyatakan bahwa hydrochlorothiazide memiliki kemampua lebih rendah daripada chlorthalidone dalam menurunkan tekanan darah Mancia et al., 2013. Angiostensin-Converting Enzyme ACE inhibitor lebih sering digunakan dikalangan masyarakat dengan mekanisme menghambat pembentukan angiotensin II ari prekusor angiotensin I yang inaktif dan menghambat degradasi kinin yang memiliki efek vasodilatasi. Golongan Calcium Channel Blockers CCBs dapat menurunkan influks ion kalsium ke dalam sel-sel otot polos pembuluh darah sehingga menurunkan kontraktilitas jantung dan memacu aktivitas vasodilatasi Gormer, 2007.

D. Pengendalian Tekanan Darah

Dokumen yang terkait

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden yang berusia 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, D.I.Y. (faktor usia dan merokok).

0 0 2

Prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden berusia 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY pada tahun 2015 (kajian faktor umur dan jenis kelamin).

0 1 113

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40 – 75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY (kajian faktor umur dan Body Mass Index (BMI)).

0 1 98

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Kabupaten Sleman, Yogyakarta (kajian faktor sosio-ekonomi).

0 1 96

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah pada responden berusia 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman (kajian faktor usia dan tingkat pendidikan).

1 1 95

Prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta (kajian faktor umur dan jenis pekerjaan).

0 0 93

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor gaya hidup sehat.

0 0 83

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta (kajian usia dan penghasilan).

1 3 107

Prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta (kajian usia, jenis kelamin, bmi, dan risiko kardiovaskular).

0 0 83

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, di Yogyakarta (kajian faktor umur dan aktivitas fisik).

0 0 101