Deskriptif Variabel Penelitian Analisis Data

2. Deskriptif Variabel Penelitian

Langkah selanjutnya adalah menyajikan deskripsi data tentang variabel permodalan, pendidikan, kultur lingkungan kerja, dan jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha. Deskripsi data pada penelitian ini memaparkan harga rata-rata mean, median, modus, dan standar deviasi dari variabel bebas dalam penelitian. Adapun bentuk pendeskripsian data tersebut dengan menggunakan daftar tabulasi distribusi frekuensi untuk masing- masing variabel. Dalam memberikan penilaian masing- masing variabel digunakan Penilaian Acuan Patokan PAP tipe II Ig Masidjo, 1995:157. a. Efektivitas mengelola usaha ditinjau dari responden yang hanya menggunakan modal sendiri Banyaknya butir kuesioner yang sahih untuk variabel ini berjumlah 21 item. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa skor tertinggi 105 dan skor terendah 67 dengan mean = 78,91; median = 77,96; dan standar deviasi = 6,61. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 120-121. Berikut ini disajikan tabel interpretasi efektivitas mengelola usaha ditinjau dari responden yang hanya menggunakan modal sendiri dengan menggunakan PAP Tipe II. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.6 Interpretasi Efektivitas Mengelola Usaha Ditinjau Dari Responden yang Hanya Menggunakan Modal Sendiri Sumber : data penelitian diolah Berdasarkan kategori penilaian di atas, maka rata-rata skor mean, median, dan modus data efektivitas mengelola usaha pada responden yang hanya menggunakan modal sendiri berada pada skor 76 – 89. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa efektivitas mengelola usaha pada responden yang hanya menggunakan modal sendiri dikatakan tinggi. b. Jiwa kewirausahaan ditinjau dari responden yang hanya menggunakan modal sendiri Banyaknya butir kuesioner yang sahih untuk variabel ini berjumlah 34 item. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa skor tertinggi 161 dan skor terendah 97 dengan mean = 124,77; median = 124,87; modus = 125,46; dan standar deviasi = 10,89. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 122. Berikut ini disajikan tabel interpretasi jiwa kewirausahaan ditinjau dari responden yang hanya menggunakan modal sendiri dengan menggunakan PAP Tipe II. Kategori f Persentase Interpretasi 89 3 5,66 Sangat tinggi 76 – 89 34 64,15 Tinggi 68 – 75 15 28,30 Cukup 60 – 67 1 1,89 Rendah 60 Sangat rendah 53 100 Tabel 4.7 Interpretasi Jiwa Kewirausahaan Ditinjau Dari Responden yang Hanya Menggunakan Modal Sendiri Sumber : data penelitian diolah Berdasarkan kategori penilaian di atas, maka rata-rata skor mean, median, dan modus data jiwa kewirausahaan pada responden yang hanya menggunakan modal sendiri berada pada skor 124 – 144. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jiwa kewirausahaan pada responden yang hanya menggunakan modal sendiri dikatakan tinggi. c. Efektivitas mengelola usaha ditinjau dari responden yang menggunakan modal sendiri dan modal asing. Banyaknya butir kuesioner yang sahih untuk variabel ini berjumlah 21 item. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa skor tertinggi 85 dan skor terendah 71 dengan mean = 79,69; median = 80,81; modus = 80,4; dan standar deviasi = 2,99. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 123-124. Berikut ini disajikan tabel interpretasi efektivitas mengelola usaha ditinjau dari responden yang hanya menggunakan modal sendiri dan modal asing dengan menggunakan PAP Tipe II. Kategori f Persentase Interpretasi 144 4 7,55 Sangat tinggi 124 – 144 26 49,06 Tinggi 110 – 123 20 37,74 Cukup 97 – 109 3 5,66 Rendah 97 Sangat rendah 53 100 Tabel 4.8 Interpretasi Efektivitas Mengelola Usaha Ditinjau Dari Responden yang Menggunakan Modal Sendiri dan Modal Asing Sumber : data penelitian diolah Berdasarkan kategori penilaian di atas, maka rata-rata skor mean, median, dan modus data efektivitas mengelola usaha pada responden yang menggunakan modal sendiri dan modal asing berada pada skor 76 – 89. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa efektivitas mengelola usaha pada responden ya ng menggunakan modal sendiri dan modal asing dikatakan tinggi. d. Jiwa kewirausahaan ditinjau dari responden yang menggunakan modal sendiri dan modal asing Banyaknya butir kuesioner yang sahih untuk variabel ini berjumlah 34 item. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa skor tertinggi 134 dan skor terendah 106 dengan mean = 124; median = 127,5; modus = 132; dan standar deviasi = 9,03. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 125. Berikut ini disajikan tabel interpretasi jiwa kewirausahaan ditinjau dari responden yang hanya menggunakan modal sendiri dan modal asing dengan menggunakan PAP Tipe II. Kategori f Persentase Interpretasi 89 Sangat tinggi 76 – 89 14 82,35 Tinggi 68 – 75 3 17,65 Cukup 60 – 67 Rendah 60 Sangat rendah 17 100 Tabel 4.9 Interpretasi Jiwa Kewirausahaan Ditinjau Dari Responden yang Menggunakan Modal Sendiri dan Modal Asing Sumber : data penelitian diolah Berdasarkan kategori penilaian di atas, maka rata-rata skor mean, median, dan modus data jiwa kewirausahaan pada responden yang menggunakan modal sendiri dan modal asing berada pada skor 124 – 144. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jiwa kewirausahaan pada responden yang hanya menggunakan modal sendiri dan modal asing dikatakan tinggi. e. Efektivitas mengelola usaha ditinjau dari responden yang berpendidikan rendah. Banyaknya butir kuesioner yang sahih untuk variabel ini berjumlah 21 item. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa skor tertinggi 105 dan skor terendah 67 dengan mean = 79; median = 77,93; modus = 77,27; dan standar deviasi = 7,21. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 126-127. Berikut ini disajikan tabel interpretasi efektivitas mengelola usaha ditinjau dari responden yang berpendidikan rendah dengan menggunakan PAP Tipe II. Kategori f Persentase Interpretasi 144 Sangat tinggi 124 – 144 9 52,94 Tinggi 110 – 123 7 41,18 Cukup 97 – 109 1 5,88 Rendah 97 Sangat rendah 17 100 Tabel 4.10 Interpretasi Penilaian Efektivitas mengelola usaha ditinjau dari responden yang berpendidikan rendah Sumber : data penelitian diolah Berdasarkan kategori penilaian di atas, maka rata-rata skor mean, median, dan modus data efektivitas mengelola usaha pada responden yang berpendidikan rendah berada pada skor 76 – 89. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa efektivitas mengelola usaha pada responden yang berpendidikan rendah dikatakan tinggi. f. Jiwa kewirausahaan ditinjau dari responden yang berpendidikan rendah. Banyaknya butir kuesioner yang sahih untuk variabel ini berjumlah 34 item. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa skor tertinggi 154 dan skor terendah 110 dengan mean = 127; median = 126,68; modus = 127; dan standar deviasi = 9,24. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 128. Berikut ini disajikan tabel interpretasi jiwa kewirausahaan ditinjau dari responden yang berpendidikan rendah dengan menggunakan PAP Tipe II. Kategori f Persentase Interpretasi 89 2 6,25 Sangat tinggi 76 – 89 19 59,38 Tinggi 68 – 75 11 34,37 Cukup 60 – 67 Rendah 60 Sangat rendah 32 100 Tabel 4.11 Interpretasi Penilaian jiwa kewi rausahaan ditinjau dari responden yang berpendidikan rendah Sumber : data penelitian diolah Berdasarkan kategori penilaian di atas, maka rata-rata skor mean, median, dan modus data jiwa kewirausahaan pada responden yang berpendidikan rendah berada pada skor 124 – 144 . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jiwa kewirausahaan pada responden yang berpendidikan rendah dikatakan tinggi. g. Efektivitas mengelola usaha ditinjau dari responden yang berpendidikan tinggi. Banyaknya butir kuesioner yang sahih untuk variabel ini berjumlah 21 item. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa skor tertinggi 96 dan skor terendah 67 dengan mean = 79,39; median = 79,44; modus = 79,63; dan standar deviasi = 4,85. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 129-130. Berikut ini disajikan tabel interpretasi efektivitas mengelola usaha ditinjau dari responden yang berpendidikan tinggi dengan menggunakan PAP Tipe II. Kategori f Persentase Interpretasi 144 1 3,13 Sangat tinggi 124 – 144 20 62,5 Tinggi 110 – 123 10 31,25 Cukup 97 – 109 1 3,13 Rendah 97 Sangat rendah 32 100 Tabel 4.12 Interpretasi Penilaian Efektivitas mengelola usaha ditinjau dari responden yang berpendidikan tinggi Sumber : data penelitian diolah Berdasarkan kategori penilaian di atas, maka rata-rata skor mean, median, dan modus data jiwa kewirausahaan pada responden yang berpendidikan rendah berada pada skor 76 – 89. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa efektivitas mengelola usaha pada responden yang berpendidikan tinggi dikatakan tinggi. h. Jiwa kewirausahaan ditinjau dari responden yang berpendidikan tinggi. Banyaknya butir kuesioner yang sahih untuk variabel ini berjumlah 34 item. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa skor tertinggi 161 dan skor terendah 97 dengan mean = 124; median = 124; modus = 125,1; dan standar deviasi = 11,71. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 131. Berikut ini disajikan tabel interpretasi jiwa kewirausahaan ditinjau dari responden yang berpendidikan tinggi dengan menggunakan PAP Tipe II. Kategori f Persentase Interpretasi 89 1 2,63 Sangat tinggi 76 – 89 29 76,32 Tinggi 68 – 75 7 18,42 Cukup 60 – 67 1 2,63 Rendah 60 Sangat rendah 38 100 Tabel 4.13 Interpretasi Penilaian jiwa kewirausahaan ditinjau dari responden yang Berpendidikan tinggi Sumber : data penelitian diolah Berdasarkan kategori penilaian di atas, maka rata-rata skor mean, median, dan modus data jiwa kewirausahaan pada responden yang berpendidikan tinggi berada pada skor 124 – 144. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jiwa kewirausahaan pada responden yang berpendidikan tinggi dikatakan tinggi. i. Kultur Lingkungan Kerja 1 Ditinjau dari dimensi power distance Banyaknya butir kuesioner yang sahih untuk variabel ini berjumlah 6 item. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa mean = 24,84; median = 24; modus =24; dan standar deviasi = 1,358. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 132. Berikut ini disajikan tabel interpretasi kultur lingkungan kerja pada dimensi power distance dengan menggunakan PAP Tipe II. Kategori f Persentase Interpretasi 144 1 2,63 Sangat tinggi 124 – 144 17 44,74 Tinggi 110 – 123 16 42,10 Cukup 97 – 109 4 10,53 Rendah 97 Sangat rendah 38 100 Tabel 4.14 Interpretasi Kultur Lingkungan Kerja Ditinjau dari Dimensi Power Distance Sumber : data penelitian diolah Berdasarkan kategori penilaian di atas, maka rata-rata skor mean, median, dan modus data kultur lingkungan kerja pada dimensi power distance berada pada skor 22 – 25. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden adalah responden yang power distance rendahnya berkualitas tinggi. 2 Ditinjau dari dimensi individualism versus collectivism Banyaknya butir kuesioner yang sahih untuk variabel ini berjumlah 5 item. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa mean = 19,97; median = 20; modus = 20; dan standar deviasi = 1,629. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 132. Berikut ini disajikan tabel interpretasi kultur lingkungan kerja pada dimensi individualism versus collectivism dengan menggunakan PAP Tipe II. Kategori f Persentase Interpretasi 25 20 28,57 Sangat Tinggi 22 – 25 50 71,43 Tinggi 19 – 21 Cukup 17 – 18 Rendah 17 Sangat Rendah 70 100 Tabel 4.15 Interpretasi Kultur Lingkungan Kerja Ditinjau dari Individualism versus Collectivism Sumber : data penelitian diolah Berdasarkan kategori penilaian di atas, maka rata-rata skor mean, median, dan modus data kultur lingkungan kerja pada dimensi individualism versus collectivism berada pada skor 18 – 21. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden adalah responden yang collectivism nya tinggi. 3 Ditinjau dari dimensi femininity versus masculinity Banyaknya butir kuesione r yang sahih untuk variabel ini berjumlah 6 item. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa mean = 24,59; median = 24; modus = 24,1; dan standar deviasi = 1,869. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 133. Berikut ini disajikan tabel interpretasi kultur lingkungan kerja pada dimensi femininity versus masculinity dengan menggunakan PAP Tipe II. Kategori f Persentase Interpretasi 21 10 14,29 Sangat Tinggi 18 – 21 56 80 Tinggi 16 – 17 3 4,29 Cukup 14 – 15 1 1,43 Rendah 14 Sangat Rendah 70 100 Tabel 4.16 Interpretasi Kultur Lingkungan Kerja Ditinjau dari Femininity versus Masculinity Sumber : data penelitian diolah Berdasarkan kategori penilaian di atas, maka rata-rata skor mean, median, dan modus data kultur lingkungan kerja pada dimensi femininity versus masculinity berada pada skor 22 – 25. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden adalah responden yang masculinitynya tinggi. 4 Ditinjau dari dimensi uncertainty avoidance Banyaknya butir kuesioner yang sahih untuk variabel ini berjumlah 4 item. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa mean = 15,77; median = 16; modus = 16; dan standar deviasi = 1,395. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 134. Berikut ini disajikan tabel interpretasi kultur lingkungan kerja pada dimensi uncertainty avoidance dengan menggunakan PAP Tipe II. Kategori f Persentase Kategori 25 17 24,29 Sangat Tinggi 22 – 25 52 74,29 Tinggi 19 – 21 Cukup 17 – 18 1 1,43 Rendah 17 Sangat Rendah 70 100 Tabel 4.17 Interpretasi Kultur Lingkungan Kerja Ditinjau dari Uncertainty Avoidance Sumber : data penelitian diolah Berdasarkan kategori penilaian di atas, maka rata-rata skor mean, median, dan modus data kultur lingkungan kerja pada dimensi uncertainty avoidance berada pada skor 15 – 17. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden uncertainty avoidance rendahnya berkualitas tinggi.

3. Uji Normalitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh permodalan, pendidikan dan kultur lingkungan kerja terhadap manajemen usaha dengan jiwa kewirausahaan sebagai pemoderator : kasus sentra industri bakpia Jl. Laksa Adisucipto Yogyakarta.

0 1 159

Pengaruh permodalan, pendidikan dan kultur lingkungan kerja terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha : studi kasus sentra industri kerajinan kulit Manding Bantul, Yogyakarta.

0 0 185

Pengaruh permodalan, pendidikan dan kultur lingkungan kerja terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.

0 2 188

Pengaruh permodalan, pendidikan, dan kultur lingkungan kerja terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha : studi kasus sentra industri Genteng Desa Berjo Godean Yogyakarta.

0 0 165

Pengaruh permodalan, pendidikan dan kultur lingkungan kerja terhadap manajemen usaha dengan jiwa kewirausahaan sebagai pemoderator kasus sentra industri bakpia Jl. Laksa Adisucipto Yogyakarta

0 4 157

PENGARUH PERMODALAN, PENDIDIKAN, DAN KULTUR LINGKUNGAN KERJA TERHADAP HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN EFEKTIVITAS MENGELOLA USAHA

0 0 175

SKRIPSI PENGARUH PERMODALAN, PENDIDIKAN, DAN KULTUR LINGKUNGAN KERJA TERHADAP HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN EFEKTIVITAS MENGELOLA USAHA

0 0 214

PENGARUH PERMODALAN, PENDIDIKAN, DAN KULTUR LINGKUNGAN KERJA TERHADAP HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN EFEKTIVITAS MENGELOLA USAHA

0 0 163

Pengaruh permodalan, pendidikan dan kultur lingkungan kerja terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha - USD Repository

0 0 186

Pengaruh permodalan, pendidikan dan kultur lingkungan kerja terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha : studi kasus sentra industri kerajinan kulit Manding Bantul, Yogyakarta - USD Repository

0 0 183