1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil seperti sekarang ini menuntut orang untuk bertindak ekonomis dalam kehidupan sehari-hari. Hal
tersebut disebabkan oleh sulitnya mencari lapangan pekerjaan. Mereka berlomba- lomba untuk mencari pekerjaan walaupun lapangan pekerjaan
sekarang ini sangat sempit. Realita yang terjadi di masyarakat, sebagian besar dari mereka
menempuh berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka melalui lembaga formal dan non formal swasta. Banyak diantara mereka yang
berhasil berwirausaha dalam bidang non formal yaitu keberhasilan menciptakan karya bagi diri mereka dan kemudian berbagi untuk orang lain.
Para wirausaha sebenarnya telah memberikan kontribusi bagi pertumbuhan perekonomian Nasional. Seperti yang dikatakan Hardjoseputro 1987:5,
bahwa salah satu sarana untuk memerangi kemiskinan adalah menciptakan manusia yang terdidik dan terlatih untuk mampu bekerja produktif, sehingga
bukan saja mampu mencari pekerjaan sebagai tenaga kerja, tetapi juga mampu menciptakan pekerjaan untuk diri sendiri dan mampu menciptakan kerja bagi
orang lain. Dengan kata lain, mereka yang berhasil mendirikan usaha adalah mereka yang mempunyai kemampuan dalam mengelola usaha yang didasari
adanya jiwa kewirausahaan kultur lingkungan kerja yang mendukung, pendidikan serta permodalan yang dimiliki.
Para wirausaha adalah individu- individu yang berorientasi kepada tindakan dan bermotivasi tinggi, serta berani mengambil risiko dalam
mengejar tujuannya Hardjoseputro, 1987:27. Jiwa kewirausahaan meliputi sifat-sifat dan ciri-ciri yang dimiliki oleh seorang wirausaha agar sukses
dalam menjalankan usaha. Ciri-ciri wirausaha antara lain percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambil risiko, kepemimpinan,
orisinalitas, dan berorientasi ke masa depan. Modal merupakan faktor penting dan sangat menentukan untuk dapat
memulai dan mengembangkan suatu usaha. Seringkali pengertian modal dikaitkan dengan uang padahal modal dalam berwirausaha bukan hanya uang.
Pada awal membangun suatu usaha, wirausaha biasanya hanya menggunakan tabungan pribadi sebagai modal. Adapula wirausaha yang mencari tambahan
modal dari pihak lain yaitu bank, investor, dan lain sebagainya. Segala sesuatu yang bisa dijadikan modal selain uang antara lain,
pikiran, kesempatan, waktu, pendidikan, dan pengalaman. Pikiran jika digunakan semaksimal mungkin akan menghasilkan suatu ide yang
mendorong manusia untuk berpikir kreatif. Berpikir kreatif ini dapat direalisasikan dengan menciptakan nilai suatu barang dan jasa melalui
inovasi. Kebanyakan wirausaha yang berhasil bukan atas ide sendiri tetapi hasil pengamatan dan penerapan ide- ide orang lain dan bisa menjadi peluang.
Pendidikan dan pengalaman yang diperoleh oleh seseorang juga merupakan modal yang penting. Pendidikan yang mereka dapat baik formal
maupun non formal secara langsung bisa diterapkan dalam menjalankan usaha. Meskipun banyak kita jumpai di lingkungan sekitar kita, orang yang
berwirausaha kebanyakan tidak menempuh pendidikan yang tinggi. Sebagian besar dari mereka hanya menempuh sampai pendidikan menengah atau
kejuruan atau mengikuti latihan- latihan kerja. Pengalaman kegagalan seorang wirausaha dapat dijadikan sebagi acuan dan semangat untuk semakin
meningkatkan usaha yang sedang dijalani. Kinerja usaha seorang wirausaha tidak bisa terlepas dari lingkungan
kerjanya. Kultur lingkungan kerja yang baik akan mendukung proses dalam menjalankan usaha. Kultur lingkungan disini bukan hanya secara fisik tetapi
juga hubungan antar karyawan dan hubungan pimpinan dengan karyawan. Terkadang lingk ungan kerja yang tidak nyaman membuat karyawan enggan
atau malas bekerja atau yang sering terjadi yaitu adanya konflik antara pimpinan dengan karyawannya. Selain itu, pimpinan juga harus bekerja lebih
baik sehingga usaha bisa berjalan dengan efektif. Denga n demikian jiwa kewirausahaan, pendidikan yang tinggi,
permodalan yang cukup, dan kultur lingkungan kerja yang mendukung, seorang wirausaha akan berhasil menjalankan usahanya. Peran usaha kecil
bagi perekonomian Nasional memang sangat besar. Hal ini sesuai dengan kondisi negara Indonesia yang akan menuju ke arah industrialisasi. Untuk
dapat menjadi negara industri yang kuat, sikap mental bangsa harus pula PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diubah sesuai dengan sikap mental yang dituntut oleh industri, terutama sikap mental berdisiplin, sigap dan cekatan, dan cermat. Seperti watak yang dimiliki
seorang wirausaha antara lain kepercayaan, tidak tergantung orang lain, tekun dan tabah, bekerja keras, suka pada tantangan, inovatif dan kreatif serta
memp unyai pandangan ke depan Hardjoseputro, 1987:27. Dengan melihat hal di atas, peneliti mengambil judul penelitian tentang “Pengaruh
Permodalan, Pendidikan, dan Kultur Lingkungan Kerja Terhadap Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan dengan Efektivitas Mengelola Usaha”
B. Identifikasi Masalah