Latar Belakang masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan nasional banyak cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan itu. Cara yang dilakukan oleh pemerintah tersebut yang digalakkan pada saat ini adalah program sertifikasi guru dan tunjangan profesi. Program tersebut menjadi prioritas tahun 2008 oleh Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ditjen PMPTK. Dalam program sertifikasi ini guru diwajibkan untuk menjadi seorang yang profesional dimana untuk menentukan guru yang profesional tersebut adalah dengan uji sertifikasi. Uji sertifikasi ini meliputi proses penyusunan portofolio, penyusunan portofolio tersebut bertujuan agar guru mendapatkan point, jika point sudah mencukupi maka dapat dikatakan bahwa guru tersebut lulus uji sertifikasi dan berhak mendapat tunjangan profesi. Program pemerintah tersebut tentu sangat bagus dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan nasional, akan tetapi dalam kenyataan yang terjadi untuk kuota program sertifikasi guru tahun 20062007 menunjukkan bahwa dari 20.000 guru yang mengikuti uji sertifikasi ternyata hanya 8.839 guru saja yang lulus uji atau separuh lebih peserta tidak lulus uji sertifikasi kedaulatan Rakyat, 01092007. Melihat kenyataan di atas tentu kita dapat menilai bagaimana mutu pendidikan nasional sekaligus mutu guru di Indonesia, sehingga wajar jika sebuah pertanyaan guru seperti apa yang bermutu tersebut. Jika kita tengok kembali pengertian seorang guru, guru merupakan seorang pendidik profesional PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Guru yang profesional adalah guru yang mengenal dirinya yaitu bahwa dirinya adalah pribadi yang dipanggil untuk mendampingi peserta didik dalam belajar. Berdasarkan Undang-Undang Guru dan Dosen No 14 Tahun 2005 pasal 28 Peraturan Pemerintah tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan dikatakan bahwa guru profesional adalah guru yang memiliki empat jenis kompetensi yakni kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dari pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian adalah karakteristik pribadi yang harus dimiliki oleh guru sebagai individu yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan mereka membimbing peserta didik dalam menguasai materi yang diajarkan. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Tanpa bermaksud mengabaikan salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang guru, di sini peneliti lebih memfokuskan untuk membahas kompetensi 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 kepribadian. Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir b, dikemukakan bahwa kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian guru yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, dapat menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Kompetensi ini berkaitan dengan idealisme dan kemampuan seorang guru untuk dapat memahami dirinya sendiri dalam kapasitas sebagai pendidik. Setiap guru dituntut untuk memiliki kompetensi kepribadian yang memadai karena kompetensi ini akan melandasi atau menjadi landasan bagi kompetensi-kompetensi lainnya. Dalam hal ini, guru tidak hanya dituntut untuk mampu memaknai pembelajaran saja, akan tetapi yang paling penting adalah bagaimana dia menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik. Mulyasa 2007, 117 mengatakan bawa pribadi seorang guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan khususnya dalam kegiatan pembelajaran, karena guru berperan dalam membentuk pribadi peserta didik. Ini dapat dimaklumi karena manusia merupakan makhluk yang suka mencontoh, termasuk mencontoh pribadi gurunya dalam membentuk pribadinya. Tak heran ketika orang tua hendak mendaftarkan anaknya ke suatu sekolah, orang tua cenderung mencari tau terlebih dahulu siapa guru-guru yang akan membimbing anaknya. Berkaitan dengan kepribadian, masyarakat sering melihat berbagai faktor dalam memandang seorang guru misalnya; usia, pengalaman kerja, status sosial ekonomi, jenis kelamin, dll. 3 4 Masyarakat sering menduga bahwa guru yang usianya lebih tua cenderung mempunyai kepribadian yang lebih baik dari pada guru yang berusia lebih muda hal tersebut disebabkan karena di usia tua emosi seseorang cenderung lebih stabil dibandingkan di usia muda yang merupakan masa pencarian jati diri. Begitu juga dengan faktor pengalaman kerja, masyarakat sering menilai bahwa guru yang sudah lama bekerja cenderung lebih berkompeten dari pada guru baru karena dengan semakin lama guru bekerja maka ia sudah mendapatkan pengalaman yang lebih banyak dalam bekerja termasuk dalam menangani permasalahan-permasalahan siswa. Selain kedua faktor di atas, masyarakat juga sering menduga bahwa guru yang mempunyai latar belakang status sosial ekonomi tinggi di masyarakat, juga mempunyai kompetensi kepribadian yang baik dibandingkan dengan guru yang berasal dari status sosial ekonomi rendah karena seseorang dengan status sosial ekonomi yang tinggi cenderung mempunyai reaksi mental yang lebih baik dalam memandang hidup yaitu dengan adanya bekal kekayaan, ilmu pengetahuan, dan kehormatan dalam diri mereka. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengambil judul penelitian “Analisis Kompetensi Kepribadian Guru Ditinjau dari Usia, Pengalaman Kerja, dan Status Sosial Ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta.

B. Batasan Masalah

Dokumen yang terkait

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI KOMPETENSI GURU DAN SERTIFIKASI GURU DI SMA NEGERI Profesionalisme Guru Ditinjau Dari Kompetensi Guru Dan Sertifikasi Guru Di Sma Negeri Se-Kabupaten Boyolali Tahun 2014/2015.

0 2 12

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI KOMPETENSI GURU Profesionalisme Guru Ditinjau Dari Kompetensi Guru Dan Sertifikasi Guru Di Sma Negeri Se-Kabupaten Boyolali Tahun 2014/2015.

0 2 15

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN Profesionalisme Guru Ditinjau Dari Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi KepribadianDi SMA Negeri 1 Sragen.

0 0 17

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN DI SMA NEGERI 1 SRAGEN Profesionalisme Guru Ditinjau Dari Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi KepribadianDi SMA Negeri 1 Sragen.

0 0 14

Kompetensi guru SMA berdasarkan jenis kelamin, usia, pengalaman mengajar, dan status kepegawaian: studi kasus pada guru-guru Sekolah Menengah Atas (SMA) swasta Katolik di Kota Yogyakarta.

0 0 193

Analisis kompetensi pedagogik guru ditinjau dari usia, pengalaman kerja, dan status sosial ekonomi : studi empirik pada beberapa guru SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 0 172

Analisis kompetensi sosial guru ditinjau dari usia, pengalaman kerja, dan status sosial ekonomi : studi empirik pada beberapa guru SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 0 163

Analisis kompetensi kepribadian guru ditinjau dari usia, pengalaman, dan status sosial ekonomi: studi empiris pada guru sma di Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 161

ANALISIS KOMPETENSI SOSIAL GURU DITINJAU DARI USIA, PENGALAMAN KERJA, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI

0 0 161

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DITINJAU DARI USIA, PENGALAMAN KERJA, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI

0 0 170