25
3. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kinerja
perusahaan dalam menghasilkan laba. 4.
Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi utang – utangnya.
5. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan sumber–
sumber pendanaan perusahaan. 6.
Menyediakan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai dalam memperkirakan arus kas masuk kedalam perusahaan.
2.2.2. Belajar
2.2.2.1. Pengertian Belajar
Tingkat pemahaman dapat diperoleh melalui proses pembelajaran. Menurut Purwanto 1990: 102, belajar adalah suatu proses yang
menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan kecakapan. Sedangkan Slameto 2003 : 2, mendefinisikan
belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
2.2.2.2. Metode Belajar
Slameto 2003:82, metode belajar adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Belajar bertujuan
26
untuk mendapatkan pengetahuan, kecakapan dan keterampilan, cara-cara yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan belajar juga akan
mempengaruhi belajar itu sendiri. Kebiasaan belajar dapat dibentuk melalui :
a. Membuat jadwal dan pelaksanaannya.
b. Membaca dan membuat catatan.
c. Mengulangi bahan pelajaran
d. Konsentrasi.
e. Mengerjakan tugas.
2.2.2.3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Belajar
Keberhasilan belajar tergantung dari beberapa faktor. Purwanto 1990 : 102, mengemukakan, bahwa faktor–faktor yang mempengaruhi
belajar dibedakan menjadi dua golongan, yaitu : a.
Faktor yang ada dalam individu itu sendiri yang disebut faktor individual, seperti :
1. Faktor kematangan pertumbuhan
2. Faktor kecerdasan
3. Faktor latihan
4. Faktor motivasi
5. Faktor pribadi
b. Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial, seperti :
1. Faktor keluarga
27
2. Faktor pengajar atau guru
3. Faktor cara mengajar
4. Faktor alat yang digunakan dalam belajar mengajar
5. Faktor lingkungan
6. Faktor kesempatan yang tersedia
Slamento 2003 : 54, menyatakan faktor–faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua golongan yaitu :
a. Faktor intern, merupakan faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar seperti : 1.
Kesehatan 2.
Intelejence 3.
Minat 4.
Bakat 5.
Motivasi 6.
Kematangan 7.
Kelelahan b.
Faktor ekstern merupakan faktor yang ada diluar individu seperti : 1.
Keluarga 2.
Sekolah, yang meliputi: a.
Metode mengajar b.
Kurikulum c.
Alat pelajaran dan sebagainya.
28
Slameto 2003 : 128, mengemukakan bahwa faktor–faktor lain seperti sikap, kesehatan fisik dan mental, kepribadian, ketekunan, dan
lain–lain perlu dipertimbangkan sebagai faktor–faktor yang turut mempengaruhi belajar.
Dari ketiga pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor intern dan faktor ekstern sangat mempengaruhi mahasiswa dalam kegiatan
perkuliahan atau proses belajar mengajar.
2.2.2.2.1.Minat 2.2.2.2.1.1. Pegertian Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya
adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri sendiri. Semakin kuat atau dekat hubungan
tersebut, semakin besar minat. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuati dipelajari dan
mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat – minat baru. Slameto, 2003:180
2.2.2.2.2.Motivasi 2.2.2.2.2.1.Pengertian Motivasi
Beberapa pendapat para ahli mengenai motivasi yang dikemukakan aleh Purwanto 1990 : 72, antara lain :
29
1. Duncan, dalam buku organitatuonal behavior mengemukakan: “di
dalam konsep manajemen, motivasi berarti setiap usaha yang disadari untuk mempengaruhi perilaku seseorang agar
meningkatkan kemampuannya secara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi”.
2. Menurut Vroom, motivasi mengacu pada suatu proses
mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap bermacam- macam bentuk kegiatan yang dikehendaki.
3. Menurut John P.Kambel, motivasi merupakan suatu proses
mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap bermacam- macam bentuk kegiatan yang dikehendaki, dimana motivasi
mencakup di dalamnya arah atau tujuan tingkah laku, kekuatan respon, dan kegigihan tingkah laku.
4. Hoy dan Miskel dalam buku educational administration 1982 :
137, mengemukakan bahwa motivasi dapat didefinisikan sebagai kekuatan kompleks, dorongan–dorongan, kebutuhan–kebutuhan,
pertanyaan–pertanyaan ketegangan atau mekanisme–mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan–kegiatan yang
diinginkan kearah pencapaian tujuan–tujuan personal. Berdasarkan pendapat–pendapat yang dikemukakan para
ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga
30
tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
2.2.2.2.2.2.Tujuan Motivasi
Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk
melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu Purwanto, 1990 : 73.
2.2.2.2.2.3.Teori Motivasi
Purwanto 1990: 74, mengemukakan beberapa teori motivasi, yaitu :
a. Teori Hedonisme
Hedonisme suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari
kesenangan hedone yang bersifat duniawi. Implikasi dari teori ini adalah anggapan bahwa semua orang akan cenderung
menghindari hal – hal yang sulit dan menyusahkan, atau yang mengandung resiko berat dan lebih suka melakukan sesuatu yang
mendatangkan kesenangan baginya. b.
Teori Naluri Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu
pokok yang disebut juga naluri, yaitu :
31
- dorongan nafsu naluri mempertahankan diri,
- dorongan nafsu naluri mengembangkan diri, dan
- dorongan nafsu naluri mempertahankan jenis.
Dengan dimilikinya ketiga naluri pokok itu, maka kebiasaan–kebiasaan dan tingkah laku manusia yang dilakukannya
sehari–hari mendapat dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri itu. Oleh karena itu, untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan
naluri mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan. c.
Teori reaksi yang Dipelajari atau Teori Lingkungan Kebudayaan Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku
manusia tidak berdasarkan naluri – naluri, tetapi berdasarkan pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu
hidup. Orang belajar sangat banyak dari banyak kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesarkan.
d. Teori Daya Pendorong
Teori ini merupakan perpaduan antara teori naluri dan teori reaksi yang dipelajari. Daya pendorong adalah semacam naluri,
tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum.
e. Teori Kebutuhan
Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada dasarnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya,
baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis.
32
2.2.2.2.3.Sikap 2.2.2.2.3.1.Pengertian Sikap
Menurut Slameto 2003:188, sikap merupakan sesuatu yang dipelajari, dan sikap menentukan bagaimana individu bereaksi
terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan. Pada umumnya rumusan–rumusan mengenai sikap
mempunyai persamaan unsur, yaitu adanya kesediaan untuk merespon suatu situasi. Sikap selalu berkenaan dengan suatu objek, dan sikap
terhadap objek ini disertai dengan perasaan positif atau negatif. Orang akan mempunyai sikap positif terhadap suatu objek yang bernilai
dalam pandangannya, dan ia akan bersikap negatif terhadap objek yang dianggapnya tidak bernilai dan atau juga merugikan. Sikap ini
kemudian yang mendasari dan mendorong kearah sejumlah perbuatan yang satu sama lain berhubungan.
2.2.2.2.4.Kualitas dan Potensi Dosen Pengajar
Dalam proses belajar mengajar, tenaga pengajar mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa
untuk mencapai tujuan. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu
proses yang dinamis dalam segala frase dan proses perkembangan anak didiknya. Slameto, 2003:97
33
Purwanto 1990: 104, dalam proses belajar mengajar, faktor tenaga pengajar dan cara mengajarnya merupakan faktor yang penting
pula. Bagaimana sikap dan kepribadian tenaga pengajar, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh tenaga pengajar, dan bagaimana cara
tenaga pengajar itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai.
2.2.2.2.4.1.Pengertian Mengajar
Pada dasarnya mengajar adalah mengusahakan terciptanya suatu situasi yang memungkinkan berlangsungnya proses belajar. Dengan
demikian dengan jelasnya tujuan pengajaran, cara dan sarana yang digunakan dalam kegiatan mengajar dapat dirancang sedemikian
hingga prose belajar dapat berlangsung dengan optimal. Dari pihak anak didik yang belajar, tujuan dan rancangan tersebut memberinya
pengetahuan tentang kemampuan, kegiatan dan materi apa yang harus dipelajari pengetahuan ini dapat berguna sebagai pedoman belajarnya.
Dengan demikian mengajar adalah kegiatan terorganisasi yang bertujuan untuk membantu dan menggairahkan anak didiknya
belajar.Slameto, 1991 : 84
2.2.2.2.4.2.Prinsip-prinsip Mengajar yang Efektif
Menurut Mahmud 1989: 23, mengajar yang efektif meliputi tiga langkah, yaitu :
34
1. Langkah sebelum mengajar, meliputi :
a. Menentukan tujuan pengajaran, baik tujuan jangka panjang
maupun tujuan jangka pendek. b.
Memilih strategi mengajar untuk memilih tujuan-tujuan tersebut dan mengumpulkan bahan-bahan pengetahuan serta
keterampilan yang berguna untuk mengjar tersebut. c.
Menyadari tingkat kesiapan anak didiknya untuk menerima materi- materi yang diajarkan.
d. Merencanakan cara penilaian.
2. Langkah pelaksanaan mengajar
Langkah ini berupa pelaksanaan strategi–strategi yang telah dirancang untuk membawa anak didik mencapai tujuan
pengajaran. Pada umumnya langkah ini meliputi komunikasi, kepemimpinan, motivasi dan kontrol.
3. Langkah sesudah mengajar
Langkah ini berupa pengukuran dan penelitian hasil mengajar sehubungan dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tenga
pengajar sebelum mengajar. Dari proses penilaian ini dapat diketahui efektif tidaknya proses mengajar, tepat tidaknya tujuan
pengajaran, seberapa tinggi tingkat kesiapan anak didik, tepat tidaknya strategi mengajar yang digunkana dan bahkan derajat
relevansi dan ketepatan prosedur penilaian yang ditempuh.
35
2.2.2.2.5.Media Pendidikan 2.2.2.2.5.1.Pengertian Media Pendidikan
Media pendidikan menurut Gagne 1970, adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan mahasiswa yang dapat merangsangnya
untuk belajar, sedangkan Briggs 1970 berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan secara merangsang
mahasiswa untuk belajar Sadiman,1986: 6. Menurut Hamalik 1989:12, media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang
digunakan dalam rangka untuk lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara dosen dan mahasiswa dalam proses pendidikan dan
pengajaran di kampus. Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
media pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima yang dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat mahasiswa sehingga terjadi proses belajar.
2.2.2.2.5.2.Manfaat Media Pendidikan
Menurut Encyclopedia of Educationel Research dalam Hamalik 1989: 15, manfaat media pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Meletakkan dasar – dasar yang konkrit untuk berpikir.
2. Memperbesar perhatian para mahasiswa.
3. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar
36
4. Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan
kegiatan berusaha sendiri di kalangan mahasiswa. 5.
Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinou. 6.
Membantu tumbuhnya pengertian, sehingga membantu per- kembangan kemampuan berbahasa.
7. Memberikan pengalaman–pengalaman yang tidak mudah diperoleh
dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisien yang lebih banyak dalam belajar.
2.2.3. Pemahaman Akuntansi