Macam-Macam Penilaian Kinerja LANDASAN TEORI

4. Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik Tujuan dilakukannya penilaian kinerja di sektor publik menurut Mahmudi 2011 adalah: a. Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi. b. Menyediakan sarana pembelajaran pegawai. c. Memperbaiki kinerja periode-periode berikutnya. d. Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan keputusan pemberian reward dan punishment. e. Memotivasi pegawai. f. Menciptakan akuntabilitas publik.

B. Macam-Macam Penilaian Kinerja

1. Analisis Rasio Keuangan Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nmr 1981MENKES.SK.XII2010 tentang Pedoman Akuntansi BLU Rumah Sakit, rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan rumah sakit untuk menilai kinerja suatu rumah sakit berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Jenis-jenis rasio keuangan menurut Hery 2015 dikelompokkan menjadi empat, yaitu: a. Rasio Likuiditas Rasio ini digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya yang akan segera jatuh tempo. Jenis-jenis rasio yang digunakan yaitu current ratio, quick ratio, dan cash ratio . b. Rasio Solvabilitas Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Jenis-jenis rasio yang digunakan yaitu debt to asset ratio, debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, times interest earned ratio dan ratio of owner’s equity to total assets. c. Rasio Aktivitas Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan menggunakan aset yang dimilikinya, termasuk untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang ada. Adapun jenis-jenis rasio yang digunakan, yaitu accounts receivable turn over, inventory turn over, working capital turn over, fixed assets turnover, dan total assets turnover . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d. Rasio Profitabilitas Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya. Rasio profitabilitas juga merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang dimiliki, yaitu yang berasal dari kegiatan penjualan, penggunaan aset, maupun penggunaan modal. Adapun jenis-jenis rasio yang digunakan, yaitu return on assets, return on equity, gross profit, operating profit margin, dan net profit margin. 2. Balanced Scorecard Balanced scorecard mengarahkan perhatian dan usaha personel ke sasaran-sasaran strategik di perspektif nonkeuangan karena, di perspektif nonkeuangan itulah pemacu sesungguhnya kinerja keuangan perusahaan berada. Pemacu sesungguhnya berada di perspektif non keuangan karena, nilai pasar perusahaan-perusahaan di era teknologi informasi sekarang ini lebih dipacu oleh aktiva tidak berwujud daripada aktiva berwujud Mulyadi, 2007. Balanced scorecard juga memiliki beberapa keunggulan menurut Luis dan Biromo 2007, sebagai berikut. a. Balanced scorecard dapat berfungsi sebagai alat untuk mengkomunikasikan strategi di antara pihak manajemen, karyawan, para pemegang saham, pelanggan, dan komunitas lingkungan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Balanced scorecard memberikan peluang untuk merumuskan faktor- faktor kunci penentu keberhasilan melalui konsep strategic map , baik yang tangible maupun intangible . c. Balanced scorecard menghubungkan logika antara strategi dan kinerja. Konsep ini memungkinan organisasi yang mengaitkan strategi yang dibangun dengan proses penerapannya. Proses itu pun dapat dipantau tingkat pencapaiannya dengan menyimak Key P erformance Indicator KPI di tiap perspektif. d. Dalam balanced scorecard dikenal dengan istilah hubungan sebab akibat. Setiap perspektif mempunyai serangkaian sasaran strategik yang kemudian dijelaskan hubungan sebab akibatnya. Hal tersebut menjadikan konsep ini memiliki sifat konherensi di antara variabel- variabel pemicu pertumbuhan. Masing-masing pelaku organisasi mendapat gambaran yang jelas tentang tanggung jawab mereka dalam mencapai sukses dan keterkaitannya satu sama lain dalam organisasi secara keseluruhan. Maka dari itu, setiap pelaku organisasi akan berupaya meningkatkan kerja sama tim, karena keberhasilan satu bagian akan mempengaruhi bagian lain. e. Oleh karena balanced scorecard menerjemahkan strategi ke dalam inisiatif-inisiatif strategik yang konkrit, maka organisasi dapat memanfaatkannya sebagai rujukan dalam menyusun anggaran yang terkait dengan strategi. Organisasi dapat mengetahui kegiatan apa saja yang harus dilakukan untuk mencapai target-target dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengalokasikan sumber daya yang cocok untuk dimasukkan dalam anggaran. C. Balanced Scorecard untuk Organisasi Publik Pada awalnya balanced scorecard didesain untuk organisasi bisnis yang bergerak di sektor swasta, namun pada perkembangannya balanced scorecard dapat diterapkan pada organisasi sektor publik dan organisasi nonprofit lainnya. Tujuan organisasi sektor publik adalah maksimisasi pelayanan publik. Manajer pada sektor swasta berfokus pada ukuran- ukuran kuantitatif-finansial, misalnya laba bersih, laba per lembar saham, ROI, dan sebagainya Mahmudi, 2011. Rumah Sakit Umum Daerah yang merupakan bagian dari instansi pemerintah merupakan pure nonprofit organizations , sehingga balanced scorecard dapat diterapkan dengan memodifikasi perspektif pelanggan ditempatkan di puncak, diikuti perspektif finansial, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Mahsun, 2006. 1. Perspektif Keuangan Perspektif ini terkait dengan upaya untuk meningkatkan kinerja keuangan dengan cara meningkatkan pendapatan dan mengurangi biaya Mahmudi, 2011. Menurut Riyanto dalam Mahsun 2006 Kinerja keuangan dapat diukur dari rasio laporan keuangan, antara lain rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan aktivitas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Rasio Likuiditas Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaanorganisasi dalam memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagihkewajiban jangka pendek. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan, current ratio merupakan perbandingan antara aset lancar dengan kewajiban lancar, dengan rumus sebagai berikut. Current ratio = x 100 b. Rasio Solvabilitas Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaanorganisasi dalam memenuhi kewajiban keuangannya baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio yang dipakai untuk mengukur solvabilitas rumah sakit adalah rasio modal sendiri terhadap total aset Hartati, 2012. Rasio ini menjelaskan besarnya pembiayaan kekayaan total rumah sakit yang dibiayai dari modal sendiri, dengan rumus sebagai berikut. Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aset = c. Rasio Aktivitas Rasio ini digunakan untuk menilai kemampuan perusahaanorganisasi dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Rasio ini digunakan oleh rumah sakit untuk menganalisis hubungan antara pendapatan usahaoperasional dengan investasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dalam berbagai bentuk aktiva antara lain periode perputaran piutang dan perputaran total aset Hartati, 2012. 1 Collection Period Periode Perputaran Piutang Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, rasio ini untuk mengukur berapa lamanya dana ditanamkan dalam piutang atau berapa lama penagihan piutang. Semakin kecil rasio ini maka semakin baik, karena semakin cepat piutang dilunasiterkumpul. Collection Period = 2 Total Assets Turnover Perputaran Total Aset Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, rasio ini untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aset berputar dalam satu tahun. Semakin besar rasio ini maka semakin baik, karena semakin efektif rumah sakit memanfaatkan keseluruhan hartanya untuk memperoleh pendapatan. Total Assets Turnover = Menurut Permendagri No. 61 Tahun 2007 rumah sakit pemerintah daerah yang berstatus BLUD, penilaian kinerja keuangannya dapat diukur berdasarkan tingkat kemampuan BLUD dalam: a. Memperoleh hasil usaha atau hasil kerja dari layanan yang diberikan rentabilitas b. Memenuhi kewajiban jangka pendeknya likuiditas c. Memenuhi seluruh kewajibannya solvabilitas d. Kemampuan penerimaan dari jasa layanan untuk membiayai pengeluaran, biasa disebut dengan cost recovery rate CRR. Adapun rumus dari CRR sebagai berikut. CRR = d. Rasio Profitabilitas Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya Hery, 2015. Adapun rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan rumah sakit yaitu Return on Equity ROE. Return on Equity merupakan rasio yang berguna untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang diperoleh dari penanaman modal Khoirunisa, 2014. Berikut persamaan menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Return on Equity = 2. Perspektif Pelanggan Menurut Zeithaml, Parasuraman, dan Berry dalam Hartati, 2012, terdapat lima dimensi penentu kualitas layanan yang dinamakan konsep Servqual. Kelima dimensi tersebut adalah: a. Tangibles wujud fisik adalah bentuk fisik dari gedung, peralatan, pegawai, dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki oleh providers. b. Reliabiity keandalan adalah kemampuan dalam menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat. c. Responsiveness daya tanggap adalah kerelaan untuk mendorong customers dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas. d. Assurance kepastianjaminan adalah pengetahuan dan kesopanan para pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan kepada customers. e. Emphaty adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan oleh providers kepada customers. Maka dari itu, dalam penelitian ini pengukuran untuk perspektif pelanggan akan diukur berdasarkan kelima dimensi yang sudah dijelaskan tersebut. 3. Perspektif Proses Bisnis Internal Tujuan perspektif ini adalah membangun keunggulan organisasi melalui perbaikan proses internal organisasi secara berkelanjutan. Beberapa sasaran strategik pada perspektif ini misalnya peningkatan proses layanan, perbaikan siklus layanan, peningkatan kapasitas infrastruktur, pemutakhiran teknologi, dan pengintegrasian proses layanan pelanggan. Untuk dapat meningkatkan kinerja pada perspektif proses bisnis internal, organisasi sektor publik perlu mengidentifikasi dan mengukur kompetensi inti organisasi, mengindentifikasi proses pelayanan utama, mengidentifikasi teknologi utama yang perlu dimiliki dan menentukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ukuran dan target kinerja. Identifikasi proses pelayanan diperlukan untuk mengetahui tahap yang menyebabkan pelayanan yang lambat dan proses yang tidak menambah nilai. Jika proses atau siklus utama telah teridentifikasi, organisasi dapat melakukan penyederhanaan siklus pelayanan dengan cara menghilangkan proses yang tidak menambah nilai sehingga proses pelayanan menjadi lebih cepat Mahmudi, 2005. Dalam penelitian ini untuk mengukur perspektif proses bisnis internal akan dinilai dari proses, pelayanan, sarana dan prasarana, serta kualitas. 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Beberapa sasaran strategik untuk perspektif ini antara lain peningkatan keahlian pegawai, peningkatan komitmen pegawai, peningkatan kemampuan membangun jaringan, dan peningkatan motivasi pegawai Mahmudi, 2011. Sasaran strategik ini sejalan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah faktor kemampuan dan faktor motivasi, dengan uraian sebagai berikut Keith Davis dalam Hartati, 2012. a. Kemampuan Kemampuan pegawai dipengaruhi oleh faktor pengetahuan dan keterampilan Keith Davis dalam Hartati, 2012. Secara psikologis, kemampuan pegawai terdiri dari kemampuan potensi dan kemampuan reality . Artinya, pegawai yang memiliki kemampuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI di atas rata-rata dengan pendidikan dan pengetahuan yang memadai untuk menjalankan pekerjaan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja prestasi yang diharapkan. b. Motivasi Pegawai mempunyai energi potensial. Bagaimana energi- energi dilepaskan tergantung kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia. Energi akan dimanfaatkan oleh pegawai karena didorong oleh motif, harapan, dan insentif. Pengertian dari motif, harapan, dan insentif sebagai berikut a Motif merupakan suatu perangsang keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang. Setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai, b Harapan merupakan suatu kesempatan yang diberikan terjadi karena perilaku untuk tercapainya tujuan, c Insentif merupakan memotivasi merangsang bawahan dengan memberikan hadiah imbalan kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar. Dengan demikian semangat kerja bawahan akan meningkat karena umumnya manusia senang menerima yang baik-baik Mc. Clelland 1961 dalam Hartati, 2012. Jadi, bisa dikatakan bahwa peningkatan kemampuan pegawai dan motivasi pegawai merupakan variabel penting dalam menambah nilai organisasi bagi pelanggan. Maka dari itu dalam penelitian ini variabel kemampuan pegawai dan motivasi pegawai digunakan dalam mengukur perspektif pembelaaran dan pertumbuhan.

D. Karakteristik Badan Layanan Umum Rumah Sakit