20 tinggi dari pada guru yang berusia lebih muda hal tersebut disebabkan karena
di usia yang lebih matang keadaan emosi guru sudah lebih stabil sehingga kemampuan guru dalam mengendalikan emosi, memecahkan masalah, dan
sikap dalam menghadapi permasalahan sudah lebih dewasa seiring dengan perkembangan usianya.
Berdasarkan kerangka di atas, maka peneliti menurunkan hipotesis sebagai berikut:
Ha1 = Ada perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari usia
2. Analisis Kompetensi Kepribadian Guru Ditinjau dari Pengalaman
Kerja
Banyak orang meyakini bahwa kinerja masa lalu di pekerjaan yang serupa dapat dijadikan indikator terbaik dari kinerja di masa yang akan
datang, selain itu orang sering menganggap pengalaman sebagai indikator yang tepat dari kemampuan dan sikap yang berhubungan dengan pekerjaan.
Alasannya adalah semakin lama orang bekerja tentulah ia menggemari pekerjaannya tersebut dan mampu bekerja dengan baik karena lebih
kompeten di pekerjaannya Henry Simamora, 2003:206. Mulyasa 2007, 122 mengatakan bahwa stabilitas dan kematangan
emosi seorang pekerja berkembang sejalan dengan pengalaman selama dia mau
memanfaatkan pengalamannya
dalam bekerja.
Oleh sebab
itu berdasarkan pendapat kedua ahli di atas, dalam penelitian ini diduga bahwa
guru yang telah lama bekerja mempunyai kompetensi kepribadian lebih
20 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21 tinggi dari pada guru baru. Berdasarkan kerangka di atas, maka peneliti
menurunkan hipotesis sebagai berikut: Ha2 = Ada perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari pengalaman
kerja
3. Analisis kompetensi kepribadian guru ditinjau dari status sosial ekonomi
Manusia dilahirkan dari lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat yang mempunyai struktur dan tata nilai tertentu. Dengan adanya
struktur inilah dalam masyarakat terbentuk suatu status sosial ekonomi. Status sosial ekonomi merupakan kombinasi antara status sosial dengan staus
ekonomi, jadi antara status sosial dengan status ekonomi akan terus berkaitan. Ukuran status sosial ekonomi tersebut terlihat dari kekayaan, kekuasaan,
kehormatan, dan tingkat pendidikan. Masyarakat sering menggolongkan status sosial ekonomi seseorang kedalam beberapa golongan misalnya status
sosial ekonomi tinggi, status sosial ekonomi menengah, dan status sosial ekonomi rendah. Antara status tersebut biasanya terdapat perbedaan yaitu
dalam hal penampilan, reaksi mental, dan sikap sosial yang pada akhirnya mempengaruhi kepribadian seorang individu.
Muhamad Nurdin 2004, 167 mengatakan bahwa letak status seorang guru baik itu letak sosialnya dalam masyarakat maupun kondisi ekonominya
dapat mempengaruhi guru untuk tampil sebagai seorang yang profesional dalam
pekerjaannya karena
dengan terpenuhinya
kesejahteraan baik
kesejahteraan materi maupun kesejahteraan sosialnya, guru termotivasi untuk 21
22 meningkatkan
profesionalismenya sehingga
proses belajar
mengajar terlaksana dengan baik.
Berdasarkan kerangka di atas, maka peneliti menurunkan hipotesis sebagai berikut:
Ha3 = Ada perbedaan kompetensi kepribadian guru ditinjau dari status sosial ekonomi.
22 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif komparatif. Penelitian deskriptif komparatif merupakan suatu penelitian yang dimaksudkan untuk
mendeskripsikan dan membandingkan perbedaan-perbedaan dalam variabel. Jadi tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan membandingkan
kompetensi kepribadian guru di Daerah Istimewa Yogyakarta ditinjau dari usia, pengalaman kerja, dan status sosial ekonomi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas di Daerah Istimewa Yogyakarta. Waktu penelitian adalah dari bulan Juli sampai dengan Agustus
2008.
C. Subjek dan objek penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah guru Sekolah Menengah Atas di Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Objek penelitiannya
adalah kompetensi
kepribadian guru. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI